Bingung Mau Habiskan Akhir Pekan? Yuk Kunjungi Kebun Binatang Surabaya

Kebun Binatang Surabaya, Jawa Timur disebut sebagai kebun binatang terbesar se-Asia Tenggara.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jul 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2019, 20:00 WIB
Pawai Penghuni Kebun Binatang Surabaya
Pawai Penghuni Kebun Binatang Surabaya. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Surabaya, Jawa Timur memiliki objek wisata Kebun Binatang Surabaya (KBS) yang terkenal. Hal ini karena disebutkan KBS itu memiliki lebih dari 300 species hewan termasuk hewan langka di Indonesia. Tak heran kalau KBS ini dikenal sebagai kebun binatang terbesar se-Asia Tenggara.

Kebun Binatang Surabaya (KBS) sempat heboh pada akhir 2013 hingga pertengahan 2014, karena tiba-tiba saja banyak hewan-hewan yang mati secara berturut-turut. Berdasarkan penelusuran, hal itu disebabkan oleh konflik kepengurusan yang berkepanjangan. Namun, secara perlahan pihak KBS telah melakukan berbagai perbaikan.

Berada di Jalan Setail No.1, Surabaya, Jawa Timur dan buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB. Kebun Binatang Surabaya (KBS) berdiri sejak Agustus 1916.

Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Belanda, awalnya kebun binatang ini bernama "Soerabiasche Plantenen Dierentuin" yang artinya Kebun Botani dan Binatang dengan lokasinya di Kaliondo. Kebun binatang ini ternyata termasuk tua dan melewati jalan yang panjang.

Ketika 1917, Kebun Binatang Surabaya (KBS) lokasinya dipindahkan ke Jalan Groedo. Kemudian, untuk pertama kalinya KBS dibuka untuk umum pada April 1918 dan pengunjung diharuskan membayar tiket masuk dengan harga yang telah ditentukan pihak pengelola.

Kebun Binatang Surabaya (KBS) pernah menerima sumbangan besar dari Walikota di Jerman dan anggota dewan A Van Gennep yang membujuk agar Kota Surabaya lebih memperhatikan Kebun Binatang Surabaya pada 1927 lalu. Pada Juli, KBS membeli tanah seluas 32.000 meter persegi atas sumbangan Maskapai Kereta Api.

Pada 1940, KBS telah selesai membangun taman seluas 85.000 meter persegi. Seiring berjalannya waktu, KBS selalu berupaya meningkatkan dan mengembangkan kelestarian koleksi satwa yang ada di dalamnya.

Setelah mengalami beberapa pergantian kepengurusan, KBS resmi berubah menjadi Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya sampai sekarang. Pengelola KBS menyediakan fasilitas paket edukasi untuk sekolah yang melakukan kunjungan.

Pengelola KBS juga menyediakan beberapa wahana diantaranya tunggang gajah, kereta onta, tunggang onta, kid’s zoo, aquarium, flying fox, wisata perahu, outbond, animal edutainment, breakfast with elephant, kolam renang anak, bungee trampoline, bom-bom car, dan taman selfie. Pengunjung bisa sekalian mengabadikan foto dengan latar belakang Patung Sura dan Baya, karena letak patung tersebut ada di depan KBS.

Kebun Binatang Surabaya (KBS) bisa banget jadi pilihan untuk berwisata bersama keluarga. Anak-anak dapat belajar dan mengenal hewan secara lebih dekat dengan mengunjungi KBS.

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Menelusuri Sejarah di Gedung De Javasche Bank Surabaya

(Foto: Pemkot Surabaya)
De Javasche Bank (Foto:Pemkot Surabaya)

Sebelumnya, mau pergi ke tempat yang murah meriah tapi mengedukasi? Beralamat di Jalan Garuda No.1, Surabaya De Javasche Bank menjadi saksi awal bermulanya perbankan di Indonesia.

Bangunan bank tersebut berdiri sejak 14 September 1929 tapi hingga kini ia masih berdiri dengan tegaknya di Surabaya, Jawa Timur. Berdasarkan penelusuran di humas.surabaya.go.id, yang ditulis Jumat, (12/7/2019),  pada 1 Juli 1953, De Javasche Bank berubah menjadi Bank Indonesia dan resmi menjadi cagar budaya pada 2012. Beberapa orang sempat salah mengira gedung ini adalah kantor dari Bank Indonesia.

De Javasche Bank sebenarnya bukanlah Bank Indonesia, karena satu-satunya museum Bank Indonesia berlokasi di Jakarta. Gedung ini lebih tepat disebut bangunan cagar budaya De Javasche Bank, karena di dalam gedungnya banyak sekali koleksi-koleksi peninggalan bersejarah yang tak ternilai harganya.

Bangunannya bergaya arsitektur neo renaissance yang dilengkapi dengan ukiran khas Jepara di setiap pilar-pilarnya. Gedung ini terbagi atas tiga lantai, lantai pertama yaitu ruang basementuntuk menyimpan uang, emas dan dokumen penting lainnya. Lantai kedua untuk kantor dan teller, dan lantai ketiga untuk tempat dokumentasi.

Ada beberapa hal unik yang Anda harus tahu, pintu masuk untuk memasuki cagar budaya ini adalah di ruang bawah tanah (basement). Hal unik lainnya ialah CCTV di sini berbentuk kaca datar yang dipasang di sudut-sudut ruangan, sehingga pihak keamanan bisa dengan mudah untuk memantau keadaan gedung hanya dengan melihat pantulan gambar dari kaca tersebut.

Koleksi di bangunan ini ada berbagai benda yaitu emas batangan 60 ton yang bernilai hampir Rp 6 miliar di dalam brankas bawah tanah. Selain itu, ada juga AC alami yang pada zamannya, serta kaca patri yang belum pernah pecah sampai saat ini.

Kunci sukses kokohnya bangunan peninggalan Belanda ini terletak pada perhitungan bahan yang pas untuk digunakan. Oleh karena itu, janganlah menyia-nyiakan aset yang berharga seperti ini.

Marilah kita lestarikan peninggalan tersebut dengan mengunjunginya. Apalagi masuknya tidak dipungut biaya alias gratis.

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya