Risma Beradu Akting dengan Kartolo di Parade Seni Budaya Surabaya

Pada Parade Seni Budaya Surabaya tersebut, Risma tak hanya beradu akting dengan Cak Kartolo tetapi juga dengan pelawak senior Kirun.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Okt 2020, 23:35 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2020, 23:35 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) hadiri pertunjukan kesenian bertajuk “Sawunggaling Anak Dunia”. (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) kembali terlibat dalam Parade Seni Budaya Surabaya pada Sabtu, (17/10/2020). Kali ini Risma beradu acting dengan Cak Kartolo.

Pada Parade Seni Budaya Surabaya tersebut, Risma tak hanya beradu akting dengan Cak Kartolo tetapi juga dengan pelawak senior Kirun.

Risma berperan sebagai ibu RW. Dengan tema “Ger-Geran yes, Gegeran no,” Risma memberikan wejangan kepada warga Surabaya agar tidak mudah percaya dengan berita hoaks dan selalu menjaga kerukunan antarwarga.

Mengutip instagram @sapawargasby, di tengah situasi pandemi COVID-19, Risma berpesan agar warga Surabaya selalu memperhatikan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan selalu memakai masker.

"Kudu iling ojok lalu gawe masker, cuci tangan ambek jogo jarak lho yoo,” ujar Risma.

Ini bukan kali pertama Risma terlibat di Parade Seni Budaya Surabaya. Sebelumnya, Risma membacakan puisi pada Sabtu, 19 September 2020.

Tayangan langsung perdana kali ini mengusung tema yang bertajuk "Surabaya Merah Putih”. Pementasan ini menghadirkan kembali peristiwa perobekan Bendera Merah Putih Biru di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) pada 19 September 1945. 

Risma juga membacakan sebuah puisi berjudul Memori Surabaya Merah Putih. "75 tahun lalu, di bumi Surabaya tepatnya di hotel Yamato ini, telah terjadi peristiwa perobekan bendera merah putih biru, di mana warna biru dirobek dan menjadi merah putih, yang kemudian dikibarkan kembali, gagah perkasa diangkasa raya Surabaya," kata Risma. 

"Di tempat inilah, lautan manusia dari berbagai suku dan agama, berkumpul, bersatu dan bergerak melawan, karena tanah airnya yang ber-Bhinneka Tunggal Ika diusik oleh kesombongan segerombolan manusia angkuh, arek Surabaya tak Sudi dijajah kembali, arek Surabaya membuktikan kepada dunia, bahwa Republik Indonesia benar-benar telah merdeka," ujar Risma.

"Bahwa kami arek-arek Suroboyo adalah penerusmu, bahwa kami arek-arek Suroboyo adalah pewarismu, yang tak sedikitpun luntur darah merah keberanianmu, yang tak sedikitpun goyah kesuciannya dalam mengisi kemerdekaan. Walaupun bumi bergoncang, bulan, bintang dan matahari mengoyak langit, kami adalah petarung yang teguh menjaga Indonesia merah putih. Merdeka...merdeka....merdeka...," ujarnya.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Upaya Pemkot Surabaya Kembali Gerakkan Seniman

7 Potret Parade Seni Budaya Surabaya 2020 Digelar Virtual, Tri Rismaharini Baca Puisi
Potret Parade Seni Budaya Surabaya 2020 virtual, tetap meriah. (Sumber: Instagram/@surabayasparkling)

Pada kesempatan itu, Risma menuturkan, Parade Seni Budaya Surabaya ini merupakan salah satu upaya Pemkot Surabaya dalam rangka menggerakkan kembali para seniman dan budayawan. Supaya tetap bisa berkontribusi di dalam setiap langkah gerak Kota Surabaya.

"Jadi, meskipun ini di era pandemi Covid-19, tapi para seniman juga harus tetap berkreasi dan berdaya guna," kata dia.

Ia juga memastikan, setelah rangkaian acara semacam ini akan terus menerus dilaksanakan hingga Desember 2020. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk menyaksikan acara Parade Seni Budaya 2020 ini. 

"Mudah-mudahan kegiatan ini bukan hanya menggerakkan para seniman, tapi juga menggerakkan kita semuanya di era pandemi Covid-19 ini," ujarnya.

Bahkan, ia juga mengajak kepada semua pihak untuk tidak pernah menyerah dan tidak boleh putus asa. Ia juga meminta untuk tidak boleh berhenti berkreativitas dan tidak boleh berhenti berinovasi. 

"Kita harus terus bergerak, sehingga kita tidak bisa dikatakan bahwa Surabaya sekarang berhenti, kita harus terus bergerak sesulit apapun dan seberat apapun, kita pasti bisa melampaui, karena kita adalah cucu dan anak para pejuang yang telah berjuang sedemikian keras untuk mempertahankan Kemerdekaan pada tahun 1945 silam," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya