Liputan6.com, Jakarta Pekan ini, Umi Pipik berziarah ke makam suami, ustaz Jefri Al Buchori di TPI Karet Bivak Jakarta Selatan. Mengenakan baju serbahitam dan cadar, ia menangis di makam Uje.
Sesaat kemudian, Umi Pipik menjelaskan alasan menangisi makam Uje. Dengan mata sembap ia mengaku terkenang momen beberapa kali didatangi Jefri Al Buchori di alam mimpi.
Baca Juga
Alasan lain, Umi Pipik menyebut kematian dan makam adalah sebaik-baiknya pengingat bahwa hidup hanya sementara. Alangkah baiknya jika diisi dengan amal dan kebaikan.
Advertisement
“Alam kubur itu mengingatkan kita bahwa semua orang bakal kembali (kepada Sang Khalik). Cuma bagaimana akhir atau kembalinya kita itu seperti apa. Ini menjadi pengingat bagi kita,” katanya.
Ingat Kebaikan-Kebaikan Beliau
Melansir dari video wawancara di kanal YouTube Intens Investigasi, Selasa (5/3/2024), Umi Pipik menyebut orang cerdas adalah yang selalu ingat kematian. Di makam, ia juga teringat kebaikan Uje semasa hidup.
“Ketika ziarah pasti ingat kebaikan-kebaikan beliau walaupun manusia itu enggak ada yang sempurna. Saya tidak sempurna, beliau enggak sempurna, tapi bagaimana dalam perjalanan hidup kami berdua. Banyak lika-liku dan ujian. Yang saya ingat hanya kebaikan,” urai Umi Pipik.
Advertisement
Jangan Menangis Melulu
Pesohor dengan 2 jutaan pengikut di Instagram ini juga teringat saat Uje datang ke alam mimpi meninggalkan pesan agar jangan bersedih. Almarhum juga minta maaf meninggalkan Umi Pipik dalam kondisi anak-anak masih kecil.
“Karena ingat juga, beberapa kali kalau saya lagi sedih, suka datang di mimpi. Pas kemarin saya sakit, beliau sempat datang juga di mimpi. Ingat kalau beliau bilang: Jangan menangis melulu. Maafin ninggalin dalam keadaan seperti ini (anak-anak masih kecil),” ungkapnya.
Orang yang Sudah Wafat
Mengunjungi makam Uje jelang Ramadan, Umi Pipik bermaksud menyambut bulan suci Ramadan dengan sukacita. Kepada jurnalis, ia menjelaskan bahwa mereka yang meninggal pun bahagia ketika tahu Ramadan tiba.
“Orang yang sudah wafat, ketika memasuki bulan Ramadan, mereka semua yang berada di sini itu senang. Kenapa? Karena dihentikan hisabnya. Kalau kita yang masih hidup enggak senang datangnya Ramadan, enggak ikut puasa, boleh dipertanyakan,” tutup Umi Pipik.
Advertisement