Liputan6.com, Jakarta Dangdut Academy Asia 2 telah berlangsung sejak 23 Oktober 2016 lalu. Setelah 1,5 bulan berlalu, 36 peserta di awal kini hanya tinggal tersisa sembilan kontestan. Kesembilan kontestan terbaik ini sekarang tengah berjuang di konser Top 9.
Seperti sudah diketahui, kontes adu nyanyi yang diklaim terbesar di Asia ini melibatkan enam negara di tahun ke-2 penyelenggaraannya. Thailand dan Timor Leste menjadi dua negara pendatang, melengkapi Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura yang sudah mengikuti ajang ini tahun lalu.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya ketambahan kontestan, D'Academy Asia 2Â juga kedatangan para pakar musik baru di kursi komentator dan dewan juri. Khusus untuk komentator, masuk beberapa nama baru. Menariknya, mereka bisa cepat 'nyambung' dengan komentator lama, seperti Ivan Gunawan, Soimah, Iis Dahlia, Inul Daratista, dan yang lainnya.
Kehadiran nama-nama berikut pun langsung menarik perhatian pemirsa setia. Tak hanya itu, kemunculan dan komentar mereka juga selalu ditunggu penonton. Minus Mas Idayu dan Rosalina Musa yang sudah pernah dibahas tahun lalu, kali ini kami merangkum profil singkat empat komentator baru dari negara tetangga tersebut. Siapa favorit anda?
Kun Yee (Thailand)
Komentator dari salah satu negara baru di D'Academy Asia 2 ini bisa dibilang yang paling sering duduk di kursi komentator. Latar belakang pakar musik asal negeri Gajah Putih ini terbilang unik. Di negaranya, ia bekerja sebagai polisi untuk departemen khusus pariwisata.
Yang lucu dari Kun Yee, pada awalnya, pria bertubuh kurus semampai ini sering terlihat bingung melihat tingkah komentator Indonesia yang lebih banyak melucu ketimbang menilai. Namun lambat laun, ia mampu membaur. Belakangan, Kun Yee bahkan semakin lihai menimpali komentar nyeleneh dari Soimah dkk.
Kehadiran Kun Yee pun selalu sukses menghibur di panggung D'Academy Asia 2. Tak hanya menularkan pengetahuan musiknya pada para kontestan, Kun Yee sering kali juga mengajari kontestan dan komentator lainnya bahasa Thailand yang mudah dihapal. Kini, kita pun jadi familiar dengan beberapa kata asal Thailand.
Advertisement
Ifa Raziah (Malaysia)
Penyanyi senior papan atas dari negeri jiran ini beberapa kali bergantian dengan rekannya, Mas Idayu bertugas menjadi komentator. Namun beda dengan sejawatnya yang dikenal kerap berkomentar keras, Ifa terhitung cukup lembut.
Akrab disapa Kak Ifa, musisi yang di negaranya menjabat posisi presiden untuk perkumpulan musik dangdut Melayu ini, termasuk cepat 'nyetel' dengan komentator lainnya. Kerennya, Kak Ifa bahkan sukses mempatenkan beberapa ucapannya di D'Academy Asia 2.
Jargon seperti 'sukeee' (suka) dan 'banggeee' (bangga) dengan gaya manja khas Kak Ifa kini jadi kata wajib didengar. Kehadiran Kak Ifa di kursi komentator pun tak pelak selalu ditunggu-tunggu penonton setia ajang ini.
Â
Hans Anuar (Brunei)
Tahun lalu, Hans Anuar mewakili negaranya di deretan dewan juri. Namun tahun ini, tak hanya masih memberi nilai, musisi yang akrab disapa Bang Hans juga ikut mondar-mandir di kursi komentator.
Seperti Kak Ifa, Bang Hans juga cepat beradaptasi dengan celotehan komentator Indonesia yang terkenal heboh. Meski terkesan pendiam, Bang Hans yang fokus mengomentari teknik vokal para kontestan ini termasuk pribadi yang seru. Host dan komentator pun tak canggung mengajak pria ramah ini bersenda gurau.
Walau wakil Brunei sendiri sudah habis di Top 9, banyak pemirsa setia D'Academy Asia 2 yang masih menanti kehadiran Bang Hans untuk ikut mengomentari kontestan lainnya. Sayangnya, Bang Hans sepertinya lebih suka memberi nilai ketimbang duduk di kursi komentator bersama Soimah dkk.
Â
Advertisement
Anito Matos (Timor Leste)
Dari 3 nama diatas, mungkin Anito Matos-lah yang paling eksis sebagai komentator dari negara tetangga. Nyaris setiap hari, pakar musik yang akrab disapa Memi ini bergabung di kursi komentator, tepatnya sejak D'Academy Asia memasuki Top 24 lalu.
Pembawaannya yang santai, pengetahuannya tentang aksi panggung yang begitu detail, hingga ujaran-ujaran lucunya dengan bahasa Timor Leste, jadi ciri khas tersendiri dari Memi yang paling diingat pemirsa.
Menariknya, Memi bukanlah komentator berhati ibu peri seperti Rosalina Musa ataupun kejam layaknya Mas Idayu. Namun, ia adalah perpaduan keduanya. Cara bicaranya mungkin pelan, tapi tegas. Sekalinya ia mengkritik, kita yang menonton pun ikutan tertohok.