Awal pekan, Bursa Saham Eropa Tertekan

Bursa saham Eropa bergerak melemah pada perdagangan saham Senin (30/9/2013).

oleh Liputan6 diperbarui 30 Sep 2013, 17:06 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2013, 17:06 WIB
bursa-saham-ihsg130220c.jpg
Bursa saham Eropa bergerak melemah pada perdagangan saham Senin (30/9/2013). Hal itu seiring kekhawatiran terhadap potensi shutdown pemerintah Amerika Serikat. 


Sentimen lain yang mempengaruhi bursa saham Eropa yaitu ketidakstabilan politik di Italia dan data mengecewakan dari China.  Indeks Stoxx Europe 600 melemah 0,7% ke level 309,87.  Level indeks saham itu terendah sejak 10 September 2013. Indeks saham FTSE MIB Italia melemah 1,9% ke level 17.301,94.


Dikutip dari Marketwatch, Senin pekan ini, indeks saham Inggris FTSE 100 melemah 0,8% ke level 6.458,94.  Indeks saham Jerman DAX 30 melemah 1,1% ke level 8.566,41. Indeks saham Perancis CAC 40 melemah 1,2% ke level 4.138,45.


Penurunan indeks saham di Italia karena adanya ketidakstabilan politik di Italia. Partai mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi menuturkan, lima menteri akan mengundurkan diri pada akhir pekan ini. Hal itu menambah ketidakstabilan politik di negara itu. Berlusconi mengatakan, dirinya direkayasa karena menentang rencana kenaikan pajak penjualan. Akan tetapi Perdana Menteri Enrico Letta mengatakan, hal itu merupakan kebohongan besar.


Adapun ketidakpastian tentang negosiasi anggaran di Amerika Serikat juga menekan sentimen di Eropa pada Senin pekan ini. Pemerintah menghadapi shutdown pertama kali setelah anggota parlemen selama akhir pekan gagal menyepakati anggaran untuk tahun fiskal baru yang dimulai pada 1 Oktober 2013. Jika anggota parlemen dari Republik dan Senat Demokrat tidak setuju dengan batas waktu pada Selasa pagi ini, ribuan pegawai pemerintah tidak dapat bekerja.


Data mengecewakan dari China juga menambah tekanan ke bursa saham Eropa. Indeks final HSBC Manufacturing Purchasing Manager di level 50,2 atau lebih rendah pada September dibandingkan target awalnya 51,2. (Amh/Igw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya