Menengok Kampung Jambu di Banyuwangi

Banyuwangi mempunyai kampung Jambu di Dusun Sumberagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 24 Jun 2021, 05:16 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2021, 05:16 WIB
Kampung jambu di Dusun Sumberagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Kampung jambu di Dusun Sumberagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banyuwangi - Banyuwangi mempunyai kampung Jambu di Dusun Sumberagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari. Berdasarkan data, kampung jambu memiliki luas 41 hektare tanaman jambu biji maupun jambu air. Ada jambu kristal, jambu madu deli, dan jambu citra.

Salah seorang petani, Slamet mengaku cocok dengan menanam jambu. Proses panennya cukup cepat dari masa tanam. Sekitar usia 2,5 - 3 tahun, buah jambu sudah siap untuk dipetik.

"Setahun bisa berbuah hingga dua kali musim. Setiap musimnya bisa sampai empat bulan," ujarnya, Rabu (23/6/2021).

Selain itu, harganya juga cukup stabil di pasaran. Untuk Jambu Kristal berkisar diharga Rp 8 ribu - 10 ribu per kilo, sedangkan Jambu Madu Deli pada harga Rp 11 ribu - Rp 16 ribu. Adapun jambu citra bisa sampai Rp 18 ribu - Rp 21 ribu.

"Jika sudah musim, setiap pekan bisa panen," ungkapnya.

Provitas buah jambu ini terhitung cukup tinggi. Untuk jambu biji bisa mencapai 155 kuintal/ hektare, sementara jambu air bisa mencapai 8 kuintal/hektare.

"Dalam hitungan kasar kami, produksi jambu air di sini bisa mencapai 20 ton setiap musimnya. Sedangkan jambu biji bisa mencapai 512 ton," ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, Arief Setyawan.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang mengunjungi kampung jambu saat pelaksanaan Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) pada beberapa hari yang lalu, mengapresiasi langkah para petani tersebut. Semakin beragam jenis komoditas hortikultura yang dikembangkan, maka semakin baik.

"Memang harus diatur. Jangan karena di daerah tertentu sukses tanam buah naga, lalu ikut-ikutan tanam buah naga. Akhirnya, saat masa panen tiba, terjadi penumpukan hasil panen. Harganya rusak," ujarnya.

Dorong Inovasi

Selain itu, Bupati Ipuk juga mendorong para petani untuk berinovasi mengolah hasil panen. Salah satunya dengan menjadikannya buah beku (frozen).

"Ini sekarang sedang diminati sama pasar. Harganya juga relatif lebih mahal," jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Ipuk juga bakal memenuhi permintaan para petani untuk membuat sumur bor. Karena selama ini, di kampung tersebut cukup sulit akses airnya. "Pada APBD 2022 kita realisasikan," pungkasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya