BMKG Ingatkan Jawa Barat Potensi Hujan Esktrem pada 2-7 Februari 2025

BMKG memprediksi terjadi peningkatan curah hujan hingga berpotensi hujan ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk Jawa Barat. Kondisi ini dipicu sejumlah faktor, mulai dari fenomena angin muson dari Asia, La Nina, hingga pengaruh seruakan udara dingin dari dataran tinggi Siberia.

oleh Nafiysul QodarTim News diperbarui 02 Feb 2025, 08:55 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2025, 08:55 WIB
Cuaca Ekstrem Melanda Jakarta
Pengendara motor menggunakan jas hujan saat hujan deras mengguyur kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (31/5/2022). Potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayah di Indonesia pada hari ini dipengaruhi oleh kemunculan bibit siklon tropis 92S di Samudera Hindia selatan Jawa Barat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi peningkatan intensitas hujan di wilayah Jawa Barat (Jabar). Potensi hujan ekstrem di Jabar itu diperkirakan terjadi dalam periode 2-7 Februari 2025.

"Hal ini, berkaitan dengan adanya bibit siklon tropis yang baru saja muncul di perairan Samudera Hindia, yang kemungkinan dapat membahayakan pelayaran atau publik baik secara langsung ataupun tidak langsung," kata Kepala BMKG Dwikorita, dalam konferensi pers digital, Sabtu (1/2/2025) malam.

Dwikorita menjelaskan bahwa saat ini sebagian besar wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat masih dalam periode puncak musim hujan hingga akhir Februari atau Maret 2025 mendatang. Kondisi ini masih dipengaruhi angin muson dari Asia yang semakin menguat dan disertai dengan La Nina lemah yang diprediksi berlangsung hingga Maret-April.

Selain itu, kata dia, ada juga pengaruh Madden-Julian Oscillation (MJO) yang semakin bergerak ke arah Indonesia bagian tengah dan pengaruh seruakan udara dingin dari dataran tinggi di Asia atau dataran tinggi Siberia.

"Hal ini terjadi sejak beberapa hari lalu, selain juga masih ada kondisi liabilitas atmosfer secara lokal di beberapa wilayah Indonesia, dan pengaruh gelombang equator yang akan masih sama dalam sepekan ini nah yang berbeda adalah munculnya bibit siklon tropis di tiga titik," kata Dwikorita, seperti dikutip dari Antara.

Adapun bibit siklon yang muncul adalah 90S di Selatan NTT-NTB, 96P di Teluk Karpentaria Papua, dan yang paling dekat Jabar adalah 99S di Selatan Banten. "Ini kalau saya sebutkan adalah 'pemain baru' selain kondisi yang kita alami beberapa hari terakhir," katanya.

 

 

 

Papua hingga Jambi Juga Potensi Hujan Ekstrem

BMKG
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati. (Tim News).... Selengkapnya

Atas adanya bibit siklon tropis ini, lanjut dia, perlu diwaspadai potensi hujan dengan intensitas lebat yang dapat berkembang menjadi sangat lebat dan ekstrem di seluruh provinsi di Papua, NTT, NTB, Bali, Jatim, Jateng, DIY, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Maluku Utara, sampai Jawa Barat dan Jambi.

"Nah, selain peningkatan curah hujan yang dapat mencapai sangat lebat dan dimungkinkan menjadi ekstrem, juga perlu diantisipasi angin kencang dan juga gelombang yang dapat mencapai 2,5 meter hingga 4 meter di perairan Samudera Hindia dari Bengkulu hingga NTT," ucapnya.

 

Potensi Awan Kumulonimbus

Awan Kumulonimbus Selimuti Langit Jakarta
Awan kumulonimbus menyelimuti langit di kawasan Thamrin, Jakarta, Senin (23/12/2019). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kawasan Jabotabek berpotensi mengalami peningkatan curah hujan selama sepekan mendatang. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Plt Sestama BMKG Guswanto, mengungkapkan dalam aktivitas cuaca yang terjadi, pihaknya juga melihat adanya pertumbuhan awan kumulonimbus dalam periode 2-7 Februari 2025 tersebut, dengan cakupan 50-75 persen di Samudera Hindia, Selat Malaka, Aceh, Sumatera Utara, Laut Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Laut Banda, Papua Barat, dan Papua.

"Dan awan dengan cakupan lebih besar dari 75 persen yang sangat membahayakan jalur penerbangan ada di Samudera Hindia Selatan Jawa, Aceh, Laut Flores, Laut Banda, lalu ada di Samudera Pasifik Utara Papua, dan Laut Arafurura," tutur dia.

 

Pemda Diimbau Siap Hadapi Potensi Bencana

Tim SAR Gabungan Terus Cari Korban Tanah Longsor di Petungkriyono Pekalongan Jawa Tengah
Hingga Rabu (22/1/2025) siang, bencana longsor yang terjadi di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah telah menelan 20 korban jiwa, sementara sejumlah lainnya masih dinyatakan hilang. (DEVI RAHMAN/AFP)... Selengkapnya

BMKG mengimbau, pemerintah daerah hingga pihak terkait untuk bersiap-siap menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah seperti banjir bandang hingga tanah longsor.

"Masyarakat juga perlu memitigasi. Tapi mitigasi yang sesungguhnya adalah bagaimana mengenali cuaca dengan baik dan bagaimana mengenali lingkungan tempat tinggal kita. Misal ketika lihat di hulu awan gelap segera menjauh dari bantaran sungai beberapa kilometer. Lalu kalau hujan menjauh dari lereng. Karena dengan mengenali dua hal itu, itu merupakan hampir 75 persen lebih sebagai usaha untuk mitigasi bencana hidrometeorologi basah," tutur Dwikorita menambahkan.

Infografis Penanganan Bencana Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Penanganan Bencana Banjir Bandang dan Longsor di Sumbar. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya