Liputan6.com, Jakarta - Pada pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya tahap II kini penindakan lebih tegas bagi masyarakat yang melanggar di area. Hal itu diatur dalam surat edaran (SE) yang diterbitkan Gubernur Jawa Timur.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Heru Tjahjono memastikan jika pada pelaksanaan PSBB tahap pertama mulai 28 April - 11 Mei penindakan terhadap masyarakat yang melanggar hanya berupa teguran, kali ini akan ada sanksi tegas.
"Ada SE Gubernur yang salah satu isinya adalah pada saat terjadi pelanggaran akan ditahan Kartu Tanda Penduduk atau KTP-nya," ujar dia, seperti dikutip dari Antara, Selasa (12/5/2020).
Advertisement
Baca Juga
Penyitaan KTP bagi masyarakat yang melakukan pelanggaran selama masa PSBB tahap dua di Surabaya Raya, meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Sidarjo dan sebagian Gresik, yang berlangsung mulai hari ini hingga 25 Mei mendatang, akan dilakukan selama enam bulan.Â
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menegaskan penyitaan KTP bagi pelanggar PSBB akan berdampak terhadap orang yang bersangkutan saat mengurus permohonan atau perpanjangan surat izin mengemudi (SIM) dan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Syarat Dasar Perpanjangan SIM Harus Pakai KTP
Dia menjelaskan pelayanan kepolisian seperti diatur dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002, semisal, untuk pengurusan atau perpanjangan SIM dan SKCK, syarat dasarnya adalah melampirkan KTP. Â
"Dengan begitu ketika seseorang kehilangan haknya karena melakukan pelanggaran PSBB maka tidak bisa mengurus layanan kepolisian, seperti pengurusan SIM dan SKCK," ujar dia. Â
Rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jawa Timur bersama Forkopimda Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Gresik, belum lama lalu memutuskan PSBB di kawasan Surabaya Raya perlu diperpanjang selama 14 hari lagi.Â
Pertimbangannya karena masih terjadi transmisi lokal, serta jumlah kasus COVID-19 dan angka kematian yang terus meningkat. Selain itu, berdasarkan kajian epidemiologi, sebanyak 70 persen orang yang terkonfirmasi positif COVID-19, proses infeksinya masih terus berlanjut di atas 14 hari.
Advertisement