Mengenal KH Hasyim Asy’ari, Tokoh Pendiri NU dan Pahlawan Nasional

Sejak kecil KH Hasyim Asyari hidup di lingkungan pesantren. Ayahnya adalah tokoh agama yang mendirikan Ponpes Keras, Diwek, Jombang.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 16 Jan 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2022, 17:00 WIB
Hari Pahlawan - KH. Hasyim Asya'ri (Liputan6.com/pool/GerakanPramuka)
Hari Pahlawan - KH. Hasyim Asya'ri (Liputan6.com/pool/GerakanPramuka)

Liputan6.com, Jombang Provinsi Jawa Timur memang kental dengan organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Hal itu tidak lepas dari awal mula berdirinya organisasi massa Islam itu.

Di balik suksesnya NU yang kini sudah tersebar di seluruh penjuru negeri, tentu saja ada sosok yang berpengaruh. Ia adalah KH Hasyim Asy’ari, tokoh pendiri NU sekaligus pahlawan nasional dari Jawa Timur.

Berbicara sosok KH Hasyim Asy'ari banyak hal yang dapat dipetik. Mulai dari perjuangannya untuk bangsa dan negara hingga perjuangannya dalam dakwah.

Belajar dari KH Hasyim Asy'ari banyak pesan moral yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Siapa saja bisa meneladani jejak langkah tokoh pendiri NU itu.

Untuk mengenal lebih dekat dengan KH Hasyim Asy'ari, yuk simak biografinya yang dikutip Liputan6.com dari berbagai sumber.

Hidup di Lingkungan Pesantren

KH Hasyim Asy'ari lahir di Jombang, 14 Februari 1871. Ia meninggal di Jombang, 21 Juli 1847 pada usia 76 tahun. Tokoh pendiri NU itu dimakamkan di komplek makam keluarga di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng.

Sejak kecil KH Hasyim Asyari hidup di lingkungan pesantren. Ayahnya adalah tokoh agama yang mendirikan Ponpes Keras, Diwek, Jombang. Dengan bermodal ilmu agama sejak kecil, KH Hasyim Asy'ari memilih untuk terus mengembangkan ilmu agama Islam.

Ia merasa haus akan ilmu pengetahuan Islam. Maka dari itu, ia belajar agama ke berbagai ponpes di Jawa Timur. Bahkan, untuk mempelajari Islam lebih dalam, pada tahun 1892 KH Hasyim Asy'ari menimba ilmu di tanah suci, Makkah.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

Mendirikan Pesantren Tebuireng

20151108-tebuireng
Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur.

Sepulangnya dari Mekah, pada tahun 1899 KH Hasyim Asy'ari mendirikan Ponpes Tebuireng. Ilmu yang telah ia pelajari selama belajar dari berbagai ponpes diamalkan dan diberikan pada murid-muridnya di Ponpes Tebuireng.

Ponpes Tebuireng berada di Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Sebelumnya kampung ini dikenal sebagai sarang perjudian, perampokan, pencurian, hingga pelacuran. Sejak kedatangan KH Hasyim Asy'ari secara bertahap pola kehidupan masyarakat di Tebuireng semakin membaik.

Ponpes Tebuireng telah melahirkan tokoh-tokoh yang berpengaruh di negeri ini. Ponpes Tebuireng menjadi ponpes terbesar dan terpenting di Jawa pada abad 20.

 

Mendirikan Nahdlatul Ulama

KH Hasyim Asy'ari adalah tokoh penting di organisasi NU. Ia memprakarsai berdirinya NU pada tahun 1926. Ia dijuluki sebagai Hadratus Syeikh (maha guru) sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama.

Organisasi yang didirikan di Surabaya Ini bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi. Dalam penerapannya, baik berpikir maupun bertindak, merujuk pada Khittah NU yang terdiri dari kitab Qanun Asasi dan kitab I'tikad Ahlussunah Wal Jamah. Kitab tersebut dirumuskan oleh KH Hasyim Asy'ari.

Di masa penjajahan, organisasi NU turut membantu berjuang demi Indonesia merdeka. NU berdiri untuk kebangkitan kesadaran bernegara dan beragama untuk menjawab kepentingan nasional dan Islam.

 

Mencetus Resolusi Jihad

20151022-Hari-Santri-Jakarta-Said-Aqil-Siradj-Ma'ruf-Amin-Muhaimin-Iskandar
Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj bersama Rais Am PBNU KH. Ma'ruf Amin, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar saat menghadiri acara kirab Resolusi Jihad NU di Jakarta, Kamis, (22/10).(Liputan6.com/Johan Tallo)

KH Hasyim Asy'ari mencetuskan resolusi jihad. Dasarnya karena Indonesia saat itu belum sepenuhnya merdeka meski telah memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Belanda kembali ingin merebut wilayah Indonesia.

Resolusi jihad hasil dari perenungan dan penghayatan nilai-nilai Islam kebangsaan. Resolusi jihad bentuk perjuangan melawan penjajah pada satu itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya