Jurus Risma Optimalkan APBD Surabaya

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) berupaya mengoptimalkan penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Surabaya sekitar Rp 9,5 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Jul 2019, 18:00 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2019, 18:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) berupaya mengoptimalkan penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Surabaya sekitar Rp 9,5 triliun.

"Di Surabaya setiap hari kami memberikan 35 ribu orang makanan gratis, untuk anak yatim, lansia, miskin. Dan itu ternyata dengan uang satu per sepuluh anggaran DKI Jakarta,” ujar Risma, saat ditemui di Soehana Hall The Energy Building, seperti dikutip dari Antara, Rabu (31/7/2019).

Ia menuturkan, APBD Pemerintah Kota Surabaya yang hanya sekitar Rp 9,5 triliun mampu membuat berbagai terobosan. "Memang iya uang kami sedikit sekali jadi kami harus hemat," ujar dia.

Risma menuturkan, penghematan itu dilakukan dengan menggunakan sistem pengelolaan keuangan melalui teknologi sehingga menekan dana hingga 29 persen.

"Warga Surabaya kalau sakit sudah tidak bingung karena semua sudah melalui handphone, mulai dari mendapat nomor antrean untuk periksa hingga pengambilan obat," ujar dia.

Selama Risma menjabat sebagai Wali Kota Surabaya sejak 2010 membangun lebih dari 250 kilometer jalan, 1.400 perpustakaan, 110 sekolah, 70 lapangan olahraga hingga 70 taman kota per tahun.

"Itu adalah penghematan dari pengelolaan keuangan, karena kami menggunakan teknologi dan rinci," ujar dia.

Risma menuturkan, dalam membeli kertas untuk kebutuhan pemerintahan dalam satu tahun harus dihitung dan diperkirakan agar bisa semakin meminimalkan penggunaan dana yang berlebihan.

Ia menuturkan, jumlah APBD tidak terlalu berpengaruh terhadap kemajuan sebuah daerah, karena semua tergantung cara pemerintahnya dalam mengelola dana itu.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Wali Kota Surabaya Percantik Jalanan Jelang Surabaya Marathon

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) terus mempercantik jalanan Surabaya dan jalur-jalur yang akan dilewati oleh para pelari di kegiatan internasional Surabaya Marathon.

Ia pun turun langsung ke Kebun Bibit Wonorejo untuk mengecek beberapa tanaman untuk disebarkan di jalanan Surabaya. Wali kota perempuan pertama ini perlahan mengelilingi kebun bibit itu sambil menanyakan tanaman apa saja yang sudah siap untuk ditanam di pinggir jalan dan taman-taman di tengah kota. Dengan HT-nya, ia pun terlihat memerintahkan anak buahnya untuk menambahkan beberapa tanaman di pinggir jalan.

"Tanaman Sansevieria itu tambahkan di fly over, dan dihitung kebutuhannya berapa," kata Risma melalui HT-nya, Selasa, 30 Juli 2019.

Risma mengaku memang akan terus mempercantik taman-taman di tengah kota, terutama jalur-jalur yang akan dilewati oleh para peserta kegiatan internasional Surabaya Marathon. Tujuannya, supaya ketika mereka lari lingkungannya bagus dan bisa lebih nyaman, suasananya lebih enak.

"Saya ingin para pelari marathon bisa melihat pemandangan yang bagus selama mereka lari. Suasanaya juga nyaman, makanya saya ke sini, tanaman apa saja yang bisa diambil untuk bisa ditanam di tengah kota,” kata Risma di sela-sela meninjau Kebun Bibit Wonorejo.

Salah satu yang akan dipercantik adalah Underpass Mayjen Sungkono yang sampai saat ini tamannya belum selesai. Oleh karena itu, dia meminta kepada anak buahnya itu untuk menambah beberapa tanaman dan bunga-bunga di jalan tersebut.

"Karena anggarannya terbatas, jadi kita maksimalkan. Mana yang kita kurang, kita sempurnakan. Kita juga akan tambah Bunga Anggrek di sepanjang jalan," ujar dia.

Pada kesempatan itu, Risma juga menjelaskan tentang beberapa tanaman di Surabaya yang masuk kategori langka. Di antaranya adalah tanaman nam-nam yang ada di hutan kota, sapu tangan yang bentuknya seperti sapu tangan, ada pula Bisbul yang merupakan tanaman istana, serta ada pula Bau-bau yang kakinya sangat besar.

"Di kebun bibit ini hanya transit tanaman-tanaman yang kami beli dari luar kota, ditransit di sini supaya tidak stress, kemudian kita tanam di tengah kota," ujar dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya