AJI Desak Jaksa Banding Vonis Kasus Jurnalis Nurhadi

Menurutnya, putusan hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya itu jauh lebih ringan dari tuntutan yakni 1,5 tahun penjara.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 13 Jan 2022, 07:03 WIB
Diterbitkan 13 Jan 2022, 07:03 WIB
Sidang kasus penganiayaan jurnalis Tempo Nurhadi di PN Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Sidang kasus penganiayaan jurnalis Tempo Nurhadi di PN Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Umum Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Sasmito Madrim meminta jaksa penuntut umum (JPU) banding terhadap vonis hakim yang menjatuhkan hukuman 10 bulan penjara kepada penganiaya jurnalis Nurhadi, Bripka Purwanto dan Brigadir Muhammad Firman Subkhi.

Menurutnya, putusan hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya itu jauh lebih ringan dari tuntutan yakni 1,5 tahun penjara.

"Kami dari AJI menghormati putusanya, tapi ini jauh dari tuntutan yang disampaikan jaksa apalagi dakwaan yang pertama," kata Sasmito di PN Surabaya, Rabu (12/1/2022).

Mejelis Hakim Muhammad Basir, menilai kedua terdakwa terbukti bersalah melanggar tindak pidana pers sebagaimana Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP. Keduanya dihukum 10 bulan penjara dan membayar biaya restitusi kepada korban dan saksi.

"Karena ini putusanya dibawah 2/3, kami berharap jaksa akan banding," ujar Sasmito.

 

Trauma

AJI Desak Jaksa Tuntut Maksimal Pelaku Penganiaya Jurnalis Tempo
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menggelar aksi demo di depan Kejaksaan Agung, Jakarta, Rabu (1/12/2021). Mereka mendesak Jaksa menuntut maksimal Terdakwa pelaku penganiayaan Jurnalis Tempo Nurhadi di Surabaya yang terjadi pada 27 Maret 2021 lalu. (merdeka.com/Arie Basuki)

AJI juga menyesalkan, bahwa dalam sidang putusan hakim juga tidak memerintahkan penahanan terhadap kedua terdakwa. Hal itu jelas mengancam keselamatan Nurhadi.

"Karena Nurhadi selama ini mengalami trauma, ketika sudah dinyatakan di pengadilan bersalah, kami tidak mendengar perintah untuk penahanan kepada kedua anggota polisi yang aktif ini," ucapnya.

"Kami sangat berharap sebenarnya, eksekusi itu bisa dijalankan secara langsung, karena yang menjadi taruhanya adalah jurnalis Nurhadi," ujar Sasmito.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya