Perusahaan pembiayaan, PT Adira Finance berencana menerbitkan surat utang (obligasi) jangka panjang berkelanjutan senilai Rp 4 triliun di 2014. Dana pinjaman ini akan digunakan untuk modal pembiayaan kredit kendaraan motor dan mobil.
Direktur Keuangan Perseroan I Dewa Made Susila usai Paparan Kinerja 2013 di kantor Bank Danamon, Jakarta, Rabu (12/2/2014), menjelaskan penerbitan obligasi tersebut akan dilakukan dalam dua tahap dengan nilai masing-masing sebesar Rp 2 triliun.
Obligasi tahap pertama rencananya terbit pada kuartal II-2014. Penerbitan surat utang ini diharapkan bisa menutupi kebutuhan pendanaan perseroan yang diperkirakan mencapai Rp 5 triliun.
Dewa menyebut, perseroan masih memiliki obligasi jatuh tempo senilai Rp 3,2 triliun. Utang ini akan dilunasi perseroan dari dana internal dan pendapatan perseroan.
"Sekarang posisi kas kami sudah di atas Rp 1 triliun. Kami juga punya tagihan Rp 2,5 triliun per bulan sehingga bisa diambil dari sana untuk membayar obligasi jatuh tempo," paparnya.
Di samping pendanaan dari obligasi, Adir ajuga berencana mengincar sindikasi pinjaman senilai US$ 200 juta dan bakal disebar ke beberapa pasar, yakni Asia, Jepang dan Timur Tengah. "Kami akan hedging pinjaman itu sehingga utang dalam bentuk rupiah bukan dolar AS karena pendapatan kami juga rupiah," ucap Dewa.
Tidak berhenti sampai disitu, Adira juga terus mengejar kebutuhan dana melalui pinjaman bilateral dengan empat perbankan lokal maupun asing. "Ini kami akan pinjam kalau ada kenaikan kebutuhan pembiayaan," terang dia.
Hingga akhir 2013, Adira Finance telah menyalurkan kredit motor dan mobil baru dan bekas senilai Rp 33,8 triliun. Dari angka itu, sebesar 60% pembiayaan terserap untuk kredit motor baru dan bekas, sedangkan sisanya untuk kendaraan mobil baru dan bekas. Mayoritas sebesar 51% pembiayaan untuk motor dan 49% bagi pembiayaan mobil.(Fik/Shd)
Direktur Keuangan Perseroan I Dewa Made Susila usai Paparan Kinerja 2013 di kantor Bank Danamon, Jakarta, Rabu (12/2/2014), menjelaskan penerbitan obligasi tersebut akan dilakukan dalam dua tahap dengan nilai masing-masing sebesar Rp 2 triliun.
Obligasi tahap pertama rencananya terbit pada kuartal II-2014. Penerbitan surat utang ini diharapkan bisa menutupi kebutuhan pendanaan perseroan yang diperkirakan mencapai Rp 5 triliun.
Dewa menyebut, perseroan masih memiliki obligasi jatuh tempo senilai Rp 3,2 triliun. Utang ini akan dilunasi perseroan dari dana internal dan pendapatan perseroan.
"Sekarang posisi kas kami sudah di atas Rp 1 triliun. Kami juga punya tagihan Rp 2,5 triliun per bulan sehingga bisa diambil dari sana untuk membayar obligasi jatuh tempo," paparnya.
Di samping pendanaan dari obligasi, Adir ajuga berencana mengincar sindikasi pinjaman senilai US$ 200 juta dan bakal disebar ke beberapa pasar, yakni Asia, Jepang dan Timur Tengah. "Kami akan hedging pinjaman itu sehingga utang dalam bentuk rupiah bukan dolar AS karena pendapatan kami juga rupiah," ucap Dewa.
Tidak berhenti sampai disitu, Adira juga terus mengejar kebutuhan dana melalui pinjaman bilateral dengan empat perbankan lokal maupun asing. "Ini kami akan pinjam kalau ada kenaikan kebutuhan pembiayaan," terang dia.
Hingga akhir 2013, Adira Finance telah menyalurkan kredit motor dan mobil baru dan bekas senilai Rp 33,8 triliun. Dari angka itu, sebesar 60% pembiayaan terserap untuk kredit motor baru dan bekas, sedangkan sisanya untuk kendaraan mobil baru dan bekas. Mayoritas sebesar 51% pembiayaan untuk motor dan 49% bagi pembiayaan mobil.(Fik/Shd)