UMKM Surabaya Bertahan di Tengah Corona COVID-19

Selama pandemi pelaku UMKM di Surabaya diajak berkolaborasi mulai dari pembuatan masker, Alat Pelindung Diri (APD) seperti baju hazmat dan face shield, hingga produk olahan makanan

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2020, 22:45 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2020, 08:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Balai Kota Surabaya (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya turut menggandeng ratusan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menangani Corona COVID-19. Hal ini juga berdampak terhadap UMKM karena mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19.

Salah satu pemilik UMKM Makmur Sari, Ida Sri Setyaningsih menuturkan bersyukur karena Pemkot Surabaya mengajaknya berkolaborasi bersama dalam upaya menangani COVID-19 sehingga produk sambal pecelnya masih tetap berjalan dan menghasilkan.

"Saya senang bisa berpartisipasi mendukung program pemkot di tengah pandemi ini," kata dia, seperti dikutip dari Antara, Sabtu, 9 Mei 2020.

Terlebih, usaha yang dijalankan Ida di kawasan Perumahan Gunung Sari Indah Surabaya ini rupanya juga menjadi tumpuan bagi warga di sekitarnya.

Saat ini, tetangga di sekitar ikut diberdayakan dalam mendukung produksi sambal pecel pesanan pemkot untuk selanjutnya disalurkan kepada warga terdampak COVID-19.

"Alhamdulillah saya bisa memberdayakan tetangga-tetangga di sekitar. Karena dampak COVID-19 ini mereka tidak aktif di tempat kerjanya," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Pesanan Makanan Abon

Dapur umum Pemkot Surabaya
Dapur umum Pemkot Surabaya mulai dibangun. (sumber: Twitter/@BanggaSurabaya)

Hal yang sama juga dialami pemilik UMKM Joana Cookies Monica Harijati. Ia mengaku sangat terbantu dengan adanya pesanan makanan abon dari Pemkot Surabaya. Setiap hari orderan dari Pemkot Surabaya ini kian bertambah.

"Sampai hari ini pemkot melalui Dinas Perdagangan sudah pesan sekitar 400 kilogram," kata Monica.

Ia menuturkan, setiap hari mampu menyelesaikan kurang lebih 100 kilogram abon. Selain dibantu anaknya, Monica mengerjakannya juga secara berkelompok.

Namun begitu, Monica juga mengakui sebelum mendapat orderan, omzet jualannya menurun drastis, terlebih dampak dari pandemi COVID-19. Namun, ia pun bergegas untuk lebih mengaktifkan penjualannya dengan memanfaatkan digital marketing.

"Ya sebelumnya terima kasih sekali kepada Pemkot Surabaya karena selalu memberi semangat dan jeli melihat ketangguhan yang kami kerjakan," ujar dia.


Berdayakan UMKM

(Foto: Balai Kota Surabaya/Kemdikbud.go.id)
Balai Kota Surabaya (Kemdikbud.go.id)

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya Wiwiek Widayati mengatakan selama pandemi pelaku UMKM di Surabaya diajak berkolaborasi mulai dari pembuatan masker, Alat Pelindung Diri (APD) seperti baju hazmat dan face shield, hingga produk olahan makanan yang kemudian disalurkan kepada warga terdampak COVID-19.

"Kami terus berupaya memberdayakan UMKM. Apalagi situasi saat ini sektor ekonomi dan dunia usaha berdampak begitu besar. Karena itu kita juga terus mencarikan substitusinya, bagaimana mereka masih tetap produksi, dan produksi itu bisa tetap menghasilkan," kata dia.

Wiwiek merinci untuk produk kering tempe, pemkot melibatkan hampir 165 UMKM. Sedangkan abon, ada sekitar 10 UMKM, dan sambal pecel 49 UMKM. Untuk pembuatan APD ada 11 UKM dan masker kurang lebih ada 41 UKM.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya