4 Hal Terkait Warga di Gresik Terpaksa Bawa Jenazah Melalui Sungai

Berikut sejumlah hal mengenai warga di Gresik, Jawa Timur terpaksa seberangkan jenazah melalui sungai ke anak Kali Lamong Mas

oleh Dian Kurniawan diperbarui 05 Des 2020, 14:16 WIB
Diterbitkan 05 Des 2020, 14:15 WIB
Pemkab Gresik menyesal atas kejadian warga terpaksa seberangkan keranda jenazah melalui sungai karena tidak ada jembatan. (Foto: Dok Istimewa)
Pemkab Gresik menyesal atas kejadian warga terpaksa seberangkan keranda jenazah melalui sungai karena tidak ada jembatan. (Foto: Dok Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Media sosial diramaikan video yang menunjukkan warga mengantarkan jenazah melalui sungai karena tidak ada jembatan. Hal itu terjadi di Dusun Gorenkanlor, Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Jenazah yang ada di dalam video yang ramai di media sosial adalah Nenek Kasti yang juga warga Kedamean, Gresik, Jawa Timur. Ia tutup usia karena sakit pada Rabu, 2 Desember 2020.

Kejadian tersebut disesalkan oleh Pemerintah Kabupaten Gresik. Apalagi kejadian jenazah yang diseberangkan melalui sungai pernah terjadi pada 2019. Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Gresik Reza Pahlevi menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya Nenek Kasti Warga Dusun Gorekanlor, Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean Gresik, Jawa Timur.

Reza menyesal atas kejadian pada prosesi pemakaman mendiang isteri Ponaji, yang kerandanya diseberangkan menggunakan ban bekas di anak Kali Lamong saat menuju pemakaman.

"Sebetulnya kejadian ini pernah terjadi sekitar awal tahun 2019. Saat itu Pemkab Gresik memfasilitasi semacam kesepakatan antara warga dusun Gorekanlor dan Gorekankidul. Apabila ada warga Gorekanlor yang meninggal dunia bisa dimakamkan di Gorekankidul bila air anak kali Lamong sedang tinggi," kata Reza, Jumat, 4 Desember 2020.

Berikut sejumlah hal mengenai warga di Gresik, Jawa Timur terpaksa seberangkan jenazah melalui sungai ke anak Kali Lamong Mas, dirangkum Sabtu, (5/12/2020):

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Tak Ada Jembatan

Ilustrasi air, sungai
Ilustrasi air, sungai. (Sumber: Unsplash)

Keponakan mendiang Nenek Kasti, Suwoni membenarkan, untuk pemakaman Nenek Kasti terpaksa harus dihanyutkan di anak Kali Lamong dengan ban bekas untuk menyeberangi.

"Ya terpaksa harus dihanyutkan untuk nyeberang ke anak Kali Lamong Mas karena tak ada jembatan. Kondisi ini sudah terjadi puluhan tahun. Tidak ada jembatan,” ujar dia, seperti dikutip dari Times Indonesia, Jumat, 4 Desember 2020.

Suwono mengatakan, Nenek Kasti tutup usia pada Rabu, 2 Desember 2020 sekitar pukul 20.30 WIB. Lantaran sudah malam dan pemakaman harus menyeberangi anak Kali Lamong, pemakaman diputuskan pada Kamis, 3 Desember 2020.

"Sehingga, Kamis, 3 Desember 2020, sekitar pukul 09.30 WIB jenazah almarhumah Nenek Kasti baru dimakamkan," tutur dia.

Warga Gorekanlor sudah berkali-kali mengadukan persoalan ini kepada pemerintah agar dibuatkan jembatan. Namun, sampai saat ini belum ada tindakan. Suwono menuturkan, pemerintah menjanjikan akan membelikan tanah untuk makam jika tak memungkinkan membuat jembatan. "Dengan dana ratusan juta enggak terwujud sampai sekarang," ujar Suwono.

Suwono mengatakan, di Dusun Gorekan Lor ada dua makam. Satu makam dekat dengan dusun dan satu makam lagi berada di seberang sungai.

