Liputan6.com, Jakarta Agus Susanto, S.H., M.H memiliki perjalanan hidup luar biasa yang menginspirasi. Pernah menjadi korban bullying sejak kelas 1 SD hingga kelas 3 SD, kini ia dikenal sebagai seorang fighter yang tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga memiliki mental baja.
Saat kecil, Agus sering menjadi sasaran perundungan oleh anak-anak yang lebih besar. Ia dihina, direndahkan, bahkan mengalami tekanan emosional yang mendalam.
"Rasanya sangat sedih dan membuat saya merasa rendah diri, terutama ketika saya terkena tifus. Tapi saya tahu harus bangkit," kenangnya.
Advertisement
Meskipun merasa terpuruk, Agus tidak menyerah. Ia mulai mencari cara untuk memperkuat mentalnya. Di kelas 5 SD, Agus belajar bela diri secara otodidak dengan menonton televisi. Motivasi utamanya sederhana: ingin melindungi diri dari bullying dan menghadapi tantangan hidup dengan percaya diri.
“Jangan sampai saya jatuh lagi. Saya ingin lebih kuat, baik secara fisik maupun mental,” tegas Agus.
Perubahan Besar
Memasuki masa remaja, Agus sudah tidak lagi menjadi korban bullying. Bahkan saat menempuh pendidikan di SMA dan perguruan tinggi, ia merasakan perubahan besar dalam dirinya. Mental yang kuat membantunya menghadapi berbagai tekanan, termasuk ketika bekerja di Kalimantan.
Pada usia 30-an, Agus memutuskan untuk serius berlatih bela diri melalui pelatihan terstruktur. Tekad kuat membawanya ke pertandingan internasional. Pertandingan pertamanya di Jepang melawan atlet Korea Selatan bertinggi 1,98 meter menjadi titik balik kariernya.
“Kemenangan ini adalah bukti pentingnya mental yang kuat,” ujarnya.
Advertisement
Berkompetisi
Tak hanya di Jepang, Agus juga berkompetisi di dunia Mixed Martial Arts (MMA) di Amerika Serikat. Meski harus melawan lawan-lawan lebih besar dan kuat, Agus membuktikan bahwa mental yang kokoh adalah kunci untuk bersaing di tingkat internasional.
Melalui kisahnya, Agus ingin menginspirasi generasi muda agar tidak mudah menyerah meskipun mengalami tekanan atau bullying. "Latih mental agar tidak mudah terpengaruh. Keberhasilan atau kegagalan dalam bela diri itu nomor dua; yang utama adalah mental kita," pesannya.
Kekuatan Mental
Agus juga menegaskan bahwa kekuatan mental bukan untuk membalas dendam. "Bullying bukan solusi. Sebaliknya, kita harus tetap berbuat baik kepada orang lain," tambahnya.
Kini, teman-teman masa kecil Agus mengenalnya sebagai sosok yang berbeda. Dari seorang korban bullying, ia menjadi figur yang dihormati. Untuk mereka yang masih menghadapi perundungan, Agus berpesan agar selalu melawan dengan cara positif.
“Beranilah melawan, karena itu akan membuat mental semakin kuat,” tutupnya.
Advertisement