Liputan6.com, Jakarta - Kisah perjalanan band Seventeen diangkat ke layar lebar dalam bentuk drama dokumenter. Cerita film pun mengangkat kisah band Seventeen yang manggung di Anyer hingga akhirnya muncul tsunami.
Akibat tsunami tersebut, semua personel Seventeen, kecuali Ifan, meninggal dunia. Istri Ifan, Dylan juga akhirnya ditemukan meninggal dunia.
Advertisement
Baca Juga
Ifan sendiri sempat menutup diri setelah kejadian ini. Sampai akhirnya, dirinya setuju untuk mengangkat kisahnya dalam sebuah film.
"Kalau dibilang membuka luka lama, iya memang benar. Saya saja merinding membayangkannya, saat syutingnya, mengingat kembali masa itu," ujar Ifan Seventeen saat jumpa pers syukuran film Kemarin di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (29/10/2019).
Tak Percaya
Ifan pun masih tak percaya kejadian yang menimpa teman-teman dan keluarganya itu akhirnya menjadi sebuah film. Apalagi, pembuatan film itu terjadi saat orang-orangnya sudah meninggal dunia.
"Gue enggak merasa bikin film sebenarnya. Tapi difilmkan ya. Karena dokumenter gitu ya, kayak enggak percaya sih. Maksudnya hard to believe gitu. Kok yang difilmin yang anak-anaknya sudah enggak ada. Teman-temanku, sahabat-sahabatku. Saudara-saudaraku, semuanya," ujar Ifan Seventeen.
Advertisement
Membayangkan
Sejatinya, Ifan tidak membayangkan kejadian tsunami Banten ini bakal dibuat film. Apalagi, dalam beberapa adegannya, pengambilan gambar dilakukan secara tidak sengaja.
"Kalau dibilang mengiyakan ini dibuat film, karena memang awalnya kita juga enggak tahu. Aku juga enggak tahu ujungnya akan jadi apa. Karena proses syuting itu sendiri, ada kameraman dan tim yang ngikutin aku dari sebulan kejadian. Jadi aku sebenarnya juga belum tahu buat apa. Buat film yang akan tayang di bioskopkah atau hanya hanya akan jadi dokumentasi pribadi kah. Dan kita juga belum ngobrol secara pastinya," kata Ifan.
Film
Sampai akhirnya, Ifan benar-benar yakin dan setuju peristiwa tsunami Banten itu dibuat untuk film. Selain itu, dirinya beralasan film ini nantinya akan berguna untuk anak-anak almarhum yang ditinggal orangtuanya.
"Awalnya memang susah untuk mengambil keputusan. Sampai akhirnya setelah Lebaran benar-benar ‘oke bismillah’ dengan footages video yang ada, dengan aku yang sudah diikutin sama kameraman, kita akan bikin film dokumenter yang akan tayang di bioskop," ujarnya.
Advertisement
Preview
Setelah filmnya jadi, tak ayal Ifan dan juga para istri personel Seventeen pun menangis menyaksikan previewnya. Bahkan, Ifan menganggap film tersebut seperti mengulangi cerita lama yang sudah terjadi.
"Pas preview filmnya semua nangis bukan hanya kesedihan tapi kengerian. Tadi Dendi bilang dalam mimpi terburuk pas tidur, mimpi buruk saja enggak nyampe seburuk itu. Kalau gue mimpi aja tiba-tiba jatuh atau kena musibah, mimpinya enggak sampai harus kehilangan istri atau suami. Bahkan mimpi terburuk enggak sampai kaya gitu," pungkasnya.