Omicron di Surabaya Mulai Serang Anak, Orangtua Diminta Waspada

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, anak-anak juga mudah terpapar saat aktivitas atau kegiatan di tempat umum atau di ruang publik.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 15 Feb 2022, 19:18 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2022, 19:18 WIB
Gubernuh Jatim Khofifah dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau pemberian vaksinasi untuk anak usia dibawah 12 tahun di Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Gubernuh Jatim Khofifah dan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meninjau pemberian vaksinasi untuk anak usia dibawah 12 tahun di Surabaya. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta orang tua atau orang dewasa memperhatikan penerapan protokol kesehatan selama berada di rumah saat mendampingi anak-anak. Sebab, anak-anak di Kota Pahlawan rawan terpapar varian Omicron. 

Eri Cahyadi menyatakan, di Kota Surabaya terdapat kasus Omicron pada anak-anak. Hal ini disebabkan oleh tingkat aktivitas dan mobilitas tinggi dari para orang tua atau orang dewasa, yang memicu munculnya kluster keluarga. 

“Rata-rata anak yang terpapar varian Omicron didominasi usia 5-17 tahun. Kasus Omicron pada anak, sebesar 17,39 persen dari total kasus Omicron yang terkonfirmasi di Kota Surabaya,” ungkap Wali Kota Eri Cahyadi, Selasa (15/2/2022).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Nanik Sukristina mengatakan, anak-anak juga mudah terpapar saat aktivitas atau kegiatan di tempat umum atau di ruang publik. 

“Kegiatan di tempat umum juga mendominasi kasus Omicron pada anak-anak,” kata Nanik.

Untuk proses penanganannya, anak-anak yang terpapar varian Omicron juga diarahkan untuk isolasi di tempat isolasi terpusat (isoter) yang telah disediakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, yakni di Hotel Asrama Haji (HAH). 

"Ketika  isolasi di HAH, orang tua dapat mendampingi anak-anak mereka di sana hingga anak tersebut dinyatakan sembuh,” kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tingkat Kesembuhan

Sedangkan terkait tingkat kesembuhan, ia menerangkan bahwa rata-rata kesembuhan pada kasus konfirmasi dengan gejala asimptomatik dan ringan, membutuhkan waktu selama 3-7 hari. Serta, tetap disarankan untuk isolasi mandiri selama 10-14 hari.

“Ini merupakan masa isolasi optimal meskipun hasil swab sudah negatif. Bahkan ada yang lebih cepat sesuai dengan daya tahan tubuh masing-masing pasien,” terang dia.

Tak hanya itu saja, Nanik mengaku bahwa tingkat kesembuhan pada anak-anak sangat tinggi. Sebab, sampai saat ini belum ditemukan kasus yang membutuhkan perawatan khusus pada anak-anak.

“Namun, terkait dengan pelaksanaan vaksinasi booster pada sasaran anak masih menunggu instruksi dari Kemenkes RI,” ujarnya. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya