PT Darya-Varia Laboratoria Tbk mencatatkan penurunan laba 12,6% menjadi Rp 95,09 miliar hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 108,79 miliar.
Sementara itu, pendapatan naik 5,2% menjadi Rp 847,92 miliar hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 806,01 miliar. Berdasarkan ulasan riset emiten PT Sinarmas Sekuritas, laporan kinerja perseroan tidak ada kejutan besar.
Pada kuartal III 2013, perseroan mencatatkan pendapatan naik 8,8% menjadi Rp 248 miliar year on year. Laba operasional mencapai Rp 12 miliar. Hal itu mencerminkan 5% margin operasi. Marjin ini dinilai turun dari periode sama tahun lalu.
Selain itu, pendapatan pada kuartal III 2013 juga ditunjang dari pertumbuhan konsumsi produk kesehatan yang tinggi. Segmen produk kesehatan mencapai Rp 140 miliar.
"Penurunan margin ini karena tingginya biaya bahan baku dan biaya iklan. Oleh karena itu dari hasil kinerja. Kami tetap mempertahankan rekomendasi buy dengan mengurangi target harga menjadi Rp 2.650 per saham," tutur Analis PT Sinarmas Sekuritas, Rheza Mihardja dalam ulasannya, Senin (18/11/2013).
Selain itu, PT Sinarmas Sekuritas masih menilai positif terhadap saham farmasi ini dalam jangka panjang. Meski penjualan berjalan lamban pada kuartal III 2013, sebagian besar penjualan dipengaruhi akibat harga jual rata-rata yang lebih tinggi.
Akan tetapi, perseroan akan mendapatkan sentimen positif dari pelaksanaan program asuransi kesehatan yang diselenggarakan oleh Badan Jaminan Sosial Nasional (BPJS).
Program ini merupakan kelanjutan dari program SJSN yang diterbitkan pada 2004 oleh Presiden Megawati. Adapun perlindungan sosial nirlaba yang akan terdiri dari empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perusahaan asuransi yang rencananya digabung pada 2014.
Dalam program ini akan mengelola dana lebih dari Rp 200 triliun meliputi 120 juta otang atau hampir 50% dari seluruh masyarakat Indonesia.
Pada 2019, pemerintah akan memberikan pelayanan jaminan sosial bagi lebih dari 250 juta orang. "Meski pun kami mengakui PT Darya Varia Labotaria Tbk dapat memanfaatkan kebijakan asuransi kesehatan nasional yang baru itu. Kami mengkhawatirkan tentang kurangnya implementasi di Indonesia," seperti dikutip dalam ulasan riset PT Sinarmas Sekuritas.
Pada perdagangan saham Senin (18/11/2013), saham DVLA turun 2,38% ke level Rp 2.050 per saham. Nilai transaksi sekitar Rp 15 juta. (Ahm)
Sementara itu, pendapatan naik 5,2% menjadi Rp 847,92 miliar hingga kuartal III 2013 dari periode sama tahun 2012 senilai Rp 806,01 miliar. Berdasarkan ulasan riset emiten PT Sinarmas Sekuritas, laporan kinerja perseroan tidak ada kejutan besar.
Pada kuartal III 2013, perseroan mencatatkan pendapatan naik 8,8% menjadi Rp 248 miliar year on year. Laba operasional mencapai Rp 12 miliar. Hal itu mencerminkan 5% margin operasi. Marjin ini dinilai turun dari periode sama tahun lalu.
Selain itu, pendapatan pada kuartal III 2013 juga ditunjang dari pertumbuhan konsumsi produk kesehatan yang tinggi. Segmen produk kesehatan mencapai Rp 140 miliar.
"Penurunan margin ini karena tingginya biaya bahan baku dan biaya iklan. Oleh karena itu dari hasil kinerja. Kami tetap mempertahankan rekomendasi buy dengan mengurangi target harga menjadi Rp 2.650 per saham," tutur Analis PT Sinarmas Sekuritas, Rheza Mihardja dalam ulasannya, Senin (18/11/2013).
Selain itu, PT Sinarmas Sekuritas masih menilai positif terhadap saham farmasi ini dalam jangka panjang. Meski penjualan berjalan lamban pada kuartal III 2013, sebagian besar penjualan dipengaruhi akibat harga jual rata-rata yang lebih tinggi.
Akan tetapi, perseroan akan mendapatkan sentimen positif dari pelaksanaan program asuransi kesehatan yang diselenggarakan oleh Badan Jaminan Sosial Nasional (BPJS).
Program ini merupakan kelanjutan dari program SJSN yang diterbitkan pada 2004 oleh Presiden Megawati. Adapun perlindungan sosial nirlaba yang akan terdiri dari empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perusahaan asuransi yang rencananya digabung pada 2014.
Dalam program ini akan mengelola dana lebih dari Rp 200 triliun meliputi 120 juta otang atau hampir 50% dari seluruh masyarakat Indonesia.
Pada 2019, pemerintah akan memberikan pelayanan jaminan sosial bagi lebih dari 250 juta orang. "Meski pun kami mengakui PT Darya Varia Labotaria Tbk dapat memanfaatkan kebijakan asuransi kesehatan nasional yang baru itu. Kami mengkhawatirkan tentang kurangnya implementasi di Indonesia," seperti dikutip dalam ulasan riset PT Sinarmas Sekuritas.
Pada perdagangan saham Senin (18/11/2013), saham DVLA turun 2,38% ke level Rp 2.050 per saham. Nilai transaksi sekitar Rp 15 juta. (Ahm)