5 Hal yang Jarang Diketahui soal Kebun Binatang Surabaya

Liputan6.com merangkum 5 hal yang jarang diketahui tentang Kebun Binatang Surabaya. Apa sajakah itu?

oleh Liputan Enam diperbarui 23 Jan 2020, 04:00 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2020, 04:00 WIB
kbs-surabaya-zoo-140109c.jpg
Kebun Binatang Surabaya

Liputan6.com, Jakarta - Surabaya salah satu kota di Indonesia yang mempunyai banyak tempat wisata, dari wisata alam hingga buatan tersedia di kota pahlawan ini.

Banyak tempat wisata yang unik dan menarik di Surabaya, sehingga membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung dan menghabiskan liburan di Surabaya, salah satunya adalah Kebun Binatang Surabaya (KBS).

Mengutip dari buku "Jalan-Jalan Surabaya Enaknya ke Mana?" yang ditulis oleh Yusak Anshori dan Adi Kusrianto, Kebun Binatang Surabaya dulunya disebut dengan direntèn (diambil dari bahasa Belanda: Direntuin) merupakan salah satu kebun binatang yang ada di Surabaya.

Kali ini, Liputan6.com akan membahas hal-hal menarik yang berkaitan dengan Kebun Binatang Surabaya. Ingin tahu apa saja? Simak ulasannya, seperti dikutip dari berbagai sumber:

1. Pernah Memperoleh Predikat Terlengkap se-Asia Tenggara

Kebun Binatang Surabaya merupakan obyek wisata yang menjadi andalan di Surabaya. Kebun binatang ini terletak di Jalan Setail 1, Surabaya.

Namun, siapa sangka jika kebun binatang ini pernah memperoleh predikat terlengkap se-Asia Tenggara karena mempunyai koleksi 351 spesies satwa dengan jumlah binatang lebih dari 2.806 ekor.

Di dalam Kebun Binatang Surabaya terdapat satwa langka yang berasal dari Indonesia dan dunia. Satwa-satwa langka tersebut meliputi mamalia, aves, reptilia, dan pisces.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2. Sempat Berpindah Tempat

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ajak cucu jalan-jalan di Kebun Binatang Surabaya. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Kebun Binatang Surabaya (KBS) pertama kali didirikan berdasar atas SK Gubernur Jenderal Belanda pada 31 Agustus 1916 No.40 dengan bantuan seorang jurnalis bernama H.F.K. Kommer dan diberi nama Soerabaiasche Plantenen Dierentuin (Kebun Botani dan Binatang Surabaya).

Saat didirikan, KBS berada di Kaliondo. Kemudian pada 28 September 1917 berpindah ke Jalan Groedo. Setelah itu, KBS berpindah lagi ke daerah Darmo pada 1920 sampai sekarang.

Penetapan lokasi yang sekarang digunakan berdasarkan atas prakarsa Oost-Java Spoortran Maatschappij atau Maskapai Kereta Api yang mengusahakan lokasi seluas 30.500 m².

3. Pernah Mengalami Krisis dan Akan Dibubarkan

Pada April 1918 KBS pertama kali dibuka untuk umum. Untuk memasuki KBS pada saat itu dikenakan ongkos karcis tanda masuk. Namun, karena biaya operasional yang tinggi KBS mengalami krisis dan akan dibubarkan pada 21 Juli 1922.

Kemudian, beberapa dari anggotanya tidak meyetujui terkait pembubaran KBS, maka diadakanlah rapat pengurus untuk memutuskan pembubaran KBS.

Namun, pihak Kotamadya Surabaya mencegahnya dan pada 11 Mei 1923 rapat anggota memutuskan untuk mendirikan Perkumpulan Kebun Binatang yang baru dan menunjuk W.A. Hompes untuk memimpin kepengurusan KBS.

4. Membujuk DPR Kota Surabaya Untuk Memperhatikan KBS

(Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Dumbo, anak gajah yang lahir di Kebun Binatang Surabaya (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Salah satu anggota dewan bernama A. Van Gennep membujuk DPR Kota Surabaya untuk memperhatikan KBS, dan berhasil. Keberhasilan membujuk pemerintah berdampak besar dalam kelangsungan hidup KBS. Pada 1927, Walikota Dijkerman memberikan bantuan yang besar bagi KBS.

Berdasarkan SK DPR pada 3 Juli 1927, dibelilah tanah dengan luas 32.000 m³ sumbangan dari Maskapai Kereta Api (OJS). Pada 1939 sampai saat ini luas dari KBS meningkat menjadi 15 hektare, dan pada 1940 pembuatan taman seluas 85.000 m² rampung.

5. Bertambah Fungsi

Pada saat pertama kali didirikan, KBS ini mempunyai fungsi sebagai sarana untuk rekreasi dan sebagai obyek wisata. Namun, seiring dengan berkembangnya zaman KBS ini selain untuk rekreasi bertambah fungsinya sebagai sarana perlindungan dan pelestarian, pendidikan, dan penelitian. Selain itu, jumlah dan koleksi jenis binatang yang ada di KBS ini bertambah setiap tahunnya baik dari luar maupun dalam negeri.

 

 

 

(Shafa Tasha Fadhila - Mahasiswa PNJ)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya