Â
Liputan6.com, Situbondo - Banjir akibat luapan sungai menyebabkan puluhan rumah warga di Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, terendam air dengan ketinggian mencapai lebih dari 1 meter.
Advertisement
Baca Juga
Banjir dari luapan Sungai Lubawang itu menerjang permukiman warga karena tidak mampu menampung debit air setelah hujan deras mengguyur wilayah barat Situbondo sejak Rabu (6/2/2025), pukul 17.30 WIB.
Advertisement
"Banjir ini berasal dari luapan Sungai Lubawang dan jaraknya sekitar 500 meter dari pemukiman," kata salah seorang terdampak banjir di Dusun Karangmalang, Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur, Ali Said saat dihubungi di Situbondo, Rabu malam.Â
Ali juga mengatakan, ketinggian air saat ini sudah hampir mencapai 1 meter dan luapan air sungai sangat deras masuk ke pemukiman warga, dan bahkan ada sebagian warga yang sudah mulai mengungsi karena khawatir air terus bertambah tinggi.
"Warga terdampak banjir luapan air sungai ini sudah banyak yang mengungsi di Masjid Nurut Taufiq yang berada di timur jembatan," kata Ali Said.
Ia menambahkan, selain dari Sungai Lubawang, banjir juga berasal dari luapan sungai di selatan jalur pantura yang melintas ke utara jalur pantura dan menambah debit air yang masuk ke rumah warga.
Banjir luapan air sungai itu meluap ke jalan raya pantura di Dusun Karangmalang, Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur, itu hingga mengganggu arus lalu lintas dan diberlakukan sistem buka tutup karena di sisi utara jalur pantura tergenang air.
Sebelumnya SMKN 1 Kendit, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, juga terdampak banjir, yang menyebabkan proses belajar mengajar dipindahkan ke daring. Kepala SMK Negeri 1 Kendit, Susiana mengatakan, banjir menggenangi sekolah kejuruan itu sejak Senin (3/2) malam setelah sebelumnya di wilayah itu diguyur hujan deras.
"Air ini berasal dari luapan air sungai dan dari sawah yang mengelilingi sekolah kami," katanya.
Air banjir masuk ke ruang TU, ruang guru, ruang kepala sekolah dan ruang lainnya yang berada di gedung sisi barat sekolah.
Susiana menyebutkan, semua barang elektronik seperti laptop, komputer, televisi dan lainnya diletakkan di atas meja di dalam ruangan yang lebih tinggi dibandingkan ruang kelas belakang.
"Semoga saja air tidak bertambah lagi, kalau air terus naik, ya mau bagaimana lagi, banyak peralatan elektronik di sekolah yang akan terendam," tuturnya.
Â
Â
Pelajaran Penting
Banjir yang melanda Situbondo tidak hanya mengakibatkan kerugian materi, tetapi juga mengungkap sejumlah kelemahan dalam sistem penanggulangan bencana yang perlu segera diperbaiki. Apa saja yang perlu diperbaiki agar peristiwa banjir tidak memakan korban dan kerugian materi yang banyak?
Sistem Peringatan Dini yang Baik
Kejadian ini menunjukkan urgensi sistem peringatan dini yang lebih efektif dan responsif. Sistem tersebut harus mampu mendeteksi potensi banjir secara akurat dan memberikan peringatan kepada masyarakat jauh sebelum bencana terjadi. Peringatan harus menjangkau semua kalangan, termasuk kelompok rentan seperti lansia dan penyandang disabilitas, memastikan tidak ada yang tertinggal.
Selain akurasi, kecepatan penyampaian informasi juga krusial. Masyarakat membutuhkan waktu yang cukup untuk melakukan evakuasi dan mengambil langkah pencegahan. Pemanfaatan teknologi informasi, seperti aplikasi mobile dan media sosial, dapat dioptimalkan untuk menjamin jangkauan yang luas dan cepat.
Penguatan Infrastruktur yang Komprehensif
Infrastruktur yang memadai merupakan kunci dalam mengurangi dampak banjir. Perbaikan dan peningkatan kapasitas saluran drainase, pembangunan tanggul dan bendungan yang kokoh, serta pengelolaan tata ruang yang memperhatikan daerah rawan banjir harus menjadi prioritas. Sekolah dan fasilitas umum di daerah rawan banjir perlu didesain dan dibangun dengan mempertimbangkan risiko banjir.
Investasi dalam infrastruktur ini bukan hanya sekadar pengeluaran, melainkan investasi untuk masa depan yang lebih aman. Perencanaan yang matang dan terintegrasi, dengan mempertimbangkan perubahan iklim dan potensi bencana di masa mendatang, sangatlah penting.
Meningkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat
Masyarakat harus dibekali pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi bencana banjir. Pelatihan evakuasi, pertolongan pertama, dan cara melindungi diri dan harta benda sangat penting. Simulasi bencana secara berkala juga perlu dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.
Pentingnya edukasi dan pelatihan tidak bisa dianggap remeh. Masyarakat yang terinformasi dan terlatih akan lebih mampu menghadapi bencana dan mengurangi dampak negatifnya. Program-program edukasi yang kreatif dan mudah dipahami perlu dikembangkan dan disebarluaskan secara merata.
Koordinasi dan Kolaborasi Antar Lembaga
Penanganan bencana membutuhkan koordinasi dan kolaborasi yang efektif antar lembaga pemerintah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta. BPBD, kepolisian, TNI, dan relawan harus bekerja sama secara terintegrasi dalam upaya pencegahan, tanggap darurat, dan pemulihan pascabencana.
Kerja sama yang solid dan terkoordinasi akan memastikan respon yang cepat dan efektif saat bencana terjadi. Standar operasional prosedur (SOP) yang jelas dan dipahami bersama perlu disusun dan diterapkan untuk memastikan efisiensi dan efektivitas dalam penanganan bencana.
Alokasi Anggaran yang Tepat Sasaran
Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang cukup untuk penanganan bencana, baik untuk upaya pencegahan maupun tanggap darurat. Anggaran ini harus digunakan secara efektif dan transparan untuk memastikan kesiapsiagaan yang optimal.
Transparansi dalam penggunaan anggaran sangat penting untuk membangun kepercayaan publik. Mekanisme pengawasan yang ketat perlu diterapkan untuk memastikan anggaran digunakan sesuai dengan peruntukannya dan memberikan dampak yang maksimal.
Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan
Penebangan liar dan konversi hutan dapat meningkatkan risiko banjir. Pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, termasuk reboisasi dan pelestarian hutan, sangat penting untuk mengurangi risiko bencana alam.
Upaya pelestarian lingkungan tidak hanya penting untuk mencegah banjir, tetapi juga untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan lingkungan hidup. Partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan sangatlah penting.
Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan
Setelah setiap kejadian bencana, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelemahan dalam sistem kesiapsiagaan. Hasil evaluasi ini harus digunakan untuk memperbaiki sistem dan meningkatkan kesiapsiagaan di masa mendatang.
Siklus evaluasi dan perbaikan yang berkelanjutan sangat penting untuk memastikan sistem kesiapsiagaan bencana terus berkembang dan mampu menghadapi tantangan di masa depan. Evaluasi harus dilakukan secara objektif dan transparan, dengan melibatkan berbagai pihak terkait.
Selain semua itu, ada satu hal lagi yang perlu diperhatikan agar peristiwa banjir tidak terulang, yaitu jangan merusak lingkungan dengan mengalihfungsi lahan.Â
Â
Disclaimer: sebagian tulisan di halaman ini dibuat menggunakan Artificial Intelligence (AI).
Advertisement