Bumilangit Masuk 20 Kekayaan Intelektual Indonesia yang Siap ke Kancah Internasional

Kemenparekraf memasarkan kekayaan intelektual Indonesia dengan membawa 20 kreator lokal, termasuk Bumilangit ke Hong Kong International Licensing Show 2021.

oleh Hernowo Anggie diperbarui 13 Jan 2021, 18:40 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2021, 18:40 WIB
Gundala
Para pemain dan sutradara film Gundala. (Screenplay/Bumi Langit/Legacy)

Liputan6.com, Jakarta Bumilangit, Si Juki, Tahilalats, Garudayana, dan sejumlah properti komik Indonesia lainnya tengah masuk ke dalam 20 kekayaan intelektual Tanah Air yang dibawa Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) ke Hong Kong International Licensing Show 2021.

Terpilihnya Bumilangit yang menaungi Gundala, Si Juki, dan karya lainnya dalam 20 jenama ini, mengacu pada besarnya pasar licensing terhadap kekayaan intelektual di seluruh dunia. Sehingga, semua pihak berlomba-lomba untuk memasarkan karyanya.

Kemenparekraf mengajak secara langsung para kreator Indonesia termasuk Bumilangit untuk memamerkan karya mereka di Hong Kong International Licensing Show (HKILS) 2021 yang sedang digelar sejak 11 lalu hingga 15 Januari 2021 mendatang.

 

Pendaftaran Terbuka

Hong Kong International Licensing Show 2021
Sejumlah kekayaan intelektual Indonesia bakal gabung Hong Kong International Licensing Show (HKILS) 2021. (Ist)

Sebelumnya, Kemenparekraf mengumumkan pendaftaran terbuka dan melakukan proses seleksi bersama kurator profesional terlebih dahulu. Dari situlah Kemenparekraf mendapatkan 20 IP (Intellectual Property/Kekayaan Intelektual) terpilih untuk difasilitasi pada kegiatan HKILS 2021.

Kegiatan Kemenparekraf ini masih dalam kerangka program komersialisasi IP: Katapel. Kemenparekraf mengajak mereka secara virtual untuk mengenalkan karya kreatif masing-masing kepada potential buyer dari berbagai belahan dunia.

Sebelum mengikuti kegiatan ini, seluruh peserta terlebih dahulu menjalani tahap pembekalan yang diharapkan bisa membantu mereka dalam memasarkan kekayaan intelektual kepada potential buyer.

 

Alternatif Ekspor

Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya, menuturkan bahwa dengan adanya fasilitasi ini, diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari kekayaan intelektual lokal yang bisa menjadi salah satu alternatif ekspor Indonesia.

"Basis industri kreatif sangat mengandalkan kekuatan kapitalisasi kekayaan intelektual untuk mendapat nilai tambah ekonomi. Saat situasi pandemi seperti ini, wisatawan mancanegara jauh berkurang sehingga devisa negara dari sektor pariwisata sangat terganggu," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, baru-baru ini.

"Kegiatan ini merupakan langkah inovatif mencari peluang devisa dari sisi ekonomi kreatif . Sejalan dengan pilar kolaborasi yang diusung Kemenparekraf, kedepan kita harap kekayaan intelektual lokal makin diminati pelaku industri, dan menjadi salah satu alternatif ekspor yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi," ia melanjutkan.

 

Komentar Kemenparekraf

Menurut pihak Kemenparekraf, Hong Kong merupakan salah satu hub ekonomi Asia yang paling penting. Selain itu diharapkan juga bahwa program ini bisa menjadi salah satu faktor pendorong ekonomi secara nasional.

“Hong Kong merupakan salah satu market terbesar komersialisasi IP, mengingat letaknya yang dekat dengan Tiongkok dan memiliki potensi ekonomi sangat besar," jelas Yuana Rochma Astuti, Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf.

"Kami berharap melalui program ini ekraf nasional berbasis kapitalisasi kekayaan intelektual atau penjualan lisensi karya bisa bersaing di pentas global sehingga bisa mendorong peningkatan ekspor dan produk domestik bruto ekonomi kreatif,” tambahnya.

 

Berpotensi Besar

Sementara itu, perwakilan untuk HKILS 2021 di Indonesia, menyebutkan bahwa kekayaan intelektual Indonesia

"Dengan keikutsertaan Indonesia di ajang HKILS 2021 ini diharapkan bisa membawa IP Indonesia ke jenjang internasional," ujar Grace Kusnadi, Ketua Kontingen Pavilion Indonesia untuk HKILS 2021.

"Ini terlihat dari sinyal positif yang didapatkan para peserta Indonesia dari para licensor di luar negeri seperti Jepang, Thailand, dan Kanada. Ini membuktikan bahwa IP Indonesia mempunyai potensi yang besar," ia menambahkan.

 

Deretan Jenama

Termasuk karya-karya yang disebutkan 20 jenama terpilih ini adalah Tahilalats, Garudayana, Komik Ga Jelas, Emak Matic, Manguni Squad, Gugug!, Ghosty’s, Mintchan, Si Juki, Bumilangit, Dudu, Kareem & Khaleel, Damn! I Love Indonesia, Maple Haven, Fun Cican, Ghost Parade, Where is My Cat?, Warganet Life, Meng, dan Niion.

Dengan banyaknya peserta yang ikut tahun ini, diharapkan Indonesia bisa memperoleh pencapaian yang lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya