Liputan6.com, Jakarta Penyanyi legedaris, Iwan Fals dikenal dengan lagu-lagu bertema kritik sosial. Tak ayal dirinya menjadi salah satu penyanyi yang pernah berurusan dengan hukum pada zaman orde baru. Hal ini tidak jauh berbeda dengan penulis legendaris Indonesia Pramoedya Ananta Toer yang tidak disukai oleh pemerintah Orde Baru.
Ternyata Iwan Fals, mengaku menggemari karya-karya milik Pramoedya Ananta Toer. Bahkan, saat novel Bumi Manusia dilarang pemerintah, Iwan Fals tetap membacanya meski harus sembunyi-sembunyi.
“Saya baca Tetralogi Buru semuanya, waktu itu bacanya masih sembunyi-sembunyi karena masih dilarang. Hanya karena baca bukunya Pak Pram saja, ketahuan kita bisa di penjara waktu itu," ujar Iwan Fals saat ditemui beberapa waktu yang lalu.
Advertisement
Baca Juga
Menemani
Suami dari Rossana ini juga mengucapkan rasa terimakasih pada Pramoedya Ananta Toer. Pasalnya telah menemani masa mudanya. Selain itu, Iwan Fals juga tidak menampik, membaca karya Pram, melecut pikirannya untuk terus berkarya.
"Saya berterimakasih pada Pak Pram karena sudah menemani masa muda saya dengan bacaan yang berisi semangat nasionalisme. Pas baca pagi tahu-tahu sudah sore, tahu-tahu sudah buka puasa. Tulisan Pak Pram sangat kuat. Tulisan Pram, juga membuat saya semangat menulis lagu," ungkapnya.
Advertisement
Bangga
Kini, 2 legendaris Indonesia tersebut disatukan dalam sebuah film yang diangkat dari mahakarya Pram, berjudul Bumi Manusia. Penyanyi lagu Bento ini merasa bangga bisa menjadi bagian kecil dalam karya Pram.
"Saya bangga bisa mengisi lagu dalam film Bumi Manusia," pungkasnya.
Bumi Manusia bersama film yang diangkat dari karya Pramoedya Anata Toer lainnya berjudul Perburuan, akan tayang serentak di seluruh bioskop di Indonesia pada tanggal 15 Agustus 2019.