PN Surabaya Agendakan Sidang di Lokasi Jalan Ambles Raya Gubeng

Juru bicara Pengadilan Negeri Surabaya Sigit Sutrisno menuturkan, sidang pemeriksaan setempat perlu digelar untuk meyakinkan majelis hakim.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Des 2019, 13:30 WIB
Diterbitkan 10 Des 2019, 13:30 WIB
Sudah Diaspal, Jalan Raya Gubeng Segera Diuji Coba
Sudah diaspal, Jalan Raya Gubeng segera diuji coba. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pengadilan Negeri Surabaya mengagendakan sidang pemeriksaan setempat (PS) di lokasi jalan ambles Raya Gubeng Surabaya pada Jumat, 20 Desember mendatang.

Juru bicara Pengadilan Negeri Surabaya Sigit Sutrisno menuturkan, sidang pemeriksaan setempat perlu digelar untuk meyakinkan majelis hakim terkait tindak pidana yang disangkakan jaksa penuntut umum (JPU) terhadap para terdakwa.

"Salah satunya dalam sidang pemeriksaan setempat nanti akan mencocokkan gambar-gambar yang ada di Berkas Acara Pemeriksaan atau BAP. Karena Majelis Hakim yang dipimpin R Anton Widyopriyono selama ini hanya melihat gambar-gambar konstruksi tersebut melalui BAP yang digelar di setiap persidangan," ujar dia seperti dikutip dari Antara, Selasa (10/12/2019).

Dia menuturkan, melalui sidang pemeriksaan setempat itulah akan terlihat secara gamblang perkara amblesnya jalan Raya Gubeng.

"Apa penyebabnya, seberapa panjang kerusakannya, dampaknya seperti apa, semuanya akan dikroscekkan dengan keterangan yang telah disampaikan para saksi di persidangan," ucapnya.

JPU dari Kejaksaan Tinggi Jatim Rachmat Hari Basuki membenarkan sidang pemeriksaan setempat yang dijadwalkan pada 20 Desember merupakan permintaan dari majelis hakim.

"Memang hakim yang minta. Sebelumnya majelis hakim pernah meninjau lokasi jalan ambles Gubeng, tapi tidak bisa melihat secara jelas karena tertutup oleh pagar seng. Sehingga diagendakan sidang setempat," tuturnya.

Jalan Raya Gubeng ambles pada 18 Desember 2018, diduga akibat kesalahan perencanaan pembangunan pengembangan Rumah Sakit Siloam Surabaya.

Enam orang menjadi terdakwa dalam perkara ini, masing-masing tiga pejabat dari kontraktor PT Nusa Konstruksi Enjiniring, yaitu Budi Susilo, Rendro Widoyoko dan Aris Priyanto, serta tiga pejabat dari kontraktor PT Saputra Karya, yaitu Lasmi Awar Handrian, Ruby Hidayat dan Aditya Kurniawan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Sidang Lanjutan Amblesnya Jalan Gubeng Surabaya Hadirkan Kepala Bapeko

Jalan Gubeng Retak
Setidaknya ada tiga retakan yang muncul di badan Jalan Raya Gubeng yang baru di-recovery usai ambles. (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Sebelumnya, sidang lanjutan perkara amblesnya Jalan Gubeng Surabaya, Jawa Timur di Pengadilan Negeri setempat menghadirkan Kepala Badan Perencanaan Kota (Bapeko), Eri Cahyadi sebagai saksi, Senin, 28 Oktober 2019.

Eri yang saat peristiwa itu menjabat sebagai Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang Pemerintah Kota Surabaya hadir dalam persidangan yang dipimpin langsung Hakim R Anton Widyopriyono di Ruang Candra PN Surabaya.

Eri dalam sidang menyatakan kesalahan perencanaan pembangunan pengembangan Rumah Sakit Siloam Surabaya yang menyebabkan Jalan Raya Gubeng ambles pada 18 Desember 2018, bukan menjadi kewenangannya.

Ia menuturkan, izin mendirikan bangunan (IMB) proyek itu ditandatanganinya atas persetujuan dari Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) Pemkot Surabaya.

"Orang-orang yang tergabung dalam TABG ini adalah para ahli profesional yang ditunjuk melalui Surat Keputusan Wali Kota Surabaya. TABG menyetujui menerbitkan IMB setelah meneliti dokumen atau berkas-berkas perencanaan proyek seperti yang diajukan oleh pemohon," tutur dia.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur, Rahmat Hari Basuki, yang dalam persidangan sebelumnya mendakwa, jalan ambles Raya Gubeng disebabkan kesalahan perencanaan pembangunan, kemudian mengejar dengan melontarkan pertanyaan siapa pemohon yang mengajukan perizinan IMB-nya.

Namun, Eri mengaku tidak tahu karena pengajuan perizinan IMB diurus melalui Unit Pelayanan Satu Atap Pemkot Surabaya secara online atau dalam jaringan (daring).

"Ini nanti tetap kita kejar siapa pemohon yang mengajukan izin. Masih banyak saksi yang belum dihadirkan di persidangan. Setelah semuanya bersaksi nanti pasti ketemu," ujar JPU Kejati, Rahmat Hari dikonfirmasi di sela persidangan.

Sebelumnya, enam orang telah menjadi terdakwa dalam perkara ini, masing-masing tiga pejabat dari kontraktor PT Nusa Konstruksi Enjiniring, yaitu Budi Susilo, Rendro Widoyoko dan Aris Priyanto, serta tiga pejabat dari kontraktor PT Saputra Karya, yaitu Lasmi Awar Handrian, Ruby Hidayat dan Aditya Kurniawan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya