Liputan6.com, Banyuwangi Petugas menyiapkan skema evakuasi bangkai paus sperma (physeter macrocephalus) yang terdampar di pantai Bulusan Banyuwangi.
Bangkai rencananya akan dikubur di dekat area ASDP Ketapang. Namun sebelum dikubur, bangkai akan diautopsi terlebih dulu oleh Akademisi Kedokteran Hewan dari Universitas Airlangga.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, autopsi dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti paus tersebut terdampar hingga mengalami kematian.
Advertisement
"Dicek dulu kematiannya karena apa. Apa karena faktor usia, apakah karena penyakit, pencernaanya, apakah ada makanan yang mengganggu," kata Ipuk di lokasi, Selasa (2/8/2022).
Pasca diatopsi maka skenarionya, bangkai akan dikuburkan. Mendatang tulang belulang bangkai paus itu akan disatukan kembali dan diambil Unair untuk kepentingan penelitian.
"Tulang akan disatukan dan diambil oleh Unair untuk penelitian dan edukasi," ujar Ipuk.
Sebagai informasi seekor paus terdampar di perairan pantai Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, Senin (1/8/2022) sekitar pukul 13.00 WIB.
Evakuasi Gagal
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelamatkan mamalia laut rakasasa tersebut. Kurang lebih 5 jam petugas gabungan dari TNI AL dan Satpolair telah berupaya menarik paus tersebut kembali ke tengah laut, namun upaya itu tak membuahkan hasil.
Berat paus dan kondisi laut yang tengah surut menjadi kendala utama dalam proses evakuasi. Akhirnya sekitar pukul 19.30 WIB paus itu dinyatakan mati.
Advertisement