25 Desa di Kabupaten Gresik Terendam Banjir

Wilayah dengan ketinggian air tertinggi karena banjir di Gresik terjadi Kecamatan Balongpanggang dan Benjeng.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 14 Des 2020, 19:11 WIB
Diterbitkan 14 Des 2020, 18:28 WIB
[Fimela] Banjir
Ilustrasi Banjir | unsplash.com/@jonfordphotos

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jatim, Satriyo Nur Seno mengungkapkan, sebanyak 25 desa di tiga kecamatan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, terendam banjir. Dari data yang didapat, hingga pukul 12.00 WIB, ketinggian air mencapai 20 hingga 100 centimeter (cm).

"Jumlahnya ada sekitar 25 desa yang terendam banjir. Desa-desa itu tersebar di tiga kecamatan di Gresik, yakni Kecamatan Balongpanggang, Benjeng, dan Cerme," ujar dia, Senin (14 /12/2020). 

Dia menuturkan, dari 25 desa tersebut rinciannya adalah sembilan desa di Kecamatan Balongpanggang terendam banjir dengan ketinggian air mencapai 20 hingga 40 cm. Wilayah yang terendam banjir antara lain Desa Sekarputih, Wotansari, Tenggor, Tanahlandean, Mojogede, Banjar Agung, Pucung, Karangsemanding, dan Desa Balongpanggang.

"Kemudian 11 desa di Kecamatan Benjeng, yakni Desa Balongmojo, Sedapurklagen, Deliksumber, Kedungrukem, Munggugianti, kalipadang, Bulurejo, Sirnoboyo, Klampok, Karangan Kidul, dan Kedungsekar. Lalu lima desa di Kecamatan Cerme, yakni Desa Dadapkuning, Lengkong, Sukoanyar, Ngembung, dan Dungus," ujar dia.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Wilayah dengan Ketinggian Air Tertinggi

Ilustrasi
Ilustrasi banjir. (dok. pixabay/@hermann)

Wilayah dengan ketinggian air tertinggi, menurut Satriyo, terjadi di Kecamatan Balongpanggang dan Benjeng, rata-rata sekitar 20 cm hingga 200 cm. Banjir paling parah terjadi di Desa Banjaragung dan Desa Karangsemanding di Kecamatan Balongpanggang, total ada sekitar 500 rumah warga terendam dengan ketinggian air sekitar 80 cm.

"Penyebab banjir karena intensitas hujan tinggi sejak Sabtu hingga Minggu malam. Akibatnya Kali Lamong meluber ke jalan dan merusak beberapa fasilitas umum, pertanian, dan merendam rumah warga," kata Satriyo.

Saat ini, Satriyo menambakan, BPBD Jatim telah koordinasi dengan BPBD Gresik, Muspika dan Aparat Desa setempat, untuk terus monitoring banjir. Kemudian, BPBD juga siapsiaga dengan menyiagakan personel untuk evakuasi penduduk setempat. 

"Kami juga telah mendirikan posko dan dapur umum, yang ditempatkan di tiga titik, yaitu Balaidesa Bulurejo, Kedungrukem dan Munggugianti," ujar dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya