Direktur Utama Asuransi Tugu Borong 35.800 Lembar Saham TUGU

Liputan6.com, Jakarta - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mengumumkan perubahan porsi kepemilikan saham oleh Direksi. Teranyar, perseroan mengumumkan pembelian 35.800 lembar saham TUGU oleh Direktur Utama PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk, Tatang Nurhidayat.

Transaksi pembelian saham TUGU dilakukan pada tiga hari berbeda. Yakni 27 Februari 2025, lanjut pada 4 Maret 2025, dan terakhir pada 10 Maret 2025. Pembelian dilakukan dalam jumlah dan harga yang berbeda pada masing-masing periode.

Rinciannya, Tatang tercatat melakukan pembelian 15.000 lembar saham TUGU pada 27 Februari 2025 dengan harga RP 1.000 per lembar atau total senilai Rp 15 juta. Kemudian pada 4 Maret 2025, Tatang melakukan pembelian 10.000 saham TUGU dengan harga Rp 970 per saham atau total senilai Rp 9,7 juta. Terakhir, pada 10 Maret 2025 dilakukan pembelian 10.800 saham TUGU dengan harga Rp 1.005 per saham atau total senilai Rp 10,85 juta.

Dengan demikian, total kocek yang dikeluarkan Tatang untuk membeli 35.800 lembar saham TUGU mencapai Rp 35,55 juta. "Tujuan transaksi adalah untuk investasi, dengan status kepemilikan langsung," ungkap Corporate Secretary PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk, Dudi Subekti dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (10/3/2025).

Setelah transaksi, kepemilikan Tatang atas saham TUGU menjadi 1.324.800 lembar atau setara 0,0373 persen. Sebelumnya, Tatang tercatat memiliki 1.289.000 lembar saham TUGU atau setara 0,0363 persen.

Pada perdagangan hari ini, Senin 10 Maret 2025, saham TUGU stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen dibandingkan penutupan sebelumnya di posisi 1.005. Saham TUGU dibuka pada posisi 1.055 dan sempat bergerak pada rentang 1.000-1.010. Dalam sepekan, saham TUGU naik 0,50 persen, namun terkoreksi 1,95 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan Senin (10/3/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan.

Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,57 persen ke posisi 6.598,21. Indeks LQ45 terpangkas 1,4 persen ke posisi 739,88. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.642,97 dan level terendah 6.568,12. Sebanyak 368 saham memerah sehingga menekan IHSG. 226 saham menguat dan 210 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.126.828 kali dengan volume perdagangan 19 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.335.

Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham teknologi yang naik 5,32 persen dan pimpin penguatan terbesar. Sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,51 persen dan sektor saham consumer siklikal bertambah 0,40 persen.

Sektor saham energi turun 0,11 persen, sektor saham basic merosot 3,24 persen, sektor saham industri turun 2,47 persen, dan sektor saham kesehatan terpangkas 1,82 persen.

Selain itu, sektor saham keuangan melemah 0,60 persen, sektor saham properti tergelincir 0,82 persen, sektor saham infrastruktur turun 0,48 persen dan sektor saham transportasi susut 0,22 persen.

Pada awal pekan ini, saham CMNP susut 0,49 persen ke posisi Rp 2.050 per saham. Saham CMNP dibuka stagnan di posisi Rp 2.060 per saham. Harga saham CMNP berada di level tertinggi Rp 2.090 dan level terendah Rp 2.030 per saham. Total frekuensi perdagangan 275 kali dengan volume perdagangan 3.044 saham. Nilai transaksi Rp 633,5 juta.

Saham MINE melonjak 25 persen ke posisi Rp 270 per saham. Harga saham MINE dibuka naik ke posisi Rp 270 per saham dari harga sebelumnya Rp 216. Saham MINE berada di level tertinggi Rp 270 dan terendah Rp 270. Total frekuensi perdagangan 2.839 kali dengan volume perdagangan 620.499 saham. Nilai transaksi Rp 15 miliar.

Saham KAQI berbalik arah melemah 10,17 persen ke posisi Rp 106 per saham. Harga saham KAQI dibuka naik Rp 140 per saham dari harga sebelumnya Rp 118 per saham. Harga saham KAQI berada di level tertinggi Rp 157 dan terendah Rp 106 per saham. Total frekuensi perdagangan 148.271 kali dengan volume perdagangan 10.827.015 saham. Nilai transaksi Rp 146,5 miliar.