Dinas Pendidikan Jatim Perluas Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Jenjang SMK

Kepala Disdik Jatim Wahid Wahyudi menuturkan, hasil evaluasi menyebutkan kalau pembelajaran tatap muka berjalan dengan baik

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Sep 2020, 20:52 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2020, 20:51 WIB
Ilustrasi Sekolah
Ilustrasi sekolah (dok. Pixabay.com/Wokandapix/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Pendidikan Jawa Timur (Jatim) memperluas uji coba pembelajaran tatap muka khusus untuk jenjang SMK mulai 31 Agustus 2020.

Sebelumnya Dinas Pendidikan Jatim melakukan uji coba pembelajaran tatap muka untuk jenjang SMA, SMK, dan SLB di wilayah setempat yang telah berjalan sejak 18 Agustus 2020.

"Hasil evaluasi menyebutkan kalau pembelajaran tatap muka berjalan dengan baik. Maka, mulai 31 Agustus 2020 uji coba pembelajaran tatap muka diperluas," tutur Kepala Disdik Jatim Wahid Wahyudi dikonfirmasi di Surabaya, Jawa Timur, Minggu, (6/9/2020), seperti dikutip dari Antara.

Wahid menuturkan, pada waktu uji coba pembelajaran tatap muka tahap satu, kabupaten/kota di Jatim hanya diperbolehkan membuka masing-masing satu SMA, SMK dan SLB.

Pada uji coba selanjutnya jumlah sekolah yang dibuka akan ditambah, tetapi khusus untuk SMK.  "Mulai 31 Agustus 2020 itu jumlah SMK-nya ditingkatkan menjadi masing-masing kabupaten/kota 25 persen. Jika di kota itu ada tujuh SMK, yang boleh dibuka baru dua sekolah," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Perluasan Pembelajaran Tatap Muka Hanya Berlaku di Zona Sedang hingga Rendah COVID-19

Sekolah
Ilustrasi (sumber : massachusettsschoolbuilding.com)

Wahid mengingatkan kebijakan itu hanya berlaku untuk SMK yang berada di daerah tingkat penularan COVID-19 sedang hingga rendah. Artinya, daerah dengan peta risiko zona merah belum diperbolehkan membuka sekolah atau menggelar pembelajaran tatap muka.

"Sekolah yang ingin melakukan belajar tatap muka harus mendapatkan rekomendasi dari gugus tugas COVID-19 kabupaten/kota dan untuk zona merah tidak. Surabaya belum," ujar dia.

Tak hanya membuka sekolah di zona oranye dan kuning di Jatim, Wahid memastikan para guru harus sehat.  Pemerintah provinsi pun menyediakan fasilitas tes ceoat di banyak tempat. Hasilnya sebanyak 10 ribu lebih guru telah dilakukan tes cepat pada tahap pertama. Selanjutnya menyusul 10 ribu guru lagi di tahap kedua. 

"Hasilnya ke dinas kesehatan. Dinas kesehatan yang tahu datanya. Karena dinas kesehatan yang melakukan," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya