Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik KH Yahya Zainul Maarif, atau lebih dikenal dengan panggilan Buya Yahya, kembali memberikan pandangan menarik mengenai perempuan dalam perspektif Islam. Dalam salah satu ceramahnya, ia mengibaratkan perempuan lebih mulia dibandingkan permata.
Melalui analogi sederhana namun mendalam, Buya Yahya menggambarkan bahwa perempuan, sebagai makhluk yang agung, memiliki keistimewaan yang harus dijaga dengan baik. Ia mengajak umat Islam untuk memahami pentingnya menjaga kehormatan perempuan.
Advertisement
Seperti dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @albahjah-tv, Buya Yahya menjelaskan bahwa permata saja dijaga dengan sangat hati-hati, apalagi perempuan yang memiliki kedudukan jauh lebih mulia.
Advertisement
“Kalau kita bicara permata, perempuan jauh lebih mulia dari permata. Ternyata permata pun harus dijaga. Ditutup rapat-rapat, disimpan di peti. Petinya taruh di lemari, lemarinya dikunci, kuncinya taruh di kamar, kamarnya juga dikunci. Bahkan kalau bisa, dobel kunci, karena permata itu sangat berharga,” ujar Buya Yahya.
Menurutnya, permata yang mewah tidak pernah diletakkan sembarangan. Tidak ada permata yang digantung di pagar untuk dipamerkan kepada orang-orang.
“Wah, ini permataku! Permata itu pasti disimpan di tempat yang aman. Apalagi perempuan, jangan hanya sekadar dikatakan 'permataku'. Perempuan itu lebih agung dari permata,” tegasnya.
Buya Yahya menekankan bahwa Islam memberikan penghormatan tinggi kepada perempuan. Hal ini tercermin dari banyaknya aturan yang bertujuan untuk menjaga kehormatan dan kemuliaan perempuan.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Menjaga Kehormatan Perempuan
Dalam Islam, perempuan dianggap sebagai pilar penting dalam kehidupan. Dari perempuan yang baik, lahirlah generasi yang baik. Oleh karena itu, menjaga kehormatan perempuan sama dengan menjaga masa depan umat.
Buya Yahya juga menjelaskan bahwa kemuliaan perempuan tidak hanya dilihat dari penampilan fisik, tetapi juga dari akhlak dan kepribadiannya. Kecantikan sejati perempuan terletak pada kebaikan hatinya.
“Perempuan yang cantik akhlaknya adalah perempuan yang sebenarnya. Kecantikan fisik itu hanya sementara, tetapi kecantikan akhlak akan abadi,” kata Buya Yahya.
Ia mengajak umat Islam untuk tidak memandang perempuan hanya dari sisi luarnya saja. Sebaliknya, pandangan terhadap perempuan harus berdasarkan nilai-nilai yang diajarkan oleh agama.
Buya Yahya juga mengingatkan pentingnya mendidik perempuan dengan ilmu agama. Dengan ilmu, perempuan akan mampu menjaga dirinya sendiri dan menjadi contoh yang baik bagi lingkungannya.
“Ilmu itu adalah cahaya. Kalau perempuan diberikan ilmu, maka cahaya itu akan menerangi sekitarnya. Perempuan yang berilmu akan menjadi ibu yang bijak, istri yang salehah, dan anggota masyarakat yang bermanfaat,” jelasnya.
Namun, ia juga menyoroti fenomena di masyarakat yang terkadang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Perempuan sering kali menjadi objek eksploitasi, baik dalam dunia kerja maupun media.
Advertisement
Makhluk Mulia yang Harus Dihormati
Buya Yahya mengingatkan bahwa eksploitasi terhadap perempuan bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Ia mengajak semua pihak untuk menghormati perempuan dan menjaga martabat mereka.
“Jangan jadikan perempuan sebagai alat untuk mencari keuntungan. Perempuan bukanlah barang dagangan. Mereka adalah makhluk mulia yang harus dihormati,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa menjaga perempuan bukan berarti membatasi mereka, tetapi memberikan ruang yang sesuai dengan kodrat dan peran mereka dalam kehidupan.
Menurut Buya Yahya, Islam telah memberikan panduan yang jelas mengenai peran perempuan dalam masyarakat. Peran ini tidak hanya terbatas pada urusan rumah tangga, tetapi juga meliputi kontribusi dalam berbagai bidang kehidupan.
“Perempuan itu punya peran besar dalam masyarakat. Mereka bisa menjadi pendidik, pemimpin, bahkan inspirasi bagi orang lain. Yang penting, semua itu dilakukan sesuai dengan ajaran agama,” ungkapnya.
Sebagai penutup, Buya Yahya mengajak umat Islam untuk terus menghormati dan menjaga perempuan. Ia mengingatkan bahwa menghormati perempuan adalah bagian dari ibadah.
“Kalau kita ingin hidup kita diberkahi, hormati perempuan. Jadikan mereka sebagai bagian dari kebahagiaan, bukan penderitaan,” ujarnya.
Dengan analogi sederhana namun sarat makna ini, Buya Yahya berharap masyarakat dapat memahami pentingnya menjaga kehormatan perempuan. Perempuan bukan hanya sekadar permata, tetapi jauh lebih mulia dari itu.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul