Liputan6.com, Jakarta - Ifan Seventeen adalah salah satu korban yang selamat dari hantaman tsunami yang terjadi di Selat Sunda, pekan lalu. Meski begitu, ia harus menerima kenyataan pahit bahwa istri dan sahabatnya dalam Seventeen telah tiada.
Dengan penuh ketegaran, Ifan Seventeen menceritakan detik-detik saat gelombang tsunami menghantam tubuhnya. Kala itu, banyak sekali hal yang berkecamuk dalam pikirannya.
"Jadi yang ada di otakku pertama kali ini adalah mimpi, kedua, kiamat. 'Loh kiamat nih' karena apa ya, karena enggak pernah terekam di memori," katanya Ifan Seventeen di tvOne, Jumat (28/10/2018).
Advertisement
"Ya Allah apa ini banjir ya, apa ini kiamat ya, apa ini. Oke aku coba melepaskan diri dari kabel dan besi segala macam sampai akhirnya aku muncul dari dalam air. Orang teriak semua, tsunami, tsunami," sambungnya.
Baca Juga
Mengira Akan Mati
Sebelum benar-benar menyadari bahwa ia sedang diterjang tsunami, tubuh Ifan Seventeen kembali terhantam dan terseret gelombang. Sesaat kemudian ia teringat dengan keluarganya.
"Tertarik sama arus yang kencang banget ke tengah laut. Jadi kayak bertubi-tubi, mikirin istri juga, kembaranku, adikku, keluarganya, ponakannya, mikir akan mati juga," papar penyanyi berusia 35 tahun itu.
Ia pun tersadar bahwa tubuhnya sudah terhempas sangat jauh dari daratan. Tubunya pun terombang-ambing selama dua jam lamanya di tengah laut.
Advertisement
Kotak Penyelamat
Salah satu yang membuat Ifan selamat dari bencana itu adalah kotak berwarna hitam. "Pakai kotak kecil gitu berempat. Itu juga kayak enggak mungkin hidup. Kan, sudah muntah-muntah, mayat sudah di mana-mana. Ada 30, 40-an mayat semua," kata Ifan Seventeen.
Selama itu pula, Ifan Seventeen tak henti berdoa dan berselawat untuk meminta perlindungan. Pria berusia 35 tahun ini sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk hidup.