Langkah produsen otomotif PT Astra International Tbk (ASII) menggeber peluncuran produk mobil murah tak lantas membuat kinerja perusahaan melesat cepat. Meski diakui, kehadiran mobil murah memang menjadi sentimen positif bagi saham ASII.
Reserach Analyst PT Panin Sekuritas Tbk, Purwoko Sartono kepada Liputan6.com, Rabu (11/9/2013) mengatakan, sentimen positif peluncuran mobil murah muncul seiring target penjualan yang cukup masif. "Ini lebih ke demand sesaat saja," katanya.
Purwoko menjelaskan, Astra masih harus berhadapan dengan sentimen dari kenaikan bunga kredit. Dengan kenaikan tersebut, konsumen akan berpikir ulang sebelum memutuskan membeli mobil murah yang sebagian diantaranya dipatok di bawah Rp 100 juta.
"Itu yang mungkin menjadi pertimbangan orang untuk beli sekarang," katanya.
Namun, kehadiran mobil murah memang akan memicu peralihan dari masyarakat pengguna sepeda motor ke mobil murah.
Lebih jauh, Purwoko menegaskan, gerak saham Astra International tak hanya terpengaruh kinerja anak usahanya dari divisi otomotif. Kelompok bisnis penguasa pasar modal ini juga memiliki bisnis di bidang pertambangan dan perkebunan yang terbelit dengan masalah penurunan harga komoditas.
"Kontribusi dari otomotifnya sendiri ke ASII pasti naik," katanya.
Seperti diketahui, divisi otomotif Astra membawahi lima agen pemegang merek mobil, yakni PT Toyota Astra Motor, PT Astra Daihatsu Motor, PT Isuzu Astra Motor Indonesia, PT Astra Multi Trucks Indonesia (UD Trucks), dan PT Peugeot Indonesia.
Data RTI menunjukan, perdagangan saham ASII hingga penutupan perdagangan sesi pertama bergerak melemah 50 poin ke level 6.300 per saham. Harga saham ASII sempat menyentuh level tertinggi di level 6.400 dan terendah 6.250.
Transaksi perdagangan saham ASII mencapai 1.855 kali dengan volume 27.491 senilai Rp 86,9 miliar.(Dis/Shd)
Reserach Analyst PT Panin Sekuritas Tbk, Purwoko Sartono kepada Liputan6.com, Rabu (11/9/2013) mengatakan, sentimen positif peluncuran mobil murah muncul seiring target penjualan yang cukup masif. "Ini lebih ke demand sesaat saja," katanya.
Purwoko menjelaskan, Astra masih harus berhadapan dengan sentimen dari kenaikan bunga kredit. Dengan kenaikan tersebut, konsumen akan berpikir ulang sebelum memutuskan membeli mobil murah yang sebagian diantaranya dipatok di bawah Rp 100 juta.
"Itu yang mungkin menjadi pertimbangan orang untuk beli sekarang," katanya.
Namun, kehadiran mobil murah memang akan memicu peralihan dari masyarakat pengguna sepeda motor ke mobil murah.
Lebih jauh, Purwoko menegaskan, gerak saham Astra International tak hanya terpengaruh kinerja anak usahanya dari divisi otomotif. Kelompok bisnis penguasa pasar modal ini juga memiliki bisnis di bidang pertambangan dan perkebunan yang terbelit dengan masalah penurunan harga komoditas.
"Kontribusi dari otomotifnya sendiri ke ASII pasti naik," katanya.
Seperti diketahui, divisi otomotif Astra membawahi lima agen pemegang merek mobil, yakni PT Toyota Astra Motor, PT Astra Daihatsu Motor, PT Isuzu Astra Motor Indonesia, PT Astra Multi Trucks Indonesia (UD Trucks), dan PT Peugeot Indonesia.
Data RTI menunjukan, perdagangan saham ASII hingga penutupan perdagangan sesi pertama bergerak melemah 50 poin ke level 6.300 per saham. Harga saham ASII sempat menyentuh level tertinggi di level 6.400 dan terendah 6.250.
Transaksi perdagangan saham ASII mencapai 1.855 kali dengan volume 27.491 senilai Rp 86,9 miliar.(Dis/Shd)