Jawa Timur Cetak Defisit USD 463,26 Juta pada November 2019

Selama Januari-November 2019, neraca perdagangan Jawa Timur masih alami defisit sebesar USD 2,73 miliar.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Des 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 17 Des 2019, 19:00 WIB
Kinerja Ekspor dan Impor RI
Tumpukan peti barang ekspor impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7). Ekspor dan impor masing-masing anjlok 18,82 persen dan ‎27,26 persen pada momen puasa dan Lebaran pada bulan keenam ini dibanding Mei 2017. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Timur mencatatkan neraca perdagangan defisit USD 463,26 juta pada November 2019 yang didorong sektor nonmigas dan migas.

Mengutip laman BPS Jawa Timur, Selasa (17/12/2019), defisit neraca perdagangan disebabkan selisih perdagangan yang negatif pada sektor nonmigas dan migas. Sektor nonmigas mengalami defisit sebesar USD 164,71 juta dan sektor migas alami defisit USD 298,54 juta.

Selama Januari-November 2019, neraca perdagangan Jawa Timur masih alami defisit sebesar USD 2,73 miliar. Hal ini disumbangkan oleh defisit sektor migas sebesar USD 3,1 miliar meski sektor nonmigas justru kinerjanya positif dengan surplus USD 373,52 juta. Surplus sektor nonmigas ini perlu lebih ditingkatkan agar bisa menekan dan mengurangi defisit dari sektor migas.

Ekspor Jawa Timur mencapai USD 1,69 miliar atau naik 0,94 persen pada November 2019 dibandingkan Oktober. Nilai itu naik 4,87 persen dibandingkan November 2018.

Ekspor nonmigas mencapai USD 1,58 miliar pada November 2019 atau turun 1,4 persen dibandingkan Oktober. Nilai itu dibandingkan November 2018 naik 4,98 persen.

Sementara itu, ekspor migas mencapai USD 115,50 juta atau naik 49,36 persen pada November 2019 dibandingkan Oktober. Nilai itu naik 3,44 persen jika dibandingkan November 2018.

Golongan barang utama ekspor nonmigas November 2019 antara lain perhiasan dan permata sebesar USD 215,99 juta. Disusul kayu dan barang dari kayu sebesar USD 115,77 juta, serta lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD 113,88 juta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Negara Tujuan Ekspor

Ekspor Mobil Naik 20 Persen pada Semester Pertama 2017
Pekerja melintasi deretan mobil yang siap diekspor di Tanjung Priok Car Terminal, Jakarta, Selasa (8/8). Kemenperin mencatat, ekspor Mobil pada periode Januari-Juni 2017 meningkat 20,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2016. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sepanjang November 2019, negara tujuan utama ekspor nonmigas antara lain Jepang, Amerika Serikat, dan Tiongkok. Selama November, ekspor nonmigas Jawa Timur ke Jepang mencapai USD 251,23 juta. Sedangkan ekspor ke Amerika Serikat dan Tiongkok berturut-turut sebesar USD 226,52 juta dan USD 210,71 juta.

Kawasan ASEAN masih menjadi tujuan utama ekspor nonmigas Jawa Timur sepanjang November 2019 dengan peranan sebesar 19,97 persen. Malaysia menjadi negara utama dengan peranan 5,13 persen dari total ekspor nonmigas Jawa Timur.

Diikuti Singapura dengan peranan sebesar 4,94 persen. Ekspor nonmigas ke ASEAN sebesar USD 314,84 juta. Sementara itu, ekspor nonmigas ke Uni Eropa menyumbang 8,78 persen atau dengan nilai USD 138,44 juta. Ekspor ke kawasan ini, dominan ke Belanda sebesar USD 48,82 juta dan diikuti ekspor ke Jerman sebesar USD 23,45 juta.

Berdasarkan sektor, tercatat masih didominasi sektor industri dengan ekspor USD 1.421,25 juta atau dengan peranan sebesar 83,98 persen dari total ekspor pada November 2019. Disusul sektor pertanian sebesar USD 150,14 juta yang menyumbang 8,87 persen.

Ekspor sektor migas mencapai USD 115,50 juta dengan kontribusi sebesar 6,83 persen. Ekspor pertambangan dan lainnya dari mempunyai nilai terkecil dengan peranan sebesar 0,32 persen atau USD 5,42 juta.

Posisi Impor

Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nilai impor Jawa Timur mencapai USD 2,16 miliar atau naik 8,85 persen pada November 2019 dibandingkan Oktober. Angka ini turun 6,77 persen dibandingkan November 2018.

Impor nonmigas mencapai USD 1,74 miliar atau naik 6,59 persen pada November 2019 dibandingkan Oktober. Nilai impor nonmigas naik 3 persen dibandingkan November 2019.

Impor migas pada November 2019 sebesar USD 414,05 juta atau naik 19,48 persen dibandingkan Oktober. Dibandingkan November 2018, nilai tersebut turun 33,36 persen.

Golongan barang utama impor nonmigas pada November 2019 antara lain golongan besi dan baja (HS 72) sebesar USD 213,13 juta. Lalu golongan barang mesin-mesin pesawat mekanik (HS 84) senilai USD 207,58 juta dan golongan buah-buahan (HS 08) sebesar USAD 130,21 juta.

Negara Asal Barang Impor

Kinerja Kerja Ekspor dan Impor Menurun
Suasana bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/10/2019). Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan kinerja ekspor dan impor Indonesia pada Agustus 2019 menurun. Total ekspor Indonesia mencapai US$ 14,28 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dilihat dari negara asal barang impor, Tiongkok tercatat sebagai negara asal barang yang masuk Jawa Timur selama November 2019 baik di antara Asia dan dunia dengan peranan sebesar 35,01 persen.

Kemudian Amerika Serikat dan Thailand berkontribusi pada impor sebesar 6,93 persen dan 4,90 persen. Nilai impor dari China pada November 2019 sebesar USD 609,67 juta, diikuti impor dari Amerika Serikat sebesar USD 120,62 juta serta impor dari Thailand sebesar USD 85,27 juta.

ASEAN masih menjadi salah satu pemasok utama barang komoditas nonmigas ke Jawa Timur selama November yang mencapai USD 246,49 juta atau turun 5,93 persen dibanding bulan sebelumnya.

Di ASEAN, Thailand menjadi negara utama asal impor senilai USD 85,27 juta atau 4,9 persen dari total impor. Selanjutnya diikuti Singapura sebesar USD 63,09 juta dengan peranan sebesar 3,62 persen.

Selain itu, impor nonmigas yang berasal dari kelompok negara Uni Eropa pada November sebesar USD 124,80 juta atau naik 9,99 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Nilai impor terbesar dari kawasan ini berasal dari Jerman sebesar USD 38,06 juta atau dengan peranan sebesar 2,19 persen. Diikuti Italia sebesar USD 22,15 juta atau berkontribusi 1,27 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya