Dirjen Kementerian Agama Minta Ponpes di Jatim Adaptasi Digital saat Pandemi COVID-19

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani menuturkan, lembaga-lembaga pendidikan Islam menghadapi tekanan globalisasi yang semakin kuat.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 30 Agu 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2020, 21:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani. (Foto: Dok Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani menyampaikan, pendidikan Islam pada era milenial masih mendapat tantangan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman digital selama masa pandemi COVID-19. 

Dia menuturkan, pada era industri 4.0, lembaga-lembaga pendidikan Islam menghadapi tekanan globalisasi yang semakin kuat, di antaranya laju perkembangan teknologi dan perubahan sosial.

"Para santri dan pelajar yang berbasis pesantren harus terus menjadi manusia pembelajar yang mampu merespon isu-isu dan kebutuhan kekinian," ujar dia usai acara wisuda perdana Insititut Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC), Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, Minggu (30/8/2020). 

Institusi pendidikan Islam itu luas, meliputi madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi. Ramdhani mengingatkan agar semua institusi itu adaptatif pada dinamika kekinian.

"Pendidikan Islam jangan terlalu dalam mengenang zaman keemasan dan romantisme sejarah masa lalu," ujar dia.

IKHAC adalah perguruan tinggi keislaman yang dinanungi oleh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto, Jawa Timur.

Dalam wisuda kali ini, IKHAC menyematkan gelar sarjana S1 bagi 460 wisudawan, termasuk sembilan mahasiswa asal luar negeri, seperti Afganistan, Thailand, Malaysia dan negara Asia lainnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Wisudawan Diharapkan Jadi Sosok Mandiri

Pengasuh dan pendiri Pesantren Amanatul Ummah, KH. Asep Abdul Chalim berpesan agar para wisudawan menjadi sosok yang mandiri dan siap menyongsong era digital. 

Para alumni, selain dibekali penguatan mental spiritual, juga sudah dibekali ilmu-ilmu terapan yang siap dipakai untuk bekal hidup di era industri 4.0, seperti akutansi, teknologi informasi, bahasa Arab dan bahasa Inggris.

"Saya kira lulusan sini sudah membawa cukup bekal untuk berkiprah di tengah-tengah masyarakat dan juga siap menjadi enterpreneur," ujar dia.

"Berbagai kompetensi itulah yang menurutnya menjadi aspek keunggulan IKHAC yang didisain menjadi World Class University," tutur dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya