Liputan6.com, Jakarta Akhir pekan lalu santer terdengar kabar anak-anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di-bully alias mengalami perundungan. Ini terjadi setelah kasus Brigadir J jadi isu nasional selama berminggu-minggu.
Perundungan anak-anak Sambo ramai dibahas netizen +62 di Twitter dan menyita perhatian seniman sekaligus pemerhati anak Seto Mulyadi alias Kak Seto. Kak Seto lantas bersuara.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) itu mendesak Polri melindungi anak-anak Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi setelah pasutri tersebut ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Advertisement
Baca Juga
Kak Seto menilai perlindungan terhadap anak-anak Ferdy Sambo saat ini sangat penting. Tak menutup kemungkinan, kasus ini mengguncang kondisi kejiwaan mereka.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Imbauan Kepada Polri
“Kami mendesak keluarga besar Polri juga bisa melindungi anak-anak,” kata Kak Seto dilansir dari Antara, Minggu (21/8/2022). LPAI siap berkoordinasi dengan Mabes Polri untuk melindungi anak-anak Ferdy Sambo.
Dalam kesempatan itu, Kak Seto mengingatkan bahwa setiap anak Indonesia berhak mendapat perlindungan, termasuk dari keluarga Polri. Apalagi, jika mereka berusia di bawah 18 tahun.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Pisahkan Anak
Kreator boneka Si Komo juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mencampuradukkan status hukum Ferdy Sambo dengan kehidupan anak-anaknya. Perundungan, apa pun alasannya, tidak bisa dibenarkan.
“Mohon anak-anak dipisahkan dari kasus orang tuanya. Harus ada peran entah itu dari keluarga atau dari institusi Polri itu sendiri,” Seto Mulyadi mengimbau melalui para jurnalis.
Berhenti Bermedsos
Kak Seto juga menyarankan anak-anak Ferdy Sambo sementara waktu berhenti menggunakan medsos. Mengingat, kasus Ferdy Sambo kerap menembus trending topic.
Mereka diimbau fokus menjalani pendidikan informal. “Supaya tidak termakan kerasnya komentar netizen dan sebagainya demi keamanan psikologisnya,” Kak Seto mengakhiri.
(Antara)
Advertisement