Fuji Ikhlas Dijuluki Aura Magrib: Engagement Naik, Rate Card Juga Naik

Fuji kembali bicara soal warganet yang menjulukinya punya aura magrib.

oleh Zulfa Ayu Sundari diperbarui 18 Jul 2024, 12:15 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2024, 12:15 WIB
Fuji an saat hadir di ulang tahun teman. [@fuji_an]
Fuji an saat hadir di ulang tahun teman. [@fuji_an]

Liputan6.com, Jakarta Fuji sering dijuluki dengan aura magrib. Hampir di setiap unggahannya, warganet seolah tak ketinggalan menyertakan julukan tersebut. Awalnya, hal ini membuat Fuji terganggu. Lama kelamaan dia menerima.

Dalam konten YouTube Kaesang Pangarep, mantan kekasih Thariq Halilintar membahas soal julukannya tersebut. Kaesang sendiri tak habis pikir mengapa Fuji mendapat julukan demikian.  

“Kayak gini disebut gelap terus kita apa?” kata anak Presiden Joko Widodo tersebut.

“Eh tapi kenapa sih di Indonesia belum terima kulit-kulit eksotik,” Boiyen selaku co-host menimpali.

Fuji menduga ini terjadi karena standar kecantikan wanita Indonesia salah satunya berkulit putih. Warna kulit yang lebih terang dianggap memiliki konotasi yang lebih baik ketimbang gelap.

Kulit Gelap Punya Konotasi Buruk?

Fuji. (Foto: Dok. Instagram @fuji_an)
Fuji. (Foto: Dok. Instagram @fuji_an)

“Mungkin karena standarnya dari dulu harus putih, mungkin kalau putih konotasinya bersih kali ya, kalau misalnya gelap…” jelas tante Gala Sky Andriansyah tersebut.

Fix kita dekil semua. Kita dekil semua. Tapi orang-orang yang komen gitu siapa? Biasanya pasti lebih dekil lagi dia,” kata Kaesang.

Magrib yang Cantik dan Indah

Lebih lanjut, Fuji tidak menganggap aura magrib memiliki konotasi buruk. Dia bersyukur, julukan tersebut justru berdampak baik pada pendapatannya.  

Ngatain sih, konotasinya lebih ke dekil, buluk gitu walaupun aku lihat magribnya sebagai senja, indah, waktu buka puasa, enggak apa-apa sih ya. Tapi aku enggak apa-apa sih engagement-nya naik. Kalau engagement naik kan rate card naik,” tutur Fuji senang.

Kerjaan Buzzer?

Belakangan dia sempat mendengar selentingan soal aura magrib yang diduga digaungkan buzzer. “Lagi ramai katanya itu pakai buzzer, katanya, tapi aku enggak tahu benar atau enggak,” Fuji menyambung.

“Seniat itukah netizen mau ngejek orang bayar buzzer? Kirain cuma politikus doang pakai buzzer,” Kaesang Pangarep menanggapi.

Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia
Infografis Kenaikan Jumlah Pengguna Media Sosial di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya