Resensi Film WONKA (2023): Prekuel Musikal yang Menjanjikan, Membangkitkan Semangat dan Memukau Secara Visual

Liputan6.com, Jakarta - Menghadirkan prekuel film rasanya sudah menjadi sesuatu yang tidak asing lagi untuk kembali mengingatkan penonton pada sebuah karakter dan kisahnya pada masa lampau.   

Kali ini Warner Bros Pictures berusaha menghidupkan lagi kisah Si Pembuat Coklat terhebat di dunia bernama Willy Wonka. Laki-laki yang tampil eksentrik dengan topi magician dan jubah menjuntai panjang di bagian belakangnya.

Karakter ini sebelumnya muncul di film berjudul Willy Wonka and The Chocolate Factory (1971) yang diperankan oleh Gene Wilder. Kemudian muncul franchise Charlie and The Chocolate Factory (2005) di mana Wonka diperankan oleh Johnny Depp.

Namun, semua itu belum cukup untuk mengenal karakter Wonka yang lahir dari novel anak-anak klasik karangan penulis legendaris Roald Dahl. Akhirnya dibuatlah prekuel film yang berjudul WONKA (2023) yang karakter utamanya dimainkan oleh bintang muda berbakat Timothee Chalamet.

Film ini berkisah tentang awal perjuangan Wonka memulai bisnis coklat sebelum dikenal menjadi pembuat coklat terhebat di dunia. Kira-kira apakah film akan mendulang kesuksesan yang sama seperti sebelumnya. Semenarik apakah film ini, simak resensi film WONKA (2023) berikut.

Ketika menyimak trailer WONKA (2023) tidak cukup menjelaskan kalau film ini ternyata akan dibuat musikal. Namun siapa sangka setelah menyaksikannya, WONKA ternyata cukup menjanjikan dan bisa disebut sebagai salah satu film musikal terbaik tahun ini.

Pemilihan musik, lagu dan tarian yang pas seolah dapat membangkitkan semangat. Di tambah lagi pembawaan Timothee Chalamet sebagai Wonka yang polos, menyenangkan dan penuh semangat bisa tergambarkan dengan baik.

Peraih nominasi Oscar Timothee Chalamet membangun karakter Willy Wonka dengan sempurna. Wonka adalah sosok yang pantang menyerah, berhati lembut namun sedikit bodoh.

Karena tidak membaca, ia terlibat perjanjian dengan Nyonya Scrubitt (Olivia Colman) yang menjadikannya budak. Di sisi lain, gadis cilik bernama Noodle (Calah Lane) membantunya keluar dari rumah Nyonya Scrubitt untuk menjual coklatnya pada orang-orang di kota.

Dari keuntungan penjualan, ia berharap bisa membebaskan semua budak di sana dan memberikan kehidupan yang lebih baik pada Noodle.

Diberkati dengan wajah tampan dan senyum manis, sisi lembut yang dihadirkan Timothee Chalamet membuat Wonka seperti lahir dari buku dongeng yang digemari anak-anak. Ia juga digambarkan sebagai seseorang yang periang dan banyak bicara. Riasannya juga dibuat se-minim mungkin sehingga begitu pas dengan karakter Wonka kali ini.

Tampaknya ini sedikit berbeda dengan karakter Willy Wonka sebelumnya. Ketika diperankan oleh Gene Wilder, Wonka adalah sosok yang tegas dan sedikit pemarah.

Sedangkan versi Johnny Depp, Wonka adalah sosok yang apatis dan sedikit aneh. Itu diperlihatkan melalui dialog serta riasan wajahnya. Kendati demikian, ketiganya membawa karakter Wonka yang khas dengan keunikannya masing-masing.

Film ini memiliki alur cerita yang runtut dan mudah dipahami karena berfokus pada perjuangan Wonka untuk menjadi pembuat coklat terhebat di dunia. Namun di satu sisi, adalah isu lain yang diangkat dan mewarnai ceritanya.

Itu seperti isu perbudakan dan korupsi. Perbudakan yang dilakukan Nyonya Scrubitt dengan mengelabui para penyewa kamarnya sehingga terlilit utang dan mau tidak mau harus bekerja padanya tanpa upah. Selain itu, isu korupsi dilakukan Slugworth (Paterson Joseph) yang bekerja sama dengan pihak gereja dan kepala polisi untuk menyukseskan bisnisnya dengan cara yang curang.

Selain dimanjakan dengan gaya musikal dan akting hebat, WONKA (2023) juga menyuguhkan visual yang indah. Suasana kota yang sarat dengan bangunan-bangunan megah yang klasik dan orang-orang berpakaian rapi dengan jas khas musim dingin.

Tidak khayal dengan persiapan produksi yang matang membuatnya tak ragu mengambil angle long shot berulang kali untuk menunjukkan luar biasanya kehidupan urban. Kota yang indah dan tampak begitu sibuk.

Produser: David Heyman, Alexandra Derbyshire, Luke Kelly

Sutradara: Paul King

Penulis: Simon Farnaby dan Paul King

Pemain: Timothée Chalamet, Calah Lane, Keegan-Michael Key, Paterson Joseph, Matt Lucas, Mathew Baynton, Rowan Atkinson, Jim   Carter, Tom Davis, Olivia Colman, Hugh Grant

Durasi: 1 jam 56 menit