The Lords of The Rings Vs The Hobbits, Lebih Epik Mana?

Tak bisa dipungkiri, dunia fantasi yang diciptakan oleh J.R.R. Tolkien sudah menjadi tato tersendiri di hati para penggemar novel.

oleh Feby Ferdian diperbarui 10 Okt 2013, 19:20 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2013, 19:20 WIB
lord-131010b.jpg
Tak bisa dipungkiri, dunia fantasi yang diciptakan oleh J.R.R. Tolkien sudah menjadi tato tersendiri di hati para penggemar novel. Karena itu, saat diputuskan untuk dibuat film, banyak penggemar 'The Lord of the Rings' yang menyambut baik kabar tersebut. Apalagi, lewat hasil maksimal yang dicapai oleh sutradara Peter Jackson, film ini pun sukses menjadi kiblat tersendiri di kalangan pembuat franchise fantasi.

Nah, penasaran dengan dua film ini? Simak ulasannya berikut ini:

the-hobbit-131007c.jpg
The Lords of The Rings
The Lord of the Rings adalah sebuah film trilogi yang diambil dari tiga buah buku karangan J.R.R. Tolkien. Seri pertamanya, 'The Fellowship of the Ring' dirilis pada 2001, dilanjutkan dengan film kedua berjudul 'The Two Towers' pada 2002, dan berakhir di 'The Return of the King' pada 2003.

Ke-3 film tersebut dibuat agak sedikit berbeda dari novelnya. Diketahui, film animasi yang dirilis pada 1978 menjadi inspirasi utama trilogi arahan Peter Jackson ini.

Kisahnya sendiri berawal dari diberikannya cincin ajaib nan berbahaya milik Sauron oleh Hobbit bernama Bilbo kepada kerabat keluarganya yang bernama Frodo. Bilbo sendiri bermaksud meninggalkan desa Shire yang menjadi pemukiman para Hobbit.

Setelah penyihir Gandalf mengetahui cincin milik Sauron diberikan kepada Frodo, ia pun memerintahkan Frodo berjalan menuju desa Rivendell, pemukiman para Elf agar mereka semua selamat.

Ternyata, pihak yang memegang cincin itu sedang dicari oleh anak buah Sauron untuk membangkitkan kembali sang iblis tersebut. Salah satu pihak yang terlibat adalah Saruman, sahabat lama Gandalf di kalangan penyihir.

Dalam perjalanan, Frodo ditemani oleh ketiga orang kerabatnya sesama Hobbit, yaitu Sam, Merry, dan Pippin. Mereka pun mendapat perlindungan dari seorang pengelana bernama Aragorn yang kemudian diketahui sebagai keturunan raja Gondor yang pernah menghabisi Sauron.

Setibanya di Rivendell, para elf menolak menyimpan cincin berbahaya itu. Akhirnya para elf pun menaruh harapan kepada Frodo untuk bisa menghancurkan cincin itu di gunung berapi Mordor.

Dari situlah, mereka ditemani oleh teman-teman baru, yaitu Legolas, Gimli, dan Boromir. Sembilan orang dari mereka pun membentuk suatu persaudaraan untuk memusnahkan cincin.

Akan tetapi, perjalanan mereka terpisah hingga semuanya berpencar-pencar di film ke-2. Sementara itu, Frodo yang ditemani oleh Sam pun harus berusaha berjalan hingga kawah gunung. Di lain pihak, kawan-kawan Frodo yang terpisah pun kembali bertemu untuk berperang menghabisi pasukan Sauron yang mulai menyerbu pihak manusia.

Pada film ke-2 dan ke-3, terdapat banyak adegan peperangan yang telah menjadi favorit para penikmat film berjenis kolosal dan epik. Di film ke-3, klimaksnya pun diperlihatkan dengan sangat baik, dimana karakter bernama Gollum menjadi salah satu tokoh kuncinya.

Meski efek yang ada pada saat itu masih belum secanggih The Hobbit, namun jalan cerita yang mudah dimengerti oleh bukan pembaca novelnya sekali pun membuat trilogi The Lord of the Rings menjadi salah satu judul film yang tak terlupakan.(Rul)

viggo-mortensen-baru-130419b.jpg
The Hobbits
Film The Hobbits menceritakan kehidupan muda dari seorang Hobbit bernama Bilbo Baggins, yang mana secara tidak disengaja 'dipaksa' bergabung oleh sang penyihir tua Gandalf The Grey untuk bergabung dengan para Dwarf dalam merebut kembali Erebor, kerajaan sekaligus rumah yang telah diambil alih oleh sang naga, Smaug.

Dipimpin langsung oleh anak sang raja Dwarf, Thorin Oakensheild, mereka pun akhirnya berpetualang menelusuri daerah-daerah liar dan berbahaya yang akhirnya akan mempertemukan Bilbo dengan mahluk Gollum.

Konon, pertemuan inilah yang kelak akan menjadi cerita utama dari film Lord of The Rings.

Berbeda dengan tiga film pendahulunya, 'The Hobbits: An Unexpected Journey' justru muncul dengan jalan cerita yang lebih ringan. Menggunakan teknologi HFR (High Frame Rate) 3D sebagai teknologinya, film ini menjadi begitu meyakinkan dalam menampilkan visualisasinya.

Sayangnya, cerita yang terkesan sedikit dipanjang-panjangkan justru membuat penontonnya lelah. Hal ini pun sempat memberikan pertanyaan, haruskah dibuat trilogi? Pasalnya, seperti diketahui, trilogi The Lord of The Rings tercipta berkat 3 buku didalamnya, dan itu sangat jauh berbeda dengan trilogi The Hobbits yang hanya bersumber dari 1 buku.

Beruntung, film yang berdurasi 169 menit ini memiliki akhir yang menawan sehingga membuat penontonnya meninggalkan bangku dengan senyum yang lebar.(Feb)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya