Kampus UWK Surabaya Klarifikasi Pemberian Nilai A Mahasiswa Ikut Demo

Dosen Universitas Wijaya Surabaya, Umar Sholahudin menjanjikan memberi nilai A kepada mahasiswanya yang ikut demo tolak Undang-Undang Cipta Kerja.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 09 Okt 2020, 23:30 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2020, 23:30 WIB
Dosen Mahasiswa
Ilustrasi. Foto: Pixabay

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Biro Administrasi Kemahasiswaan dan Humas, Andi Aruji menyampaikan, pihak kampus menyayangkan tentang pernyataan dosen FISIP di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Umar Sholahudin yang memberikan nilai A kepada mahasiswa yang mengikuti demo menolak Omnibus Law pada Kamis, 8 Oktober 2020.

"Pemberian nilai A untuk mahasiswa yang mengikuti demo yang di lakukan oleh dosen FISIP UWKS merupakan inisiatif dosen itu sendiri, bukan bagian dari peraturan kampus dan pihak kampus menjadikan berita ini sebagai evaluasi penting," ujar dia  dalam video klarifikasi dan sudah terkonfirmasi, Jumat (9/10/2020) malam.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Bambang Yunarko dan  Wakil Rektor Bidang Akademik Soepriyono  menegaskan, pihak kampus akan segera rapat dengan Dewan Pertimbangan Akademik pada Senin 12 Oktober 2020, sekitar pukul 10.00 WIB, untuk membahas hal ini lebih lanjut.

Sebelumnya, Dosen Universitas Wijaya Surabaya, Umar Sholahudin menjanjikan memberi nilai A kepada mahasiswanya yang ikut demo tolak Undang-Undang Cipta Kerja di Kota Pahlawan, Kamis, 8 Oktober 2020.

Umar mengaku membenarkan perihal memberi nilai A kepada mahasiswanya yang ikut demo tolak UU Cipta Kerja tersebut. Dia menuturkan, ada dua alasan mengapa mahasiswa perlu ikut demo tersebut. 

"Alasan pertama adalah, UU tersebut berdampak kepada mahasiswa sendiri jika nanti mereka lulus dan bekerja. UU Omnibus law tidak hanya berdampak bagi buruh, tapi bagi elemen lainnya termasuk mahasiswa saat nanti dia bekerja," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Alasan Kedua

Alasan kedua, turun aksi untuk menyikapi realitas sosial adalah pembelajaran yang efektif bagi mahasiswa yang merupakan agent of change.

"Dari pada hanya belajar di kelas atau daring, turun ke jalan menurut saya lebih efektif agar mereka ikut merasakan perjuangan rakyat," ujar dia.

Meski begitu, dia tetap mengingatkan mahasiswanya untuk tetap menaati protokol kesehatan saat turun jalan. "Menjaga jarak dan memakai masker wajib dilakukan saat aksi turun jalan," kata dia.

Janji nilai A tersebut disampaikan Umar Sholahuddin melalui unggahan di media sosial akun Facebook miliknya pada Rabu, 7 Oktober 2020. 

Unggahan tersebut bertuliskan, Buat mahasiswa saya yang ikut demo Tolak UU Cilaka bersama buruh tuk mata kuliah Gersos & pembangunan saya kasih nilai A #TolakUUCilaka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya