Liputan6.com, Jakarta - Forbes melaporkan daftar terbaru 50 orang terkaya Indonesia. Dari laporan itu juga disebutkan kalau lebih dari setengah dari 50 orang terkaya Indonesia alami penurunan kekayaan dari 2019.
Total kekayaan orang terkaya ini turun 1,2 persen dari 2019 menjadi USD 133 miliar.Dari 50 orang terkaya Indonesia, Budi dan Michael Hartono masih menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia. Total kekayaan mencapai USD 38,8 miliar.
Sumber kekayaan Hartono Bersaudara tidak hanya berasal dari Djarum, tetapi juga dari investasi di PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Advertisement
Baca Juga
Posisi kedua ada Keluarga Widjaja. Keluarga itu mewarisi bisnis Eka Tjipta yang tutup usia pada Januari 2019. Total kekayaan keluarga Widjaja sekitar USD 11,9 miliar. Kekayaan itu berasal dari perusahaan di sektor usaha bidang kertas, real estate, jasa keuangan, agribisnis dan telekomunikasi. Posisi ketiga ada Prajogo Pangestu dengan kekayaan USD 6 miliar.
Mengutip Forbes, Jumat (11/12/2020), penentuan daftar orang terkaya di Indonesia memakai metode kepemilikan saham dan informasi keuangan yang diperoleh dari keluarga dan individu, bursa saham, laporan tahunan dan analis.
Daftar orang terkaya itu mencantumkan kekayaan individu dan keluarga, termasuk yang dibagikan di antara kerabat. Perusahaan swasta dinilai berdasarkan perusahaan serupa yang diperdagangkan secara publik.
Kekayaan publik dihitung berdasarkan harga saham dan nilai tukar pada 16 November 2020, dan penyesuaian mungkin dilakukan untuk beberapa saham yang diperdagangkan tipis dan memiliki nilai publik yang rendah.
Selain itu, Forbes juga merilis tiga wajah baru yang masuk daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Salah satunya Wijono dan Hermanto Tanoko, pemilik perusahaan cat Avia Avian yang mencatat kekayaan USD 700 juta atau Rp 9,86 triliun per 9 Desember 2020. Wijono dan Hermanto Tanoko bersaudara berada di posisi 39 dari daftar 50 orang terkaya di Indonesia.
Wijono dan Hermanto Tanoko adalah anak Soetikno Tanoko, pendiri perusahaan cat terbesar kedua di Indonesia. Produsen cat Avian dan No Drops ini didirikan oleh Soetikno Tanoko pada 1 November 1978.
Dilansir dari laman perseroan, sejak 1978, perusahaan yang didirikan Soetikno terus berkembang hingga merambah cat otomotif, produsen kemasan plastik dan pipa. Pada 2018, Kantor Pusat Gedung Avian Brands pun diresmikan di Surabaya, Jawa Timur.
Mulanya perusahaan ini dari toko cat. Mengutip instagram @htanoko, sang ayah Soetikno Tanoko membuka toko cat pada 1962 di Malang dengan menyewa lahan seluas 1,5 meterx13 meter.
"Dengan sangat kreatif Papa belajar mencampur cat duco, sampai menjadi ahli sekali, ditambah semangat, kejujuran, keuletan, kerja smart dan kerja keras toko cat tsb berkembang sangat pesat sampai achirnya pada 1 November 1978 papa mengembangkan pabrik cat skala home industri dibantu 18 karyawan dengan pertumbuhan omzet selalu double digit secara konsisten setiap tahunnya. Setelah 42 tahun kami bersyukur dan bangga dapat meraih mimpi Papa, Avian telah menjadi pabrik cat nasional terbesar di Indonesia dengan pertumbuhan dan keuangan yang sangat sehat," tulis Hermanto.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bantu Sang Ayah
Lewat unggahan youtube SuccessBefore30, Hermanto membagikan pengalaman hidupnya. Ia lahir pada September 1962 di Kota Malang, Jawa Timur. Hermanto merupakan anak kelima dari lima bersaudara.
"Kalau saya ini dilahirkan di September 1962 di Kota Malang. Mama saya anaknya lima, saya yang paling kecil nomor lima, dan semuanya dilahirkan oleh bidan. Karena memang ekonomi kami ini memang waktu itu susah sekali, karena papa kena PP10 tahun 60, jadi harus tinggal di emper-emper, gunung kawi, vihara, sampai akhirnya bisa menyewa rumah yang semestinya bukan rumah tapi bekas kandang ayam dengan ukuran 1,5x9 m, saya begitu lahir sudah tinggal di kandang ayam," kata Hermanto, seperti mengutip dari Merdeka, Jumat, (11/12/2020).
Sang ayah meminta Hermanto untuk membantu di pabrik cat Avian pada akhir 1982.
“Saya di akhir tahun 1982, diminta membantu, itu awal ketemu papa saya Tanya, Avian ini visi ke depannya apa. Cita-cita papa ini apa. Papa saya nangkep, papa ingin Avian jadi nomor satu di Indonesia. Padahal pabriknya ini masih pabrik yang belum besar, pagar aja enggak ada. Drum-drum itu ditaruh di sawah,” kata dia.
"Jadi saya semangat sekali. Saya ngomong, pa kalau gitu kita harus memperkuat, kualitas yang bagus kita pertahankan terus. Nah itu Avian itu tumbuh terus, double digit setiap tahunnya. Jadi Avian ini sekarang sudah 40 tahun. 40 tahun itu ibarat kalau setiap 10 tahun itu naiknya puluhan kali, dawarsa kedua puluh naiknya ratusan, dasawarsa ketiga puluh naiknya ribuan, dasawarsa keempat puluh ini sudah puluhan ribu kali," tutur dia.
"Sehingga merk cat nasional yang dari home industri bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan global dan kami menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia. Di dunia, pada ulang tahun yang ke-40 ini, kami bersyukur menjadi nomor 40," tutur dia.
Advertisement
Bikin Perusahaan Holding
Selain membangun bisnis cat, Hermanto mendirikan Tancorp pada 1983. Tancorp merupakan perusahaan holding yang berkembang pesat.
Tancorp bertransformasi menjadi perusahaan holding nasional terbesar di Indonesia yang memiliki delapan perusahaan subholding yang bergerak di berbagai bidang antara lain industry, distribusi, property, perhotelan, makanan dan minuman, kesehatan dan kecantikan, bisnis jaringan, kafe dan restoran. Demikian melansir dari laman Tancorp.
Seiring waktu, Hermanto mengembangkan subholding yang bergerak di berbagai industri mulai dari properti, consumer goods, distribusi, hospitality, ritel, healty and beauty, makanan dan minuman hingga bisnis jaringan. Jadi jaringan tersebut memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dari hulu ke hilir.
Hermanto pun akhirnya mendirikan perusahaan induk yang mendukung merek-merek yang dikelola oleh delapan subholding pada 28 November 2015 yaitu Tancorp Abadi Nusantara.
Salah satu subholding perusahaan Hermanto yaitu Tanobel Food yang membawahi sejumlah produk consumer goods tercatat di bursa saham.
Perusahaan itu bernama PT Sariguna Primatirta Tbk yang merupakan produsen air minum kemasan Cleo. PT Sariguna Primatirta Tbk mencatatkan saham perdana pada 5 Mei 2017. Hermanto menduduki posisi Komisaris Utama PT Sariguna Primatirta Tbk.