WAMI Komentari Kisruh Royalti Agnez Mo dan Ari Bias, Soroti Pentingnya Hak Cipta

Wahana Musik Indonesia (WAMI) memberikan komentar tegas terkait persoalan royalti yang melibatkan Agnez Mo.

oleh Aditia Saputra diperbarui 06 Feb 2025, 19:30 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2025, 19:30 WIB
WAMI dalam konferensi pers di Twin House, Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025).
WAMI dalam konferensi pers di Twin House, Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kisruh royalti yang menyeret nama Agnez Mo masih menjadi perbincangan hangat di industri musik Indonesia. Kasus ini semakin memanas ketika Ari Bias, seorang pencipta lagu ternama, memutuskan untuk membawa permasalahan ini ke ranah hukum. Langkah hukum yang diambil oleh Ari Bias mendapat sorotan dari berbagai pihak, terutama dari Lembaga yang bergerak di bidang musik. 

Wahana Musik Indonesia (WAMI) memberikan komentar tegas terkait persoalan royalti yang melibatkan Agnez Mo. Presiden Direktur WAMI, Adi Adrian, menyatakan bahwa penghargaan terhadap hak kekayaan intelektual merupakan hal yang sangat penting di Indonesia. 

"Kita harus bisa menghargai orang-orang yang memperjuangkan haknya, karena itu sangat penting. Ada yang memperjuangkan haknya lewat peradilan, sama seperti WAMI yang juga memperjuangkan hak-haknya. Saya berharap semua bisa mengapresiasi upaya tersebut," ujar Adi Adrian dalam konferensi pers di Twin House, Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025).

Adi Adrian mengungkapkan bahwa ia telah mengikuti kasus ini sejak awal hingga akhir, menyoroti bagaimana hukum Indonesia menjadi pusat perhatian dalam penyelesaian masalah ini. 

"Kami ingin tahu bagaimana hukum akan berbicara dalam kasus ini. Kita lihat saja bagaimana putusannya nanti. Kami juga merasa deg-degan karena ini ibarat ujian bagi sistem hukum Indonesia, apakah keputusan ini akan dibatalkan atau dikabulkan," tambahnya.

 

Memberikan Apresiasi

Agnez Mo
Kuasa hukum Agnez Mo sebut sang klien santai saat musisi Ari Bias menggugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Sidang digelar lagi, Senin (9/12/2024). (Foto: Dok. Instagram @agnezmo)... Selengkapnya

Dalam konteks ini, Adi Adrian memberikan apresiasi kepada Ari Bias yang berani mengambil langkah hukum untuk menuntut haknya. 

"Yang harus dihargai adalah usaha menuntut hak melalui jalur peradilan, bukan dengan cara premanisme. Ini adalah jalan yang benar, melalui proses hukum yang adil," pungkas Adi Adrian. Menurutnya, keberanian Ari Bias untuk membuka diri dan menyuarakan keresahannya merupakan langkah positif bagi industri musik yang tengah berkembang di Indonesia.

Makki, salah satu pengurus WAMI, menambahkan bahwa peristiwa antara Ari Bias dan Agnez Mo akan menjadi salah satu momen tak terlupakan dalam sejarah industri musik Indonesia. 

"Peristiwa ini tidak hanya akan menjadi catatan sejarah, tetapi juga referensi bagi generasi mendatang. Kasus ini memberikan beban berat bagi penegak hukum serta bagi Agnez dan Ari. Bagaimana hasil akhirnya? Ini sangat menarik untuk dilihat, karena aparatur negara sedang diuji dalam menangani kasus di industri musik," ujarnya.

Kisruh royalti ini menyoroti betapa pentingnya perlindungan hak cipta dan pengelolaan royalti di industri musik Indonesia. Dalam situasi di mana para kreator harus bergelut dengan isu ketidakadilan pendapatan, langkah hukum seperti yang diambil oleh Ari Bias diharapkan dapat membuka jalan bagi reformasi sistem pengelolaan royalti. Adi Adrian dan Makki dari WAMI berharap agar kasus ini menjadi momentum untuk perbaikan regulasi dan transparansi di sektor musik, sehingga semua pihak dapat mendapatkan haknya secara adil.

 

Pencapaian Penting

WAMI dalam konferensi pers di Twin House, Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025).
WAMI dalam konferensi pers di Twin House, Cipete, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025).... Selengkapnya

WAMI sendiri menutup tahun 2024 dengan berbagai pencapaian penting yang menegaskan perannya dalam ekosistem musik Indonesia. Sepanjang tahun lalu, semakin banyak pencipta dan penerbit musik yang mempercayakan karyanya kepada WAMI—960 pencipta dan 5 penerbit musik bergabung, membawa total anggota mencapai 5.806, sementara katalog lagu bertambah 33.789 lagu, sehingga kini mencapai 243.313 lagu. 

Dari sisi penghimpunan, WAMI berhasil mencapai kenaikan sebesar 40% dari tahun sebelumnya, dari 132 miliar rupiah di tahun 2023 menjadi 185 miliar rupiah di tahun 2024. WAMI juga berhasil mendistribusikan royalti sebesar Rp123,6 miliar sepanjang tahun 2024, mencerminkan kinerja positif WAMI serta semakin kuatnya kesadaran akan performing rights di industri musik. 

Selain itu, WAMI juga menandai langkah besar dalam transparansi dan efisiensi dengan meluncurkan sistem ATLAS, sebuah platform yang mempermudah pengelolaan data royalti secara lebih akurat. Dari sisi hukum, WAMI memperkuat penegakan lisensi dengan membangun tim Legal, memastikan hak pencipta dan pemegang hak musik semakin terlindungi.  

Memasuki tahun 2025, WAMI berkomitmen untuk terus memperkuat kepercayaan para pemangku kepentingan—anggota, pengguna musik, dan masyarakat luas—melalui peningkatan kinerja, akuntabilitas, dan pelayanan yang lebih baik. 

“Saya bangga atas pencapaian luar biasa kami di tahun 2024, dengan pertumbuhan signifikan dalam katalog lagu dan anggota, serta keberhasilan dalam penghimpunan dan distribusi royalti, dan kami berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan, transparansi, dan edukasi hak cipta di tahun 2025 demi memperkuat ekosistem musik Indonesia." pungkas Adi Adrian

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya