Liputan6.com, Jakarta M3GAN adalah film horor yang sedang dipuja-puja kritikus maupun para pencinta sinema. Situs Rotten Tomatoes memberi skor kesegaran mencapai 94 persen sementara Metacritic 74.
Performanya di tangga box office pun tak memalukan. Film M3GAN mengumpulkan pendapatan 48 juta dolar AS atau sekitar 742 miliar rupiah, pekan ini. Padahal, biaya produksinya hanya 12 juta dolar AS.
Ia kemudian menyodok ke posisi runner-up di tangga box office. Karya sineas Gerard Johnstone hanya kalah dari Avatar: The Way of Water yang masih bertakhta kursi jawara.
Advertisement
Baca Juga
Resensi Film Mindcage: Gagal Jadi Drama Krimimal yang Mencekam dan Mencengkeram Nyali Penonton
Resensi Film Shotgun Wedding: Relaksasi Jennifer Lopez di Zona Nyaman, Menghibur dengan Alur Sat-set
Resensi Film Cek Toko Sebelah 2: Signature Ernest Prakasa Kian Tajam, Cerita Solid Mencubit Kulit Nurani
Berikut resensi film M3GAN yang dibintangi duet maut aktris Allison Williams dan Jenna Davis. M3GAN digadang-gadang sebagai salah satu horor terbaik tahun ini bahkan dekade ini.
Nahas Menimpa Pasutri
Nahas menimpa pasutri Ryan (Arlo Green) dan Ava (Kira Josephson) yang tengah berlibur bareng si buah hati, Cady (Violet McGraw). Mobil mereka kecelakaan di tengah badai salju.
Ryan dan Ava tewas, sementara Cady yang cedera berat selamat setelah dirawat intensif di rumah sakit. Kini, Cady tinggal bersama bibinya, Gemma (Allison Williams) yang bekerja di perusahaan mainan Funki.
Di bawah tekanan bos David Lin (Ronny Chieng), Gemma bersama timnya, Tess (Jen Van Epps) dan Cole (Brian Jordan Alvarez), mengembangkan boneka yang dibekali kecerdasan buatan, sensor mata, dan memori tajam.
Boneka setinggi 1,2 meter dari silikon itu dinamai M3GAN. Dirancang sebagai teman anak-anak yang kesepian, M3GAN bisa jadi rekan bermain, tempat curhat, hingga “bank” kenangan tentang keluarga.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
30 Pertama Agak Menjemukan
Hari-hari Cady yang semula kelabu seketika penuh warna berkat kehadiran M3GAN. Suatu hari, Dewey, anjing peliharaan tetangga, Celia (Lori Dungey) hilang. Beberapa hari setelahnya, giliran polisi mengevakuasi jenazah Celia. Gemma mencium ada yang tak beres di rumahnya.
Setengah jam pertama M3GAN sejujurnya agak menjemukan. Gerard Johnstone menjadikan ini sesi perkenalan yang detail namun terasa klise dalam membingkai proses adaptasi anak dengan trauma berat serta sesi konsultasi pemulihan.
Setelah 30 menit, barulah “bensin” disiram dan percikan konflik ditebar. Kecerdasan naskah M3GAN terletak pada bagaimana boneka dengan kecerdasan buatan ini bermetamorfosis dari benda asing menjadi teman, sahabat, lalu putar balik menjadi biang petaka.
Sensasi Mencekam Itu Dari...
Tak perlu buru-buru menghakimi M3GAN sebagai Chucky versi cantik dan kekinian. Film ini mempresentasikan teror dan horor dengan cara eksentrik. Ini bukan soal berapa liter darah tertumpah dan jumlah nyawa yang dikirim ke alam baka.
Pertama, sensasi mencekam justru dibangun lewat bagaimana benda mati menyerap memori dan “belajar” menjadi manusia. Lewat proses ini, penonton ketar-ketir karena tahu ada ancaman tapi belum paham detailnya seperti apa. Cemas. Takut. Enggak nyaman. Itu rasanya.
Advertisement
Gadis Kecil Berlatar Suram
Sumber teror kedua, justru Cady. Gadis kecil berlatar suram, ini mulai nyaman dengan boneka lalu memanusiakannya. Penulis Akela Cooper dengan tajam mengkritik orangtua dan orang yang tua, yang memilih jalan pintas menenangkan anak dengan benda tak berhati.
Ini parenting instan untuk mencapai ketenangan sesaat namun efek jangka panjangnya lebih seram dari penampakan kuntilanak melayang di pohon pisang. Adegan Cady tantrum karena dipisahkan dari sahabat tak bernyawa bikin merinding sekaligus dada terasa sesak.
Mengeksekusi Korban
Ketiga, tentu saja M3GAN. Sekali lagi ini bukan soal bagaimana ia mengeksekusi korban. Unsur seram dibangun sejak dari proses penciptaan dan beragam insiden yang menyertainya.
Karena tahu bagaimana ia dibuat, kita bisa membayangkan betapa repotnya mengurai simpul rumit teror tak diharap yang datang tiba-tiba. Semua digulirkan dengan alur “lurus” dan relatif minim adegan sadis vulgar plus darah seperti horor generik pada umumnya.
Karena tidak blak-blakan inilah yang membuat fantasi penonton melayang membayangkan betapa ngerinya efek menciptakan “manusia buatan” yang di tengah jalan berubah menjadi monster.
Advertisement
Bagai Makanan Pedas
M3GAN dibangun lewat narasi logis. Background yang digunakan, perusahaan teknologi yang memproduksi mainan. Teori kecerdasan buatan terasa memenuhi nalar kala diaplikasikan ke tempat kerja karakter utama.
Bersama dengan upaya melogiskan cerita dan penokohan, kreator M3GAN menganyam drama keluarga khas Hollywood berbalut tema kehilangan yang universal bertabur bumbu horor dalam takaran super-pas. Film ini bagai mengolah makanan pedas.
Bahan bakunya mudah didapat plus takaran bumbu yang pas menjadikan M3GAN terhidang sempurna dengan after-taste pedas di pangkal lidah. Tidak sampai bikin bibir jontor tapi benaran nagih, membuat kita membahasnya dengan para pencinta kuliner lain dalam konteks positif.
Pemain: Allison Williams, Jenna Davis, Violet McGraw, Jen Van Epps, Brian Jordan Alvarez, Ronny Chieng, Arlo Green, Kira Josephson
Produser: Jason Blum, James Wan
Sutradara: Gerard Johnstone
Penulis: Akela Cooper
Produksi: Blumhouse Productions, Atomic Monster, Divide/Conquer, Universal Pictures
Durasi: 1 jam, 42 menit