Risma Ingatkan Warga Tak Ceroboh meski Angka Kesembuhan Pasien COVID-19 Tinggi

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) menuturkan, kebijakan pengawasan protokol kesehatan diprioritaskan untuk komunitas kecil seperti rumah makan, warung kopi dan sejenisnya.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 10 Sep 2020, 17:30 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2020, 17:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) menilai kondisi Surabaya, Jawa Timur sudah lebih baik. Angka kesembuhan pasien COVID-19 secara harian rata-rata jauh lebih tinggi dari angka kasus positif COVID-19.

Akan tetapi, Risma menuturkan, situasi ini harus dijaga agar tidak terjadi gelombang kedua. "Sejauh ini seperti tadi saya sampaikan data kita angka kesembuhan itu jauh lebih tinggi daripada angka konfirmasi positif. Tapi kita memang tidak boleh ceroboh. Tidak boleh kemudian ada reborn atau kembali," ujar dia usai Kampanye Penggunaan dan Pembagian Masker di Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (10/9/2020). 

Risma menuturkan, kebijakan pengawasan protokol kesehatan diprioritaskan untuk komunitas kecil seperti rumah makan, warung kopi dan sejenisnya. Hal ini karena menurut dia, tenaga kelurahan serta Babinkamtibmas dan Babinsa sangat terbatas untuk mengawasi komunitas besar.

"Yang kita jaga memang di komunitas kecil jadi misalkan di warung kopi di restoran kemudian di mall. Itu yang kita jaga. Jadi kita memang harus disiplin di situ. Karen kalau (komunitas) besar terlalu berat kita. Tenaga kita juga enggak ada," ucap Risma. 

"Jadi karena itu Lurah dan Camat terus komunikasi dengan Babinsa, Babinkamtibmas, Polsek, Koramil itu gerak terus mereka tiap hari untuk menjaga protokol di komunitas kecil tadi. Di perumahan warung, toko, mal, pasar, dan sebagainya," ia menambahkan.

Menurut Risma, sekarang ini ada 900 lebih kamar di rumah sakit (RS) sudah kosong. Kemudian 58 kamar yang ada ventilatornya juga kosong, ICU kurang lebih 26 kosong. Lalu, tinggal 500-an pasien yang karantina di rumah dan di Rumah Sakit. 

Dia menuturkan, hampir 75 persen pasien yang dirawat di rumah sakit itu sudah negatif, tapi belum bisa dikeluarkan karena masih menderita penyakit yang menyertainya. "Mudah-mudahan ini bisa segera selesai, sehingga ekonomi Surabaya segera pulih kembali," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Risma Bakal Terap Tes Usap PCR COVID-19 bagi Tamu

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Selain itu, Risma bakal menerapkan kembali kebijakan tes usap PCR COVID-19 bagi para tamu atau masyarakat yang menginap atau masuk di Surabaya. 

Hal itu untuk mencegah terjadinya gelombang kedua COVID. Hal ini juga mengingat DKI Jakarta saat ini kembali menghadapi darurat COVID-19 dan kembali menerapkan PSBB ketat. 

"Sebetulnya ini jam 10.00 WIB, saya ada rapat dengan Kecamatan nanti kita turunkan dengan Kelurahan untuk kembali seperti dulu. Jadi warga yang baru datang kita harus lakukan apa," ujar Risma.

"Jadi sekarang kita sudah bisa lakukan rapid dan swab rutin di beberapa tempat. Jadi kita arahkan para tamu itu yang akan menginap harus lakukan itu (swab) dulu," ucapnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya