Liputan6.com, Surabaya - Harga cabai rawit di Kabupaten Situbondo, terus melonjak. Bahkan sejak beberapa hari terakhir harga cabai melambung Rp120.000 per kilogram.
Salah seorang pengepul cabai rawit asal Situbondo, Haryadi, mengatakan sejak Januari lalu harga cabai terus melonjak naik, dari semula Rp 40.000, Rp 45.000 hingga saat ini tembus Rp120 ribu per kilogram.
Baca Juga
"Melonjaknya harga cabai sejak Januari hingga Maret 2021 karena stok cabai terus menurun, sehingga harga di pasaran tak bisa dikendalikan. Kalau stok cabai sedikit, harganya pasti naik. Ini sudah jadi hukum pasar dan sulit dikendalikan," kata Haryadi di Situbondo, Minggu (21/3/2021) seperti dikutip dari Antara.
Advertisement
Ia menjelaskan, sejak Januari harga cabai di Situbondo mulai naik seiring terus berkurangnya panen cabai di Kota Santri itu.
"Saya dan beberapa teman pengepul lainnya sejak Februari tidak bisa mengirim cabai ke luar kota, seperti Jakarta dan Bali, karena tanaman cabai petani banyak yang mati terserang penyakit," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang petani cabai di Situbondo, Daryana, mengakui bahwa panen cabai di kebunnya saat ini hanya mampu tujuh kali, dari biasanya bisa memanen hingga 20 kali. Penurunan panen ini akibat tanaman cabai mati diserang hama penyakit.
"Biasanya saya bisa memanen sampai 20 hingga 25 kali, namun sekarang hanya tujuh kali, karena tanamannya mati diserang penyakit cacar," ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Usia Pendek
Menurut dia, tidak hanya tanaman cabai miliknya yang terserang penyakit dan mati, namun milik petani lainnya juga mengalami hal serupa. Biasanya, usia tanaman cabai bisa bertahan hingga tujuh bulan, tapi kali ini hanya sekitar empat bulan.
"Selain itu, hujan juga terus turun dan hampir tiap hari sehingga banyak tanaman cabai petani yang mati," katanya.
Petani cabai rawit ini mengaku sempat merasakan harga cabai Rp65.000 per kilogram pada akhir Januari lalu, namun itu tidak berlangsung lama, karena tanaman cabainya mati sebelum waktunya.
Advertisement