Konser Nostalgia 15 Tahun Simfoni untuk Bangsa: Melodi Milenium Jadi Penutup Agustus yang Sempurna

Jakarta Concert Orchestra menutup bulan Agustus 2024 dengan mengajak penonton menjelajahi imajinasi dalam konser 15 Tahun Simfoni untuk Bangsa: Melodi Milenium.

oleh Patricia Vianney diperbarui 02 Sep 2024, 13:40 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2024, 13:40 WIB
Potret Batavia Madrigal Singers Konser Melodi Milenium 2024  (Dok. Patricia Vianney)
Potret Batavia Madrigal Singers Konser Melodi Milenium 2024 (Dok. Patricia Vianney)

Liputan6.com, Jakarta Konser nostalgia musik era 2000-an yang mengusung tema ‘15 tahun Simfoni untuk Bangsa: Melodi Milenium’, mengajak penonton menjelajah imajinasi melalui berbagai instrumen musik. Konser yang digelar di Jakarta Concert Hall, iNews Tower, Sabtu (31/8/2024) dihadiri oleh penonton beragam usia mulai dari anak kecil,remaja, hingga dewasa dan turis mancanegara.

Setiap lagu yang ditampilkan, dikemas dengan versi orkestra serta nyanyian merdu dari keluarga The Resonanz. Mulai dari penyanyi cilik hingga dewasa yang ikut meramaikan di sejumlah lagu yang ditampilkan.

Sukses menggelar konser sebagai pendiri sekaligus konduktor Jakarta Concert Orchestra, Avip Priatna mengaku ingin selalu membuat konser yang belum pernah dirasakan oleh masyarakat. Ia ingin membuat suasana dan pengalaman yang baru.

Dengan melibatkan anggota Batavia Madrigal Singers dan beberapa ranger, Avip Priatna berharap agar setiap karya-karyanya dapat menggema dan lagu Indonesia tetap dilestarikan dengan caranya sendiri.

Memberikan Pengalaman Baru

Potret Iringan Orchestra lagu Changcuters dengan Tarian Enerjik (Dok. Patricia Vianney)
Potret Iringan Orchestra lagu Changcuters dengan Tarian Enerjik (Dok. Patricia Vianney)

Dalam konser Melodi Milenium yang menampilkan 22 alunan lagu, terdapat tiga lagu yang hanya diiringi orkestra dan tarian. Lagu-lagu dari Padi dan D’Masiv, dan Changcuters, diaransemen khusus dengan hanya diiringi oleh alunan orchestra tanpa nyanyian. 

Avip Priatna rupanya ingin memberikan pengalaman yang baru dan penonton bisa lebih luas berimajinasi dalam mendengarnya.

“Jadi saya ingin mengemas dengan cara yang berbeda, tidak hanya bernyanyi. Saya ingin memberikan pengalaman yang berbeda, jadi orang mengkhayal dan telinga yang mendengar bisa menangkap melodi dengan warna yang beragam dari berbagai alat musik, agar balance,” ungkap Avip Priatna.

Proses Akurasi Tema di Setiap Konser

Potret The Resonanz Children Choir di Konser Melodi Milenium 2024 (Dok. Patricia Vianney)
Potret The Resonanz Children Choir di Konser Melodi Milenium 2024 (Dok. Patricia Vianney)

Melalui proses pengakurasian yang tidak mudah, Avip Priatna mengaku melibatkan anggota BMS dan para ranger untuk saling bertukar pikiran. Terutama untuk anak-anak muda karena wawasan yang dimiliki tentu sangat luas dan membuka jalan tukar pikiran.

“Saya senang melibatkan anak BMS karena wawasan mereka sangat luas. Contoh di konser anime kemarin, itu anak-anak ternyata sangat suka dengan anime, jadi mereka semangat membawakan lagu dengan tema yang mereka suka,” tutur Avip

Namun sebagai music director, pada akhirnya Avip Priatna tetap memutuskan ide yang menurutnya tepat. Dan pada konser Melodi Milenium ini, Ia mengangkat tema musik di era 2000-an dengan kemasan dan warna yang berbeda karena ingin lagu di Indonesia semakin menggema.

“Saya memilih tema perjalanan di era 2000-an dengan warna yang berbeda-beda dengan kontras yang berbeda agar penonton terbawa pengalaman yang tidak monoton,” tambahnya.

Harapan untuk ke Depannya

Potret Avip Priatna saat wawancara di wall of fame Melodi Milenium 2024 (Dok. Patricia Vianney)
Potret Avip Priatna saat wawancara di wall of fame Melodi Milenium 2024 (Dok. Patricia Vianney)

Di setiap konser yang dibawakan, Avip Priatna ingin memperkenalkan lagu dari setiap zaman dengan versi orkestra. Pasalnya, lagu-lagu dengan orchestra terbilang masih sangat jarang. Ia berharap dengan melestarikan lagu di setiap zaman, sehingga lagu tersebut semakin dikenal oleh generasi penerus.

“Indahnya lagu 2000-an ini harus diperkenalkan dengan generasi sekarang maka tema Simfoni untuk Bangsa, salah satu tujuannya untuk melestarikan lagu-lagu Indonesia dari segala zaman dengan cara kami sendiri, yaitu orkestra. Memakai instrumental yang berbeda-beda, saya ingin penonton mengeksplorasi berbagai kekuatan emosional,” ungkap Avip.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya