Liputan6.com, Jakarta Episode baru drama rumah tangga Desiree Tarigan dan Hotma Sitompul menampilkan mediator, yakni Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia alias Peradi, Otto hasibuan.
“Mengapa harus mediasi? Bukan soal hanya harta. Bukan soal hanya cerai, tapi damage yang timbul selama ini. Bayangkan ada tuduhan perselingkuhan kiri dan kanan,” terang sang mediator dalam jumpa pers di Jakarta, baru-baru ini.
Advertisement
Baca Juga
Otto Hasibuan menjelaskan, upaya damai melalu musyawarah, apapun hasilnya, diharapkan membuat situasi jadi lebih kondusif. Apalagi, konflik ini tentu berdampak terhadap kondisi psikologis anak-anak.
Yang Jadi Sulit...
Otto Hasibuan memastikan pihak Desiree dan Hotma masih ingin selesai baik-baik. Masalah lain muncul saat kuasa hukum Hotma, Muara Karta, S.H., memberi pernyataan terkait syarat mediasi tanpa Hotman Paris. Otto menyebut ini sulit.
“Yang jadi sulit buat saya sekarang, saya baca tadi di berita… dari Pak Muara Karta membuat syarat katanya, harus kuasa dari Ibu Desiree ke Hotma harus dicabut, baru bisa damai. Kalau itu benar, memang akan jalan lebih sulit,” ujarnya.
Advertisement
Perihal Isi Percakapan
Otto Hasibuan telah membahas kemungkinan damai dari kubu Desiree maupun Hotma. Namun, ia tidak akan membuka hasil pembahasan tersebut kepada khalayak.
“Saya tidak akan membuka isi pembicaraan karena itu confidential tapi yang ingin saya sampaikan bahwa kedua belah pihak sementara ini, masih berkeinginan besar untuk menyelesaikan persoalan ini. Mudah-mudahan bisa selesaikan dengan baik,” Otto menyambung.
Pertemuan Tatap Muka
Meski punya keinginan menyelesaikan dengan damai, hingga artikel ini disusun, Desiree dan Hotma belum menggelar pertemuan tatap muka. Inilah yang sedang diupayakan.
Ini kami kutip dari video “Tak Ingin Perdamaian Hotma Sitompul dan Desiree Tarigan Gagal, Otto Hasibuan Tutup Rapat Persyaratannya,” di kanal YouTube Cumicumi, Sabtu (17/4/2021).
Advertisement
Kamar Ke Kamar
“Tahap sekarang, belum mereka bertemu jadi masih kamar ke kamar nih saya bicara dengan Ibu Desiree, saya bicara dengan Hotma,” pengacara kelahiran Pematang Siantar, 5 Mei 1959, menjelaskan.
“Ini masih dirundingkan sampai nanti harapan saya tentunya, sampai mereka bisa bertemu (muka) untuk finalisasi apa isi perdamaian itu,” Otto mengakhiri.