Daging Sapi Terjangkit PMK di Pamekasan Dijual Rp40 Ribu Per Kilogram

Di Pasar Pagendingan dan Pasar Keppo, Kecamatan Larangan, Pamekasan, harga daging yang disembelih dari sapi yang sakit malah dijual antara Rp30 ribu hingga Rp35.000 per kilogram.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jun 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2022, 12:00 WIB
FOTO: Penjualan Daging Sapi di Pasar Senen Merosot Akibat Virus PMK
Pedagang memotong daging sapi di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa (31/5/2022). Maraknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak seperti sapi dan kambing sejak beberapa waktu lalu, serta ditambah masih tingginya harga berimbas pada merosotnya penjualan daging di Pasar Senen hingga 50 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Pamekasan - Daing dari sapi yang terjangkit wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) dijual di sejumlah pasar tradisional di Pamekasan, Jawa Timur. Harga yang ditawarkan jauh lebih murah dibanding harga sapi sehat, yaitu hanya Rp40 ribu per kilogram.

Pasar tradisional yang menjual daging sapi terjangkit PMK di Pamekasan ada di sejumlah pasar tradisional, seperti Pasar Duko, Desa Duko Timur, Kecamatan Larangan dan Pasar Pagendingan, Kecamatan Larangan.

"Daging sapi ini murah karena berasal dari sapi sakit," kata pedagang daging sapi asongan di Pasar Duko Timur, Pamekasan, Suleha, di Pamekasan, dilansir dari Antara, Selasa (14/6/2022).

Di Pasar Pagendingan dan Pasar Keppo, Kecamatan Larangan, Pamekasan, harga daging yang disembelih dari sapi yang sakit malah dijual antara Rp30 ribu hingga Rp35.000 per kilogram.

Demikian juga di pasar tradisional di Kota Pamekasan, seperti Pasar Kolpajung. Di pasar ini, daging yang disembelih dari sapi yang sakit dijual terpisah dengan harga berbeda.

"Di Kolpajung sama. Kalau dari daging sapi yang sakit harganya hanya Rp40 ribu per kilogram. Kalau sapi biasa tetap Rp105 ribu hingga Rp110 ribu per kilogram," kata warga asal Kaduara Barat Robiah kepada ANTARA, Selasa.

Namun, meski harga daging murah, sejumlah pedagang daging sapi di Pasar Kolpajung, Pamekasan, mengaku penjualan daging sapi menurun drastis.

"Jangankan daging dari sapi sakit, daging dari sapi yang sehat sekarang juga tidak laku, tidak seperti dulu. Kalau dulu, mendekati Lebaran pembelian daging meningkat," kata pedagang daging pasar Kolpajung Pamekasan Haniyah.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Peternakan (DKPPP) Pamekasan Budi Slamet Budiharsono menjelaskan sebenarnya mengkonsumsi daging sapi yang terserang wabah PMK tidak berbahaya bagi kesehatan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

Dimasak Lama

Slamet menambahkan, virus yang menyerang sapi tidak berbahaya bagi manusia. Dengan catatan, daging sapi itu dimasak dalam jangka waktu yang lama.

"Sekarang ini banyak warga yang enggan membeli daging sapi karena khawatir. Padahal virus yang menyerang sapi, tidak berbahaya bagi manusia, asalnya dimasak lama," kata Budi.

Sementara itu, wabah PMK di Pamekasan kini semakin meluas. Awalnya, penyakit ini hanya menyerang ternak sapi peliharaan warga di Kecamatan Kadur dan Larangan, namun kini sudah meluas ke semua kecamatan.

DKPPP Pamekasan telah menerjunkan tim khusus berupa dokter hewan dan penyuluh kesehatan hewan untuk mencegah penyebaran penyakit, serta meminta bantuan polisi dan TNI untuk memberikan edukasi kepada para peternak tentang cara mengatasi penyebaran penyakit.

Infografis Mengetahui 6 Jenis Diet yang Populer
Infografis Mengetahui 6 Jenis Diet yang Populer. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya