Angka DBD di Surabaya Turun Drastis, Ini Rahasianya

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, sampai dengan Februari 2020, jumlah warga yang terkena DBD turun drastis

oleh Dian Kurniawan diperbarui 28 Feb 2020, 23:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2020, 23:00 WIB
DBD Surabaya
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar Gebyar Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN) secara serentak di seluruh kecamatan se-Surabaya (Liputan6.com/ Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar Gebyar Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN) secara serentak di seluruh kecamatan se-Surabaya. Kegiatan ini merupakan bentuk antisipasi dan pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD), yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes Aegypty terutama di musim penghujan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, sampai dengan Februari 2020, jumlah warga yang terkena DBD turun drastis. Pada Februari 2019, terdapat 48 warga yang terjangkit penyakit tersebut. Sementara, pada bulan ini terdapat empat warga yang terdeteksi DBD.

“Pemberantasan nyamuk secara serentak ini adalah salah satu cara yang efektif untuk menekan angka penderita penyakit DBD dan melibatkan semua stakeholders, mulai dari jumantik sampai TNI,” ujar Feny sapaan akrab Febria Rachmanita, Jum'at (28/2/2020).

Ia menjelaskan, selama kegiatan berlangsung, ibu-ibu pemantau jentik mengajak pemilik rumah atau bangunan untuk memeriksa dan membersihkan tempat yang berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk, seperti bak air, tatakan pot bunga, vas bunga, dispenser, tempat minum burung, bak mandi, dan lain-lain.

“Nah hasil dari pemantauan ini dicatat dan dilaporkan di kecamatan. Ini kami jadikan bahan evaluasi kegiatan pengendalian DBD,” ucapnya.

Menurut Feny, semua itu dilakukan Pemkot Surabaya agar masyarakat dapat saling menjaga dan meningkatkan kewaspadaannya terhadap pencegahan dan pengendalian penyakit DBD.

"Melalui pembudayaan PSN 3M plus (menguras, menutup, dan mendaur ulang)," kata Feny. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya