Jarang Hewan dan Bunga Berwarna Biru, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Paus biru yang selama ini dikenal sebagai mamalia terbesar di dunia ternyata tidak benar-benar berwarna biru. Warna yang terlihat oleh mata manusia merupakan hasil dari pantulan cahaya pada struktur kulit paus tersebut.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 02 Feb 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2025, 14:00 WIB
ilustrasi warna biru
ilustrasi warna biru (Unsplash/Steffi)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Dominasi warna biru dalam kehidupan modern manusia ternyata berbanding terbalik dengan kelangkaannya di alam. Penelitian menunjukkan kurang dari 10 persen bunga di bumi memiliki warna biru, sementara di dunia hewan warna ini bahkan lebih langka lagi.

Mengutip dari buku Paleoantropologi karya S Adijaya, EE Koodoh, dan A Alim diungkapkan, kelangkaan warna biru di alam memiliki penjelasan ilmiah yang kompleks. Tidak seperti warna lain yang umumnya dihasilkan dari pigmen, hampir semua warna biru di alam tercipta melalui struktur mikroskopis yang memantulkan cahaya.

Kupu-kupu blue morpho menjadi salah satu contoh fenomena ini. Sayapnya memiliki struktur mikroskopis berbentuk seperti pohon natal yang hanya memantulkan cahaya biru.

Begitu juga dengan burung jay yang memiliki manik-manik mikroskopis khusus yang hanya meneruskan cahaya biru dan menghambat warna lainnya. Bahkan pada manusia, mata biru tidak berasal dari pigmen melainkan dari struktur khusus dalam iris.

Hal ini menunjukkan betapa kompleksnya proses pembentukan warna biru secara alami. Evolusi menjadi faktor kunci di balik kelangkaan pigmen biru.

Hewan-hewan berkembang untuk dapat melihat cahaya biru terlebih dahulu sebelum mampu menghasilkan pigmen biru. Proses menghasilkan pigmen biru membutuhkan reaksi kimia yang jauh lebih rumit dibandingkan warna lain seperti merah, kuning, atau cokelat.

Mengutip dari Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, salah satu pengecualian ditemukan pada kupu-kupu olive wing yang telah berevolusi hingga mampu menghasilkan pigmen biru secara alami. Katak panah beracun biru juga mendapatkan warnanya melalui proses kimia dari makanan yang dikonsumsinya.

Paus biru yang selama ini dikenal sebagai mamalia terbesar di dunia ternyata tidak benar-benar berwarna biru. Warna yang terlihat oleh mata manusia merupakan hasil dari pantulan cahaya pada struktur kulit paus tersebut.

Di dunia tumbuhan, kelangkaan bunga biru menunjukkan bagaimana alam lebih memilih jalur yang lebih efisien dalam menghasilkan warna. Proses fotosintesis dan penyerbukan berjalan optimal tanpa kehadiran pigmen biru.

Penulis: Ade Yofi Faidzun

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya