Deddy Corbuzier Bantah Samakan Down Syndrome dengan Orang Gila

Deddy Corbuzier menjawab surat terbuka yang memprotes pernyataannya mengenai penyandang down syndrome.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 20 Nov 2016, 09:00 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2016, 09:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Beberapa hari terakhir, sebuah surat terbuka yang dialamatkan pada Deddy Corbuzier beredar luas di dunia maya. Surat yang mengatasnamakan Persatuan Anak dengan Down Syndrome (POTADS) ini, merupakan reaksi atas pernyataan Deddy dalam sebuah acara yang dipandunya, yang tayang pada Kamis (17/11/2016) lalu.

Episode talk show tersebut menghadirkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Salah satu topik yang dibicarakan, adalah soal kebijakan Dedi menjemput orang kurang waras dari keluarganya. Jawaban Deddy yang menyebut penderita down syndrome, ternyata dianggap sebagai sesuatu yang tidak layak.

Pasalnya, Deddy Corbuzier dianggap telah menyamakan orang kurang waras dengan down syndrome.

Keberadaan surat ini akhirnya sampai juga ke telinga Deddy Corbuzier. Ia lantas menanggapinya melalui akun Instagramnya, Sabtu (19/11/2016), dengan menyertakan cuplikan surat terbuka tersebut.

Ia memulai tanggapannya dengan menyatakan permintaan maaf. "Pertama saya mohon maaf bila kata kata saya terlihat memojokkan mereka dan akan saya jelaskan mengapa," tulis Deddy Corbuzier.

Deddy membantah dirinya tak mengerti tentang penderita down syndrome. "Menilai bahwa saya tdk mengerti ttg keadaan anak kondisi DS adalah salah besar. Anak saya Dyslexia tahukah kalian? Tetap saya AKUI anak dan saya Cintai," tulisnya. Ia juga meminta agar pengirim surat tersebut menonton episode saat ia mengundang penyandang down syndrome di acaranya.

 

Instagram/mastercorbuzier

 

Ia menyebut bahwa yang dimuat dalam surat tersebut hanya penggalan percakapan Deddy dengan Dedi. Ia lantas menerangkan, bahwa di bagian awal diskusi para narasumber menjelaskan bahwa masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah tak bisa membedakan gejala gangguan jiwa atau penyakit psikotis, dengan down syndrome.

Penyandang down syndrom serta penyakit kejiwaan ini, banyak yang dikurung di rumah atau dilepas di jalan. 

"Itu sebabnya pertanyaan saya muncul di saat Bapak Dedi mengatakan bila mereka yg terlantar di jalanan maka ADA YG DIBAWA ke RSJ TAPI ADA YANG ke Yayasan".

"Oleh krn itu saat beliau membedakan antara ada yg di bawa ke RSJ dan YAYASAN saya bertanya apakah mungkin yg di bawa ke yayasan adalah mereka yang menyandang Down Syndrome. Krn menurut saya saudara2 kita yg DS yg terlantar tidak layak di bawa ke RSJ namun ke yayasan...," kata Deddy menambahkan.

sumber: Facebook Deddy Corbuzier

Namun tak hanya meminta maaf dan memberikan penjelasan soal pernyataannya, Deddy juga menyebutkan kekhawatirannya atas kemunculan surat terbuka ini, karena bisa dijadikan alat provokasi.

"Saat ini hal ini dapat di jadikan sebagai alat provokasi oleh salah satu pihak yang dengan sengaja menyebarkan surat tersebut di media sosial pribadi utk membuat Opini masyarakat yang sebagian besar BAHKAN blum melihat tayangan nya secara keseluruhan," tulisnya.

"Dan kalau pertanyaan saya di anggap salah krn satu lain hal saya anggap biasa dan saya mohon maaf.
Namun bila hal ini di gunakan sebagai kendaraan provokasi oleh pihak tertentu saya rasa masyarakat tahu alasannya. JANGAN mudah terhasut oleh orang yg hanya manis di mulut namun jelek di kehidupan nyata," tulis Deddy Corbuzier.

 

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya