Sir James Dyson, Penemu Mesin Penyedot Debu Akhirnya Masuk Jajaran Orang Terkaya Dunia

Sir James Dyson berada di posisi puncak dari daftar orang terkaya versi Sunday Times untuk pertama kali.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Des 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 09 Des 2020, 21:00 WIB
Ilustrasi Miliarder. Unsplash/Mathieu Stern
Ilustrasi Miliarder. Unsplash/Mathieu Stern

Liputan6.com, Jakarta - Sir James Dyson berada di posisi puncak dari daftar orang terkaya versi Sunday Times untuk pertama kali. Kekayaannya melonjak sebesar EUR 3,6 miliar saat tahun lalu hingga menjadi EUR 16,2 miliar.

Tak disangka, kekayaannya tersebut dia dapatkan dari hasil penemuannya yang berupa mesin penyedot debu tanpa kantung yang ia jual sejak tahun 1993.

Dyson telah berhasil menggeser posisi pengusaha asal India, Gopichand dan Srichand Hinduja yang telah memimpin daftar tahunan sebagai orang terkaya versi Sunday Times, seperti melansir laman The Guardian, Rabu (9/12/2020).

Di sisi lain, Dyson ternyata pernah kehilangan kekayaannya lebih dari EUR 54 miliar dalam dua bulan terakhir karena dampak pandemi Covid-19.

Selain itu, gabungan kekayaan dari 1.000 orang terkaya di Inggris pun ikut mengalami keterpurukan untuk pertama kalinya sejak adanya krisis keuangan tahun 2008. Beberapa lagi ada yang mengalami kerugian hingga EUR 6 miliar sejak tahun lalu.

Menurut penelitian yang dilakukan tim Sunday Times juga menunjukkan, setidaknya ada 63 orang yang ada dalam daftar – termasuk 20 miliarder – telah mencutikan karyawan mereka di bawah skema wajib pajak yang didukung oleh pemerintah.

Salah satunya Hinduja bersaudara, yang telah memberhentikan sekitar 360 karyawannya dari Optare, perusahaan manufaktur bus yang berbasis di North Yorkshire, Inggris.

Selain itu, Sir Jim Ratcliffe yang berada di posisi teratas tahun 2018, salah satu pemilik hotel The Pig, pun ikut memberhentikan sebagian besar karyawannya.

Itu semua terjadi karena dampak Covid-19 di Inggris yang akhirnya menyebabkan resesi yang dalam bagi keuangan orang-orang terkaya di sana.

Terlepas dari krisis ekonomi akibat pandemi, ternyata malah membuat Dyson berada di urutan pertama sebagai orang terkaya.

Di sisi lain, kerja keras dan usahanya untuk membuat kendaraan SUV dengan jangkauan 600 mil digagalkan karena proyek tersebut tidak layak secara finansial. Kegagalannya tersebut ternyata sudah menelan biaya hingga EUR 500 juta.

Saksikan Video Ini

Harta

Ilustrasi Miliarder. Don Unsplash
Ilustrasi Miliarder. Don Unsplash

Pengusaha asal Inggris tersebut baru-baru ini juga telah membayar EUR 70 juta untuk dua properti di Singapura, yang akhirnya menimbulkan perdebatan karena pemindahan kantor pusat perusahaannya tersebut. Di sana dia memiliki sekitar 36.500 hektare tanah.

Salah satu juru bicaranya mengatakan, Dyson – yang mempekerjakan 15.000 karyawan di seluruh dunia – belum mencutikan 5.000 karyawannya di Inggris.

Data tahun ini menunjukkan kekayaan gabungan sebesar EUR 743 miliar, sekitar EUR 29 miliar mengalami pengurangan dari 1.000 total yang masuk tahun lalu.

Akhirnya membuat jumlah miliarder turun ke posisi keempat menjadi 147 meskipun London tetap menjadi ibukota miliarder dunia. Alasan tersebut karena setidaknya ada 89 orang yang lahir, tinggal dan memiliki sebagian besar asetnya di kota tersebut.

Tidak hanya Dyson yang terkena dampak pandemi, beberapa pengusaha lainnya pun ada yang terkena dampak. Sektor yang kena dampak terparah salah satunya adalah industri berat, penerbangan, dan pengecer. Salah satu yang pengusahanya adalah Lakshmi Mittal, Hinduji bersaudara, dan Sir Jim Ratcliffe. Mereka mengalami penurunan antara EUR 3,9 miliar dan EUR 6 miliar.

Daftar penghimpun Robert Watts mengatakan, “Sejak krisis keuangan tahun 2008-2009, orang terkaya di Inggris menjadi semakin kaya. Lalu, adanya Covid-19 akhirnya menghentikan periode emas mereka. Daftar kekayaan di Inggris tahun ini telah memberikan gambaran Inggris yang sedang berada di ambang bencana. Dua bulan setelah lockdown miliaran pound telah hilang.”

 

Reporter: Aprilia Wahyu M

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya