Liputan6.com, Jakarta Sinetron Super Puber yang tengah tayang di SCTV setiap jam 5 sore, tengah jadi sorotan. Pasalnya, ada tuduhan yang dialamatkan pada sinetron bikinan Screenplay Productions tersebut.
Di beberapa postingan forum, sejumlah netizen mencap Super Puber sebagai sinetron yang tak layak dikonsumsi remaja. Beberapa  mengatakan Super Puber memberikan pelajaran tentang percintaan yang tak pantas untuk penonton. Namun, benarkah tuduhan-tuduhan tersebut layak dilemparkan pada Super Puber?
Advertisement
Baca Juga
Sebelum menjawabnya, ada baiknya kita melihat lebih dulu cerita seperti apa yang ditawarkan Super Puber sepanjang penayangannya hingga kini telah memasuki episode ke-33 pada Senin (18/7/2016).
Meski tak dibintangi nama-nama populer di daftar pemainnya, Super Puber yang tayang sejak 13 Juni 2016 lalu sejauh ini cukup berhasil membetot perhatian karena jalan cerita dan wajah segar para pemain. Nama-nama baru macam Ajil Ditto, Kefan Steward Jonathan, Ari Irham, hingga Naufan Raid Azka pun melejit jadi idola baru remaja.
Plot utama cerita Super Puber berkisah tentang para remaja yang memasuki masa puber pertama mereka sebagai ABG alias Anak Baru Gede. Para remaja ini khususnya diwakili Joned (Ajil Ditto) dan Dania (Mawar de Jongh), dua karakter yang diceritakan bertetangga dan satu sekolah di sebuah SMP.
Super Puber lalu ada cerita Dania yang mengalami (maaf) menstruasi pertama. Juga Joned dengan jerawat pertamanya. Selain itu, ada pula kisah persahabatan khas remaja masa kini. Membentuk geng di sekolah, band percobaan ala ABG, belajar memasak bareng, selain juga belajar mengerjakan tugas bersama-sama, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Meski tak mendapat porsi berlebih, di Super Puber juga ada kisah cinta monyet diantara beberapa karakternya. Selain Dania yang diperebutkan Joned dan Bondan (Kefan Steward), kisah manis Zahra (Aisyah Aqilah) yang ditaksir Dito (Ari Irham), Fahri (Naufan Raid Azka), dan Papang (Adam Farrel) juga cukup menyita perhatian penonton.
Â
Â
Namun, sebenarnya kisah cinta monyet tersebut bukanlah fokus cerita. Bisa dibilang hanya sekedar bumbu atau konflik dan ini hal yang biasa terjadi pada remaja. Cerita utama Super Puber justru lebih menekankan pada persahabatan para tokohnya.
Ada kisah Tole (Dimas Gabra) yang harus mencari uang karena kesulitan membayar SPP sekolah. Sempat diam-diam, namun teman-temannya akhirnya ikut membantu dengan tampil lewat band mereka. Ada juga kisah Dito yang menjadi Disk Jockey atau DJ, bukan karena suka dunia malam tapi karena ia cinta musik. Meski menggeluti dunia musik yang dipandang negatif teman-temannya, Dito tetap menjalankan ibadah sholat dengan rajin.
Beberapa karakter mungkin dibuat 'ngegeng', namun itu pun masih dalam taraf wajar. Dalam keseharian, hal seperti itu toh memang biasa terjadi di kalangan remaja. Apalagi di Super Puber, kelompok atau geng ini banyak menampilkan kegiatan-kegiatan yang positif.
Jika melihat fakta-fakta diatas, bisa disimpulkan Super Puber ternyata tidaklah seburuk tuduhan-tuduhan netizen. Banyak pelajaran yang bisa didapat dari sinetron ini, terutama yang positif. Maka, sudah selayaknya para remaja diperkenankan untuk terus menyaksikan Super Puber sekaligus menikmati masa remaja mereka lewat tayangan ini. Bukan begitu?
Sinetron Super Puber bisa terus disaksikan setiap hari mulai pukul 17.00 WIB, hanya di SCTV 'Selalu Teristimewa'.