Kalau musim hujan tiba seperti sekarang kemudian anak Kali Lamong meluap, makam di sebelah dusun tak bisa dimanfatkan untuk pemakaman, sebab kalau digali airnya terus keluar dari tanah.

"Makanya, kalau warga Gorekan Lor meninggal pada musim hujan dan anak Kali Lamong meluap ya pemakaman harus nyeberang anak Kali Lamong dengan cara dihanyutkan dengan ban bekas. Kondisi ini sudah terjadi bertahun-tahun," ujar dia.

Warga Pernah Usul Bangun Jembatan ke Pemerintah

Ilustrasi air, sungai
Ilustrasi air, sungai. (Sumber: Pixabay)

Kepala Desa Cermenlerek, Kecamatan Kemadean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Moch Suhadi membenarkan terkait video warga Kedamean Gresik yang mengantarkan jenazah dihanyutkan ke sungai viral di media sosial. 

Suhadi juga menyebutkan, jika warganya terpaksa menyeberangi sungai dengan menghanyutkan jenazah karena tidak ada jembatan. Ia mengaku sudah mengeluh keadaan ini kepada pemerintah kabupaten, tetapi tidak ada tindak lanjut. 

"Sebenarnya setiap dusun itu punya makam sendiri-sendiri. Biasanya kalau tidak di musim penghujan begini, warga Dusun Gorekan Lor dimakamkan di Dusun Gorekan Kidul. Namun kondisi hujan, kuburan di desa tersebut tidak memungkinkan, tanahnya digenangi air," ujar dia. 

Makam yang tersisa dan diperuntukkan oleh warga Dusun Gorekan Lor seperti Nenek Kasti, berada di seberang sungai sehingga proses pemakaman dengan menyeberangi sungai terpaksa dilakukan. 

Kasus Jenazah yang Dihanyutkan Sempat Muncul saat Musyawarah Desa

Ilustrasi air, sungai
Ilustrasi air, sungai. (Sumber: Unsplash)

Kasus jenazah yang terpaksa dihanyutkan ke sungai sempat muncul saat musyawarah desa. Bahkan Kepala Desa Cermenlerek, Kecamatan Kemadean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Moch Suhadi sudah mengusulkan saat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang). Solusi pemerintah akan membeli tanah yang di dekat permukiman. 

“Pembuatan jembatan sempat diusulkan, tapi dirasa pembangunan itu terlalu mahal sehingga solusinya adalah membeli tanah. Apalagi ruang tanah makam yang ada di seberang sungai sudah hampir habis,” ujar dia.  

Pemkab Gresik Bakal Beli Lahan Makam

Pemkab Gresik menyesal atas kejadian warga terpaksa seberangkan keranda jenazah melalui sungai karena tidak ada jembatan. (Foto: Dok Istimewa)
Pemkab Gresik menyesal atas kejadian warga terpaksa seberangkan keranda jenazah melalui sungai karena tidak ada jembatan. (Foto: Dok Istimewa)

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Pemkab Gresik Gunawan Setijadi menuturkan, sejak kejadian 'penghanyutan' pemakaman jenazah awal 2019, Pemerintah Kabupaten Gresik telah memberikan solusi dengan membeli lahan baru seluas 3.000 meter persegi untuk pembangunan makam khusus warga dusun Gorekanlor.

Hal ini merupakan salah satu opsi terbaik, daripada membangun jembatan. "Kalau membangun jembatan sangat tidak optimal, baik dari segi biaya maupun peruntukannya. Jembatan tersebut hanya sebagai akses jalan untuk jalur pemakaman saja. Jadi sangat tidak efektif dibanding biaya pembangunannya,” tutur Gunawan.   

Pembelian tanah makam tersebut sudah dianggarkan dan akan direalisasikan pada tahun anggaran 2020. Namun demikian, karena ada pandemi COVID-19, pembelian tanah makam tersebut tertunda.

"Kami akan berkoordinasi dengan beberapa OPD untuk segera merealisasikan pembelian tanah makam tersebut. Tampaknya tanah tersebut sudah disiapkan,” ujar Gunawan.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya